Sejarah dan Keunikan Masjid Tua Palopo

Sabtu, 18 Juni 2016 - 00:08 WIB
Sejarah dan Keunikan Masjid Tua Palopo
Sejarah dan Keunikan Masjid Tua Palopo
A A A
PALOPO - Jika kita berkunjung ke Kota Palopo, Sulawesi Selatan, belum lengkap rasanya jika tidak singgah di Masjid Tua Palopo.

Masjid Tua Palopo dibangun oleh raja atau datu Luwu ke-16 bernama Sultan Andi Pattiware pada tahun 1604. Konstruksinya terbuat dari batu cadas dan perekat putih telur serta kapur.

Tak banyak perubahan fisik sejak masjid ini didirikan. Struktur bangunan tak lekang oleh waktu. Tiang penyangga utama terbuat dari kayu cinna gori.

Sejarah dan Keunikan Masjid Tua Palopo


Proses pembangunan masjid ini dimulai dari dinding yang menggunakan batu cadas, kapur, dan putih telur. Ide pembuatan perekat dari kapur dan putih telur pertama kali dicetuskan oleh sang arsitek asal negeri China bernama Kung Mante.

Meski mimbar masjid ini telah diperbaharui karena termakan rayap dan telah rapuh, model mimbar yang memiliki anak tangga tetap dipertahankan.

Para jamaah yang datang ke masjid ini menyempatkan untuk salat sunat, berdoa, dan membaca Alquran. Tebalnya dinding masjid ini yang mencapai 94 cm membuat udara dalam masjid sangat segar sehingga para jamaah betah untuk berlama-lama membaca Alquran.

Dalam masjid terdapat lima tiang penyangga masjid yang dilambangkan sebagai rukun Islam. Tak hanya itu, masjid ini juga memiliki 20 jendela besar yang dimaknai sebagai 20 sifat baik Allah SWT. Sementara, 12 jendela kecil yang berada di barat masjid dimaknai sebagai jumlah bulan dalam setahun.

Sejarah dan Keunikan Masjid Tua Palopo


Masjid Tua Palopo memiliki satu pintu utama yang menghadap ke timur yang bermakna keesaan Allah SWT.

Sebagian masyarakat percaya bahwa bagi orang yang datang ke Kota Palopo, belum dikatakan resmi menginjakkan kaki di kota ini jika belum menyentuh tiang utama Masjid Tua Palopo yang terbuat dari pohon cinna gori atau cinaduri serta dinding tembok yang menggunakan bahan campuran dari putih telur kapur dan batu cadas.

Menurut Imam Masjid Tua Palopo Abdullatif Almasdati, saat bulan suci Ramadhan, sejumlah warga dari berbagai daerah terus berdatangan untuk beribadah dan melaksanakan salat tarawih di masjid tua ini. Kondisi bangunan yang berukuran kecil membut para jamaah rela untuk mengikuti salat tarawih di luar masjid, bahkan sampai di jalan.

Sejarah dan Keunikan Masjid Tua Palopo


Banyaknya jumlah jamaah yang melaksanakan salat tarawih hingga ke jalan raya membuat pihak kepolisian Polres Palopo menutup akses jalan dari semua arah menuju masjid. Akses jalan ini kembali dibuka seusai salat tarawih.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7357 seconds (0.1#10.140)