Vaksin Palsu Beredar di Bekasi, Ini Komentar Dinkes Jabar
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 13 rumah sakit di Bekasi jadi penerima vaksin palsu. Bekasi sejauh ini jadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang menggunakan vaksin tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) Alma Lucyati mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk segera mengambil langkah menyikapi vaksin palsu tersebut.
Dinkes Jabar bahkan sudah mengirimkan surat kepada masing-masing rumah sakit penerima vaksin palsu. Pihaknya meminta rumah sakit mendata siapa saja yang menjadi pasien imunisasi dengan vaksin palsu itu.
"Saya sudah berkirim surat ke rumah sakit yang disebut (menerima vaksin palsu). Kita meminta data anak-anak yang divaksinasi di sana," ujar Alma di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (15/7/2016).
Selain mengirim surat, saat ini Dinkes Jabar juga sedang mengecek kesiapan stok vaksin untuk disalurkan ke rumah sakit tersebut. Tujuannya adalah agar pasien divaksin ulang.
Menurutnya, vaksin ulang harus dilakukan. Hal itu demi menghindari pasien mudah terserang penyakit di kemudian hari. "Vaksin ini prioritas utama. Preventif lebih baik daripada kuratif agar anak-anak tidak mudah terserang penyakit," tegasnya.
Soal teknis pemberian vaksin ulang, hal itu akan disesuaikan dengan umur anak 'korban' vaksin palsu. "Jika umurnya masih masuk, kita imunisasi ulang. Tapi jika umurnya sudah lewat (dari usia imunisasi), kita akan berikan imunisasi lanjutan," jelas Alma.
Soal vaksin yang digunakan oleh pemerintah, dia menegaskan vaksin yang digunakan adalah buatan lokal. Tapi kualitasnya sudah terjamin. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin yang diberikan oleh pemerintah.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) Alma Lucyati mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk segera mengambil langkah menyikapi vaksin palsu tersebut.
Dinkes Jabar bahkan sudah mengirimkan surat kepada masing-masing rumah sakit penerima vaksin palsu. Pihaknya meminta rumah sakit mendata siapa saja yang menjadi pasien imunisasi dengan vaksin palsu itu.
"Saya sudah berkirim surat ke rumah sakit yang disebut (menerima vaksin palsu). Kita meminta data anak-anak yang divaksinasi di sana," ujar Alma di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (15/7/2016).
Selain mengirim surat, saat ini Dinkes Jabar juga sedang mengecek kesiapan stok vaksin untuk disalurkan ke rumah sakit tersebut. Tujuannya adalah agar pasien divaksin ulang.
Menurutnya, vaksin ulang harus dilakukan. Hal itu demi menghindari pasien mudah terserang penyakit di kemudian hari. "Vaksin ini prioritas utama. Preventif lebih baik daripada kuratif agar anak-anak tidak mudah terserang penyakit," tegasnya.
Soal teknis pemberian vaksin ulang, hal itu akan disesuaikan dengan umur anak 'korban' vaksin palsu. "Jika umurnya masih masuk, kita imunisasi ulang. Tapi jika umurnya sudah lewat (dari usia imunisasi), kita akan berikan imunisasi lanjutan," jelas Alma.
Soal vaksin yang digunakan oleh pemerintah, dia menegaskan vaksin yang digunakan adalah buatan lokal. Tapi kualitasnya sudah terjamin. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin yang diberikan oleh pemerintah.
(kri)