Kembali Bisnis Sabu, Dua Residivis Nusakambangan Dibekuk Polisi

Kembali Bisnis Sabu, Dua Residivis Nusakambangan Dibekuk Polisi
A
A
A
SEMARANG - Dua residivis Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Nusakambangan ditangkap petugas Sat Narkoba Polrestabes Semarang. Pasalnya, belum lama bebas, mereka kembali jadi pengedar sabu-sabu.
Mereka ditangkap bersama dua tersangka lainnya di Kota Semarang, saat libur panjang pekan lalu.
Dua residivis Nusakambangan yakni Supri Yanto (33), warga Tandang, Tembalang, Kota Semarang dan Dwi K (33), warga Tengaran, Kabupaten Semarang.
Mereka berdua ditangkap pada Sabtu 7 Mei 2016 sekitar pukul 20.00 WIB saat hendak transaksi di SPBU Sango, Jalan Raya Mangkang, Kota Semarang.
"Dari tangan keduanya didapati dua bungkus plastik klip kecil berisi sabu, pipet yang disembunyikan dibungkus rokok," ungkap Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin, di Mapolrestabes Semarang, Rabu (11/5/2016).
Saat ditangkap, mereka tak bisa mengelak. Akhirnya digelandang ke Mapolrestabes Semarang. Mereka mengakui akan mengedarkannya.
"Tidak punya pekerjaan lainnya Pak," kata tersangka Supri.
Supri dan Dwi, berdasar data polisi, pernah divonis 4 tahun penjara dan ditahan di Lapas Nusakambangan.
Sementara dua tersangka lain yang ditangkap yaitu Nurul I (32), warga Tawang Rejosari Semarang. Dia juga residivis Lapas Kedungpane, pernah ditahan 5 tahun penjara.
Dia juga belum lama baru bebas penjara. Nurul ditangkap pada Kamis 5 Mei 2016 sekitar pukul 12.30 tak jauh dari rumahnya ketika hendak transaksi ekstasi. Dari tangannya, diamankan barang bukti 10 butir ekstasi.
Kemudian, M. Choeron (32), warga asli Kampung Salam Manis Pekalongan. Choeron mengaku sehari-hari bekerja jadi loper batik dari Pekalongan ke Yogyakarta. Namun, di sela-sela itu, dia mengedarkan narkoba.
"Jadi waktu libur panjang, dimanfaatkan pengedar narkoba di Semarang. Narkoba ini dari berbagai kota, dari Batang, Kendal, Solo masuk Semarang dan sebaliknya," tambah Burhanudin.
Rata-rata para tersangka ini nekat terjun maupun kembali menjalani bisnis haramnya karena tergiur keuntungan besar.
Mereka ditangkap bersama dua tersangka lainnya di Kota Semarang, saat libur panjang pekan lalu.
Dua residivis Nusakambangan yakni Supri Yanto (33), warga Tandang, Tembalang, Kota Semarang dan Dwi K (33), warga Tengaran, Kabupaten Semarang.
Mereka berdua ditangkap pada Sabtu 7 Mei 2016 sekitar pukul 20.00 WIB saat hendak transaksi di SPBU Sango, Jalan Raya Mangkang, Kota Semarang.
"Dari tangan keduanya didapati dua bungkus plastik klip kecil berisi sabu, pipet yang disembunyikan dibungkus rokok," ungkap Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin, di Mapolrestabes Semarang, Rabu (11/5/2016).
Saat ditangkap, mereka tak bisa mengelak. Akhirnya digelandang ke Mapolrestabes Semarang. Mereka mengakui akan mengedarkannya.
"Tidak punya pekerjaan lainnya Pak," kata tersangka Supri.
Supri dan Dwi, berdasar data polisi, pernah divonis 4 tahun penjara dan ditahan di Lapas Nusakambangan.
Sementara dua tersangka lain yang ditangkap yaitu Nurul I (32), warga Tawang Rejosari Semarang. Dia juga residivis Lapas Kedungpane, pernah ditahan 5 tahun penjara.
Dia juga belum lama baru bebas penjara. Nurul ditangkap pada Kamis 5 Mei 2016 sekitar pukul 12.30 tak jauh dari rumahnya ketika hendak transaksi ekstasi. Dari tangannya, diamankan barang bukti 10 butir ekstasi.
Kemudian, M. Choeron (32), warga asli Kampung Salam Manis Pekalongan. Choeron mengaku sehari-hari bekerja jadi loper batik dari Pekalongan ke Yogyakarta. Namun, di sela-sela itu, dia mengedarkan narkoba.
"Jadi waktu libur panjang, dimanfaatkan pengedar narkoba di Semarang. Narkoba ini dari berbagai kota, dari Batang, Kendal, Solo masuk Semarang dan sebaliknya," tambah Burhanudin.
Rata-rata para tersangka ini nekat terjun maupun kembali menjalani bisnis haramnya karena tergiur keuntungan besar.
(nag)