Jalin Kebersamaan Jelang Ramadhan, Eratkan Tali Silaturahmi
A
A
A
SUMEDANG - Tradisi makan nasi liwet bersama-sama yang dikemas dalam acara ‘Gerebek Liwet’ mewarnai aktivitas ratusan warga dan santri Diniyah Takmiliyah Miftaul Huda di Dusun Sukabakti, Desa Sukarapih, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Sabtu malam 4 Juni kemarin.
Nuansa kebersamaan antar warga, santri, alim ulama, dan perangkat desa setempat tampak terlihat pada kegiatan yang secara rutin dilaksanakan pada Sabtu malam itu atau sehari menjelang hari pertama bulan suci Ramadhan.
Salah seorang warga, Toha Hamdani (32) mengaku sangat menikmati nasi liwet yang disiapkan panitia dalam tradisi gerebek liwet.
“Kegiatan ini paling kami nanti tiap tahunnya. Bukan sekadar makan liwetnya, tapi kebersamaannya itu. Makan liwet rame-rame seperti ini terasa lebih nikmat,” ucapnya.
Ketua Pelaksana ‘Gerebek Liwet’, Aliyudin mengatakan, kegiatan tersebut menjadi kebiasaan para santri dan warga dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
“Alhamdulillah, warga, alim ulama, santri, orang tua santri hingga aparat pemerintahan desa (Pemdes) Sukarapih selalu antusias mengikuti kegiatan gerebek liwet ini. Kegiatan ini telah menjadi tradisi yang selalu kami nanti jelang puasa,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Bagi para santri dan warga setempat, kata dia, gerebek liwet memiliki nilai dan makna positif. Diantaranya, mempererat tali silaturahmi dan momen untuk bersama-sama meningkatan iman dan taqwa kepada Allah SWT, pada bulan suci Ramadhan.
“Semoga, seluruh umat muslim di seluruh dunia yang akan segera melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan kali ini meraih hikmah, berkah dan magfirroh,” tuturnya.
Koordinator ‘Gerebek Liwet’ Adih Supriatna mengapresiasi kebiasaan warga yang berbaur dengan santri setiap menjelang pelaksanaan ibadah puasa tersebut.
“Ini menjadi bukti bahwa tingkat kebersamaan santri dan warga cukup tinggi dan layak diacungi jempol,” ucapnya.
Ustaz Agus Mulyana berharap agar tradisi tahunan tersebut tetap dilaksanakan dengan kemasan kegiatan pun harus bernuansa inovasi.
“Kehadiran ratusan warga dan santri di lokasi acara, menjadi bukti terjalinnya keharmonisan dan itu aset yang bernilai tinggi,” sebutnya.
Sementara Kepala Desa Sukarapih Setiawan Saputra turut mendukung dan mengapresiasi kegiatan rutin jelang Ramadan ini dengan harapan dapat mempererat tali silaturahmi antar masyarakat, pemerintah desa dan lingkungan sekitarnya.
“Kami akan mendukung, apapun bentuk acara yang digagas masyarakat, jika korelasinya untuk menciptakan kebersamaan,” katanya.
Semoga, kata dia, tradisi tahunan tersebut tetap dipelihara disamping ada kegiatan tahunan lainnya menjelang puasa, yakni ziarah kubur atau nadran.
Nuansa kebersamaan antar warga, santri, alim ulama, dan perangkat desa setempat tampak terlihat pada kegiatan yang secara rutin dilaksanakan pada Sabtu malam itu atau sehari menjelang hari pertama bulan suci Ramadhan.
Salah seorang warga, Toha Hamdani (32) mengaku sangat menikmati nasi liwet yang disiapkan panitia dalam tradisi gerebek liwet.
“Kegiatan ini paling kami nanti tiap tahunnya. Bukan sekadar makan liwetnya, tapi kebersamaannya itu. Makan liwet rame-rame seperti ini terasa lebih nikmat,” ucapnya.
Ketua Pelaksana ‘Gerebek Liwet’, Aliyudin mengatakan, kegiatan tersebut menjadi kebiasaan para santri dan warga dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
“Alhamdulillah, warga, alim ulama, santri, orang tua santri hingga aparat pemerintahan desa (Pemdes) Sukarapih selalu antusias mengikuti kegiatan gerebek liwet ini. Kegiatan ini telah menjadi tradisi yang selalu kami nanti jelang puasa,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Bagi para santri dan warga setempat, kata dia, gerebek liwet memiliki nilai dan makna positif. Diantaranya, mempererat tali silaturahmi dan momen untuk bersama-sama meningkatan iman dan taqwa kepada Allah SWT, pada bulan suci Ramadhan.
“Semoga, seluruh umat muslim di seluruh dunia yang akan segera melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan kali ini meraih hikmah, berkah dan magfirroh,” tuturnya.
Koordinator ‘Gerebek Liwet’ Adih Supriatna mengapresiasi kebiasaan warga yang berbaur dengan santri setiap menjelang pelaksanaan ibadah puasa tersebut.
“Ini menjadi bukti bahwa tingkat kebersamaan santri dan warga cukup tinggi dan layak diacungi jempol,” ucapnya.
Ustaz Agus Mulyana berharap agar tradisi tahunan tersebut tetap dilaksanakan dengan kemasan kegiatan pun harus bernuansa inovasi.
“Kehadiran ratusan warga dan santri di lokasi acara, menjadi bukti terjalinnya keharmonisan dan itu aset yang bernilai tinggi,” sebutnya.
Sementara Kepala Desa Sukarapih Setiawan Saputra turut mendukung dan mengapresiasi kegiatan rutin jelang Ramadan ini dengan harapan dapat mempererat tali silaturahmi antar masyarakat, pemerintah desa dan lingkungan sekitarnya.
“Kami akan mendukung, apapun bentuk acara yang digagas masyarakat, jika korelasinya untuk menciptakan kebersamaan,” katanya.
Semoga, kata dia, tradisi tahunan tersebut tetap dipelihara disamping ada kegiatan tahunan lainnya menjelang puasa, yakni ziarah kubur atau nadran.
(sms)