Masjid KH Ghalib, Saksi Perjuangan Umat Islam di Pringsewu

Selasa, 14 Juni 2016 - 04:36 WIB
Masjid KH Ghalib, Saksi Perjuangan Umat Islam di Pringsewu
Masjid KH Ghalib, Saksi Perjuangan Umat Islam di Pringsewu
A A A
PRINGSEWU - Masjid Jami KH Ghalib di Pringsewu Barat, Pringsewu, Lampung, menjadi salah satu saksi perjuangan umat Islam di era penjajahan. Dibangun tahun 1932, masjid ini menjadi masjid tertua di Kabupaten Pringsewu.

Seperti masjid pada umumnya, di masjid ini ada tempat pemukulan beduk dan mimbar. Ada juga jam peninggalan masa KH Ghalib saat masih berjuang melawan penjajah.

Salah satu cucu KH Ghalib, H Samsul Maarif, mengatakan masjid yang identik dengan nama pendirinya ini yakni KH Ghalib sarat dengan semangat jihad fisabilillah, terutama saat masyarakat di sana berjuang melawan Belanda yang ingin kembali menancapkan kukunya di Indonesia pada tahun 1949.

Sebanyak 100 ulama Lampung saat itu berkumpul di Pesantren KH Ghalib untuk membahas hukum perang melawan Belanda. Hasilnya, para ulama itu menetapkan hukum perang melawan Belanda mempertahankan kemerdekaan dan ketinggian Islam adalah fardu 'ain.

Siapa KH Ghalib? Tokoh ini dilahirkan tahun 1899 di Kampung Modjosantren, Krian, Jawa Timur. Dengan semangat jihad terus memimpin pertempuran untuk mengusir penjajah.

KH Ghalib membentuk pasukan jihad yang diambil dari anak-anak didiknya untuk menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan BKR (Badan Keamanan Rakyat). Mereka berlatih cara berperang dan diajar oleh Mayor Inf. Herni, Mayor Inf. Mulkan, KH Ghalib, dan Mayor Inf. Nurdin.

Di sisi lain, Belanda sangat bernafsu menghabisi KH Ghalib. Imbasnya, KH Ghalib terpaksa hidup berpindah-pindah dan tinggal di hutan. Saat hendak kembali ke Pringsewu, KH Ghalib disergap, lalu ditahan. KH Ghalib gugur pada 6 November 1949, saat meninggalkan penjara tempatnya ditahan. Saat 10 meter melangkah dari penjara, KH Ghalib ditembak dari belakang.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9761 seconds (0.1#10.140)