Satu Keluarga di Kota Magelang Menjadi Hafiz Alquran
A
A
A
MAGELANG - Kali pertama menginjakkan kaki di rumah pasangan Martono Wibowo dan Marhamah Amini di Menowosari 41, Kota Magelang, yang terdengar bacaan ayat-ayat suci Alquran. Rekaman bacaan ayat-ayat suci Alquran tersebut sengaja diputar yang sekaligus untuk mengingatkan hafalan.
Kemudian, dengan mendengarkan tersebut secara otomatis mendorong daya ingat akan hafalannya.
Keluarga ini bisa disebut sebagai keluarga Hafiz Alquran. Pasalnya, selain Marhamah Amini, anak keempat dan kelimanya, Sumayyah serta Hajar Karimah serta seorang menantunya, Arif Purnomo, merupakan Hafiz Alquran.
“Saya mulai belajar saat sudah tua. Ketika itu, sudah memiliki kelima anak. Di sela-sela mengasuh maupun kegiatan lain, saya selalu memegang Alquran,” tutur Marhamah Amini kepada Koran SINDO saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.
Dia mengakui tidak mondok maupun menempuh pendidikan khusus, namun pendidikan yang ditempuh umum baik semasa SMA maupun kuliah.
Namun demikian, dia mengaku perjalanan menghafal Alquran tidak terlepas dari barokah dan doa orangtua.
“Kalau secara logika sepertinya nggak mungkin menghafal Alquran di sela-sela kesibukan harian yang tak ada habisnya. Saat mulai ngurus orangtua, malah Allah tunjukkan jalan buat saya untuk lebih mudah melanjutkan hafalan. Kadang manusia ragu dengan perintah Allah karena tidak kelihatan imbalannya secara nyata, tapi ketika kita berniat sungguh menjalankan janji-Nya yang tidak pernah kita sangka-sangka bahkan tidak terbayang sebelumnya, semua karena kebesaran Allah semata bukan karena kehebatan manusia,” papar pengajar Alquran di SMA IT Ihsanul Fikri, Pabelan, Kabupaten Magelang, itu.
Amini menambahkan, Allah juga menunjukkan kebesarannya bahwa Alquran tidak hanya dihafal oleh ustaz dan ustazah atau oleh mereka yang fokus mondok.
“Jadi semua orang sesungguhnya bisa menghafal sampai 30 juz, masalahnya hanya kuat tidaknya kemauan menghadapi halangan yang ditemui karena di tengah perjalanan pasti banyak sekali ujiannya,” tutur ibu dari 8 putra, itu.
Untuk menghafal Alquran tersebut, katanya, selain mendengar dari rekaman baik kaset maupun sejenisnya, terkadang saat di tengah-tengah kesibukannya seperti menunggu angkot maupun lainnya selalu membawa Alquran ukuran kecil.
Katanya, dengan membaca Alquran tersebut, selain untuk menghafal juga bisa menghafal halaman per halamannya. Terkadang juga saat berada di rumahnya, katanya, sesekali menghafal bersama anaknya maupun menantunya.
“Kalau ingin punya anak yang hafal Alquran ternyata mudah saja, tinggal orangtua berdoa dan ikut berproses bersama mereka. Ikut belajar Alquran, ikut menghafal dan sebagainya, maka otomatis mereka akan mengikuti. Jadi tidak sekadar pingin punya anak hafal Alquran, tapi orangtuanya tidak ikut berproses walaupun itu bisa juga. Singkatnya perlu keteladanan dari orangtua berupa semangat pengorbanan baik waktu tenaga dan lain-lainnya,” tuturnya.
Dengan sungguh-sungguh berjuang untuk Alquran, katanya, Insya Allah akan diberikan kemudahan semua urusan.
“Jadi seolah-olah semua urusan akan diberesin langsung oleh Allah dengan cara-Nya, yang kita tidak pernah tahu,” ujar dia.
Terakhir di keluarganya pada Puasa Ramadan ini, katanya, setiap anggota keluarganya menargetkan minimal sekali melakukan kataman Alquran. “Ya masing-masing menargetkan minimal sekali kataman,” tuturnya.
Kemudian, dengan mendengarkan tersebut secara otomatis mendorong daya ingat akan hafalannya.
Keluarga ini bisa disebut sebagai keluarga Hafiz Alquran. Pasalnya, selain Marhamah Amini, anak keempat dan kelimanya, Sumayyah serta Hajar Karimah serta seorang menantunya, Arif Purnomo, merupakan Hafiz Alquran.
“Saya mulai belajar saat sudah tua. Ketika itu, sudah memiliki kelima anak. Di sela-sela mengasuh maupun kegiatan lain, saya selalu memegang Alquran,” tutur Marhamah Amini kepada Koran SINDO saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.
Dia mengakui tidak mondok maupun menempuh pendidikan khusus, namun pendidikan yang ditempuh umum baik semasa SMA maupun kuliah.
Namun demikian, dia mengaku perjalanan menghafal Alquran tidak terlepas dari barokah dan doa orangtua.
“Kalau secara logika sepertinya nggak mungkin menghafal Alquran di sela-sela kesibukan harian yang tak ada habisnya. Saat mulai ngurus orangtua, malah Allah tunjukkan jalan buat saya untuk lebih mudah melanjutkan hafalan. Kadang manusia ragu dengan perintah Allah karena tidak kelihatan imbalannya secara nyata, tapi ketika kita berniat sungguh menjalankan janji-Nya yang tidak pernah kita sangka-sangka bahkan tidak terbayang sebelumnya, semua karena kebesaran Allah semata bukan karena kehebatan manusia,” papar pengajar Alquran di SMA IT Ihsanul Fikri, Pabelan, Kabupaten Magelang, itu.
Amini menambahkan, Allah juga menunjukkan kebesarannya bahwa Alquran tidak hanya dihafal oleh ustaz dan ustazah atau oleh mereka yang fokus mondok.
“Jadi semua orang sesungguhnya bisa menghafal sampai 30 juz, masalahnya hanya kuat tidaknya kemauan menghadapi halangan yang ditemui karena di tengah perjalanan pasti banyak sekali ujiannya,” tutur ibu dari 8 putra, itu.
Untuk menghafal Alquran tersebut, katanya, selain mendengar dari rekaman baik kaset maupun sejenisnya, terkadang saat di tengah-tengah kesibukannya seperti menunggu angkot maupun lainnya selalu membawa Alquran ukuran kecil.
Katanya, dengan membaca Alquran tersebut, selain untuk menghafal juga bisa menghafal halaman per halamannya. Terkadang juga saat berada di rumahnya, katanya, sesekali menghafal bersama anaknya maupun menantunya.
“Kalau ingin punya anak yang hafal Alquran ternyata mudah saja, tinggal orangtua berdoa dan ikut berproses bersama mereka. Ikut belajar Alquran, ikut menghafal dan sebagainya, maka otomatis mereka akan mengikuti. Jadi tidak sekadar pingin punya anak hafal Alquran, tapi orangtuanya tidak ikut berproses walaupun itu bisa juga. Singkatnya perlu keteladanan dari orangtua berupa semangat pengorbanan baik waktu tenaga dan lain-lainnya,” tuturnya.
Dengan sungguh-sungguh berjuang untuk Alquran, katanya, Insya Allah akan diberikan kemudahan semua urusan.
“Jadi seolah-olah semua urusan akan diberesin langsung oleh Allah dengan cara-Nya, yang kita tidak pernah tahu,” ujar dia.
Terakhir di keluarganya pada Puasa Ramadan ini, katanya, setiap anggota keluarganya menargetkan minimal sekali melakukan kataman Alquran. “Ya masing-masing menargetkan minimal sekali kataman,” tuturnya.
(sms)