Pulau Bali Darurat Demam Berdarah, 30 Orang Meninggal
A
A
A
DENPASAR - Pulau Bali darurat penyakit Demam Berdarah (DB). Dari Januari hingga April 2016, sudah ada 30 orang meninggal akibat penyakit ini. Sementara jumlah penderita dari Januari hingga April 2016 tercatat ada 6.812 orang.
“Penyakit DB ini puncaknya ada di bulan Januari hingga April, sehingga membuat semua pelayanan penuh. Mudah-mudahan pada bulan Mei mendatang sudah turun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, Selasa (26/4/2016).
Rata-rata pasien yang meninggal, karena penangananya lambat. “Rata-rata pasien yang meninggal dunia akibat penyakit DB ini mereka ke Rumah Sakit sudah telat, di mana fase mereka sudah parah,” paparnya.
Kasus DB tertinggi saat ini berada di wilayah Bulleng ada 1.337 kasus, Badung 1.061 kasus, Gianyar 1.758 kasus dan disusul wilayah lainnya. Untuk mencegah DB, pihaknya mengajak masyarakat hidup bersih dan sehat, seperti membersihkan got-got.
Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan fogging secara serentak. “Hal itu harus dilakukan secara serentak, tidak bisa dijalankan sendiri. Kami menyikapi penyakit DB ini dengan pencegahan, di mana sudah dilakukan sebelum Januari,” terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya meminta masyarakat untuk gotong royong membersihkan sarang nyamuk dengan melakukan bersih-bersih lingkungan secara bersama. “Budaya gotong royong bersih-bersih ini sudah menghilang. Mari kita galakkan lagi," tukasnya.
“Penyakit DB ini puncaknya ada di bulan Januari hingga April, sehingga membuat semua pelayanan penuh. Mudah-mudahan pada bulan Mei mendatang sudah turun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, Selasa (26/4/2016).
Rata-rata pasien yang meninggal, karena penangananya lambat. “Rata-rata pasien yang meninggal dunia akibat penyakit DB ini mereka ke Rumah Sakit sudah telat, di mana fase mereka sudah parah,” paparnya.
Kasus DB tertinggi saat ini berada di wilayah Bulleng ada 1.337 kasus, Badung 1.061 kasus, Gianyar 1.758 kasus dan disusul wilayah lainnya. Untuk mencegah DB, pihaknya mengajak masyarakat hidup bersih dan sehat, seperti membersihkan got-got.
Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan fogging secara serentak. “Hal itu harus dilakukan secara serentak, tidak bisa dijalankan sendiri. Kami menyikapi penyakit DB ini dengan pencegahan, di mana sudah dilakukan sebelum Januari,” terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya meminta masyarakat untuk gotong royong membersihkan sarang nyamuk dengan melakukan bersih-bersih lingkungan secara bersama. “Budaya gotong royong bersih-bersih ini sudah menghilang. Mari kita galakkan lagi," tukasnya.
(san)