Warga Bogor Diimbau Waspadai Maraknya Peredaran Upal
Warga Bogor Diimbau Waspadai Maraknya Peredaran Upal
A
A
A
BOGOR - Pemkot dan Polres Bogor meminta agar masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu. Peredaran uang palsu pada Ramadhan dan menjelang Lebaran kian marak karena tingginya transaksi jual beli kebutuhan pokok.
Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan, trend peredaran uang palsu khususnya di wilayah Bogor saat menjelang Lebaran dipastikan mengalami peningkatan. Maka dari itu masyarakat, khususnya para pedagang harus mewaspadainya. “Kalau ditemukan, segera melapor kepada aparatur penegak hukum seperti pihak kepolisian dan perbankan nasional terdekat atau ke aparatur wilayah untuk ditindak lanjuti," kata Usmar kepada wartawan Senin, 20 Juni 2016 kemarin.
Menurut Usmar, kemiripan upal yang sulit dibedakan oleh masyarakat awam, akan sangat merugikan masyarakat. Situasi tersebut harus disikapi seluruh unsur masyarakat dengan terus berkomunikasi antara aparatur penegak hukum dan petugas berwenang di pusat dalam melakukan pencegahan dan membongkar sindikat upal sedinimungkin.
"Sekali (upal) beredar lebih dari Rp100 miliar dengan berbagai pecahan. Semua ini memang seiring sejalan dengan semakin canggihnya alat dan peralatan cetak-mencetak yang merupakan sisi negatif dari perkembangan teknologi," tuturnya.
Kapolres Bogor AKBP Suyudi AS menjelaskan, seperti tahun-tahun sebelumnya dalam mewaspadai maraknya peredaran upal pihaknya rutin melakukan pengawasan. Untuk tahun ini, tidak seperti tahun lalu sempat digegerkan terbongkarnya sindikat peredaran upal di Bekasi dan Jakarta dengan nilai yang cukup tinggi.
“Meski demikian kita tetap seluruh warga Bogor, mewaspadai beredarnya uang palsu saat menjelang Idul Fitri,” ujarnya. Suyudi mengakui, kasus maraknya peredaran upal kerap terjadi selalu terjadi saat menjelang hari besar seperti Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
AKBP Suyudi menjelaskan, untuk pencegahan, warga harus bisa melakukan deteksi dini terhadap uang dengan cara yang sudah banyak diketahui. “Jadi warga harus punya sedikit rasa curiga terhadap lembaran uang yang diterima. Karena kalau tidak tentu warga rugi sendiri,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan, trend peredaran uang palsu khususnya di wilayah Bogor saat menjelang Lebaran dipastikan mengalami peningkatan. Maka dari itu masyarakat, khususnya para pedagang harus mewaspadainya. “Kalau ditemukan, segera melapor kepada aparatur penegak hukum seperti pihak kepolisian dan perbankan nasional terdekat atau ke aparatur wilayah untuk ditindak lanjuti," kata Usmar kepada wartawan Senin, 20 Juni 2016 kemarin.
Menurut Usmar, kemiripan upal yang sulit dibedakan oleh masyarakat awam, akan sangat merugikan masyarakat. Situasi tersebut harus disikapi seluruh unsur masyarakat dengan terus berkomunikasi antara aparatur penegak hukum dan petugas berwenang di pusat dalam melakukan pencegahan dan membongkar sindikat upal sedinimungkin.
"Sekali (upal) beredar lebih dari Rp100 miliar dengan berbagai pecahan. Semua ini memang seiring sejalan dengan semakin canggihnya alat dan peralatan cetak-mencetak yang merupakan sisi negatif dari perkembangan teknologi," tuturnya.
Kapolres Bogor AKBP Suyudi AS menjelaskan, seperti tahun-tahun sebelumnya dalam mewaspadai maraknya peredaran upal pihaknya rutin melakukan pengawasan. Untuk tahun ini, tidak seperti tahun lalu sempat digegerkan terbongkarnya sindikat peredaran upal di Bekasi dan Jakarta dengan nilai yang cukup tinggi.
“Meski demikian kita tetap seluruh warga Bogor, mewaspadai beredarnya uang palsu saat menjelang Idul Fitri,” ujarnya. Suyudi mengakui, kasus maraknya peredaran upal kerap terjadi selalu terjadi saat menjelang hari besar seperti Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
AKBP Suyudi menjelaskan, untuk pencegahan, warga harus bisa melakukan deteksi dini terhadap uang dengan cara yang sudah banyak diketahui. “Jadi warga harus punya sedikit rasa curiga terhadap lembaran uang yang diterima. Karena kalau tidak tentu warga rugi sendiri,” ujarnya.
(whb)