Niat Menghafal Alquran, Siswa Tunanetra Ingin Jadi Ustaz
A
A
A
YOGYAKARTA - Keterbatasan fisik yang dialami Muhammad Nabil Salim Asqolani tidak menghalanginya untuk belajar menghafal dan memahami ayat suci Alquran. Nabil adalah penyandang tunanetra.
Meski demikian, remaja yang pada bulan Agustus 2016 genap berusia 14 tahun itu tak sedikitpun berkecil hati, karena dia meyakini, segala ketetapan Sang Pencipta pasti ada hikmahnya.
Saat ini Nabil duduk di bangku Kelas 7 MTs LB/A Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta. Saat ditemui wartawan, Nabil mengatakan, "Saya bercita-cita jadi ustad. Insya Allah," katanya, Rabu (8/6/2016).
Putra pertama dari tiga bersaudara itu saat ini hafal dua juz Alquran, yaitu juz 29 dan 30. Bukan persoalan kuantitas juz yang telah dia hafal, tapi dari sisi keterbatasan dibarengi semangat hidup yang patut dicontoh oleh umat Muslim lainnya.
Meski di sekolahnya telah disediakan Alquran braile lengkap dari juz 1 sampai juz 30, Nabil mengaku sering kesulitan jika menemui Alquran yang kurang jelas hurufnya. "Saya juga sering lupa tajwidnya," aku Nabil sambil tersenyum.
Dia secara pribadi pun memiliki target tiap kali hafalan yaitu mampu menghafal 3-5 ayat tergantung panjang pendeknya. Selain itu, saat ini dia juga tengah belajar menghafal hadis Nabi Muhammad SAW.
Cerita lain soal Nabil, saat menginjak bangku sekolah dasar, dia mengaku pernah juara lomba baca Alquran. "Tapi hanya tingkat kecamatan. Aku ingin lomba tingkat nasional, internasional, bisa masuk tv," imbuh Nabil.
Di bulan Ramadhan ini, Nabil terus mencoba meningkatkan kualitas iman dan takwanya kepada Allah. Meski tergolong masih di bawah umur, Nabil ternyata sudah puasa full satu hari penuh.
Bahkan, kewajiban puasa Ramadhan telah dijalaninya sejak kelas satu sekolah dasar. "Alhamdulillah puasanya lancar. Sejak kelas satu SD sudah puasa sehari penuh. Kalau pas TK puasa bedug," ujar Nabil.
Di MTs LB/A Yaketunis, Nabil menginap di asrama sekolah. Tiap sepekan sekali, dia dijemput keluarga pulang ke rumah di daerah Godean, Sleman. Lingkungan dan fasilitas asrama memang mendukung kegiatan para siswa di bidang agama, seperti perpustakaan, koleksi buku agama braile, musala, hingga Alquran braile.
Meski demikian, remaja yang pada bulan Agustus 2016 genap berusia 14 tahun itu tak sedikitpun berkecil hati, karena dia meyakini, segala ketetapan Sang Pencipta pasti ada hikmahnya.
Saat ini Nabil duduk di bangku Kelas 7 MTs LB/A Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta. Saat ditemui wartawan, Nabil mengatakan, "Saya bercita-cita jadi ustad. Insya Allah," katanya, Rabu (8/6/2016).
Putra pertama dari tiga bersaudara itu saat ini hafal dua juz Alquran, yaitu juz 29 dan 30. Bukan persoalan kuantitas juz yang telah dia hafal, tapi dari sisi keterbatasan dibarengi semangat hidup yang patut dicontoh oleh umat Muslim lainnya.
Meski di sekolahnya telah disediakan Alquran braile lengkap dari juz 1 sampai juz 30, Nabil mengaku sering kesulitan jika menemui Alquran yang kurang jelas hurufnya. "Saya juga sering lupa tajwidnya," aku Nabil sambil tersenyum.
Dia secara pribadi pun memiliki target tiap kali hafalan yaitu mampu menghafal 3-5 ayat tergantung panjang pendeknya. Selain itu, saat ini dia juga tengah belajar menghafal hadis Nabi Muhammad SAW.
Cerita lain soal Nabil, saat menginjak bangku sekolah dasar, dia mengaku pernah juara lomba baca Alquran. "Tapi hanya tingkat kecamatan. Aku ingin lomba tingkat nasional, internasional, bisa masuk tv," imbuh Nabil.
Di bulan Ramadhan ini, Nabil terus mencoba meningkatkan kualitas iman dan takwanya kepada Allah. Meski tergolong masih di bawah umur, Nabil ternyata sudah puasa full satu hari penuh.
Bahkan, kewajiban puasa Ramadhan telah dijalaninya sejak kelas satu sekolah dasar. "Alhamdulillah puasanya lancar. Sejak kelas satu SD sudah puasa sehari penuh. Kalau pas TK puasa bedug," ujar Nabil.
Di MTs LB/A Yaketunis, Nabil menginap di asrama sekolah. Tiap sepekan sekali, dia dijemput keluarga pulang ke rumah di daerah Godean, Sleman. Lingkungan dan fasilitas asrama memang mendukung kegiatan para siswa di bidang agama, seperti perpustakaan, koleksi buku agama braile, musala, hingga Alquran braile.
(san)