Kapal Paralon Siap Beroperasi
A
A
A
PEKALONGAN - Kapal paralon buatan PT Barokah Marine siap beroperasi dalam waktu dekat. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Barokah Marine Agus Triharsito.
Agus mengatakan, persiapan kapal paralon buatannya tersebut sudah mencapai sekitar 95 persen. Sehingga, Agus memperkirakan dalam waktu dekat kapal tersebut bisa secara resmi beroperasi.
"Dalam waktu dekat (beroperasi secara resmi). Kami harap semua berjalan lancar," katanya, Senin (11/7/2016).
Pihaknya mengaku sudah melakukan banyak riset bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir terkait kapal paralon tersebut. Selain itu, Agus juga sudah melakukan riset bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Pekan lalu kami juga sudah melakukan uji coba bersama Pak Arif Satria (Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan) dan juga Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi serta sejumlah pihak lainnya. Kami berlayar dari galangan kami sampai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wonokerto Kabupaten Pekalongan," terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, sejumlah perizinan juga sudah dikantonginya, antara lain perizinan dari syahbandar, serta dari Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI).
"Alat tangkap yang akan digunakan nanti yakni jenis gillnet, sesuai dengan yang diizinkan oleh BBPPI," jelasnya.
Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Arif Satria mengatakan, kapal paralon tersebut diharapkan membangkitkan kembali kejayaan maritim Pekalongan. Sebab, sekitar tahun 1950 maritim Pekalongan berjaya di Asia Tenggara.
"Kemunculan tokoh inspiratif seperti Pak Agus Triharsito dengan karyanya ini harus terus didorong, apalagi warga asli Pekalongan dan untuk kemajuan maritim di Pekalongan kita," katanya.
Menurutnya, kapal paralon tersebut ramah lingkungan. Sebab, kapal tersebut merupakan alternatif pengganti kapal kayu.
"Dengan adanya kapal paralon ini, bisa meminimalisir penggunaan kayu untuk pembuatan kapal, sehingga lebih ramah lingkungan. Apalagi saat ini bahan baku kayu sulit didapat," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengaku berencana membeli kapal paralon tersebut untuk mendukung poros maritim di Kabupaten Pekalongan. Namun dia berencana memesan dengan ukuran yang lebih kecil.
"Rencananya nanti beli kapal paralon yang ukurannya lebih kecil antara 5-7 GT. Kalau yang dikembangkan PT Barokah Marine berukuran 17 GT," katanya.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk memberikan contoh kepada masyarakat nelayan di Kabupaten Pekalongan. Sebab, masih banyak nelayan di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan yang menggunakan alat tangkap cantrang.
"Per Januari 2017, penggunaan alat tangkap cantrang harus diganti atau mendapatkan sanksi dari pemerintah. Pelan-pelan harus kita sosialisasikan kepada masyarakat nelayan. Alat tangkap seperti apa yang sesuai aturan dan tidak merusak terumbu karang," ujarnya.
Asip mengapresiasi terciptanya kapal paralon pertama di Indonesia tersebut. Menurutnya, hal itu bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda setempat.
"Semoga kapal paralon tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan, tidak hanya di Pekalongan, namun di seluruh Indonesia," harapnya.
Agus mengatakan, persiapan kapal paralon buatannya tersebut sudah mencapai sekitar 95 persen. Sehingga, Agus memperkirakan dalam waktu dekat kapal tersebut bisa secara resmi beroperasi.
"Dalam waktu dekat (beroperasi secara resmi). Kami harap semua berjalan lancar," katanya, Senin (11/7/2016).
Pihaknya mengaku sudah melakukan banyak riset bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir terkait kapal paralon tersebut. Selain itu, Agus juga sudah melakukan riset bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Pekan lalu kami juga sudah melakukan uji coba bersama Pak Arif Satria (Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan) dan juga Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi serta sejumlah pihak lainnya. Kami berlayar dari galangan kami sampai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wonokerto Kabupaten Pekalongan," terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, sejumlah perizinan juga sudah dikantonginya, antara lain perizinan dari syahbandar, serta dari Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI).
"Alat tangkap yang akan digunakan nanti yakni jenis gillnet, sesuai dengan yang diizinkan oleh BBPPI," jelasnya.
Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Arif Satria mengatakan, kapal paralon tersebut diharapkan membangkitkan kembali kejayaan maritim Pekalongan. Sebab, sekitar tahun 1950 maritim Pekalongan berjaya di Asia Tenggara.
"Kemunculan tokoh inspiratif seperti Pak Agus Triharsito dengan karyanya ini harus terus didorong, apalagi warga asli Pekalongan dan untuk kemajuan maritim di Pekalongan kita," katanya.
Menurutnya, kapal paralon tersebut ramah lingkungan. Sebab, kapal tersebut merupakan alternatif pengganti kapal kayu.
"Dengan adanya kapal paralon ini, bisa meminimalisir penggunaan kayu untuk pembuatan kapal, sehingga lebih ramah lingkungan. Apalagi saat ini bahan baku kayu sulit didapat," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengaku berencana membeli kapal paralon tersebut untuk mendukung poros maritim di Kabupaten Pekalongan. Namun dia berencana memesan dengan ukuran yang lebih kecil.
"Rencananya nanti beli kapal paralon yang ukurannya lebih kecil antara 5-7 GT. Kalau yang dikembangkan PT Barokah Marine berukuran 17 GT," katanya.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk memberikan contoh kepada masyarakat nelayan di Kabupaten Pekalongan. Sebab, masih banyak nelayan di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan yang menggunakan alat tangkap cantrang.
"Per Januari 2017, penggunaan alat tangkap cantrang harus diganti atau mendapatkan sanksi dari pemerintah. Pelan-pelan harus kita sosialisasikan kepada masyarakat nelayan. Alat tangkap seperti apa yang sesuai aturan dan tidak merusak terumbu karang," ujarnya.
Asip mengapresiasi terciptanya kapal paralon pertama di Indonesia tersebut. Menurutnya, hal itu bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda setempat.
"Semoga kapal paralon tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan, tidak hanya di Pekalongan, namun di seluruh Indonesia," harapnya.
(zik)