Dikeroyok Polisi, Matius Hiskia Alami Pembekuan Darah dan Meninggal

Selasa, 19 April 2016 - 00:34 WIB
Dikeroyok Polisi, Matius Hiskia Alami Pembekuan Darah dan Meninggal
Dikeroyok Polisi, Matius Hiskia Alami Pembekuan Darah dan Meninggal
A A A
MEDAN - Seorang warga Matius Hiskia Peranginangin (25), warga Desa Rumah Kabanjahe, tewas usai dianaya lima oknum aparat Sat Sabhara Polres Tanah Karo saat penggerebekan judi di Terminal Kabanjahe, pada Selasa 5 April 2015.

Adik korban Indriyani Peranginangin (21) mengatakan, saat polisi melakukan penggerebekan itu, teman-teman korban banyak yang melarikan diri dari penangkapan. Namun, korban tetap diam di lokasi.

"Saat akan dibawa ke kantor polisi korban bertanya alasan polisi membawa dan memborgolnya. Saat itu, korban diborgol dan dianiaya oknum polisi itu di lokasi," katanya, Senin (18/4/2016).

Setelah dianiaya, korban ditinggalkan di lokasi begitu saja. "Banyak kok saksi yang melihat kejadian itu. Empat oknum polisi itu berpakaian bebas, sementara seorang lainnya menggunakan pakaian dinas," tambahnya.

Saat itu, korban masih bisa pulang ke rumahnya. Tetapi karena kondisinya sangat memprihatinkan, keluarga korban membawanya ke RS Kaban Jahe untuk mendapatkan perawatan medis dan visum.

Tidak hanya itu, keluarga korban juga langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Tanah Karo. “Jumat sore, abang itu kami bawa ke RS Evarina untuk operasi. Karena di RS Kaban Jahe hanya visum saja," terangnya.

Hasil visum dokter, akibat penganiaayaan korban mengalami pengumpalan darah dan infeksi yang cepat menyebar ke seluruh tubuhnya. Lidah korban juga mencair dan pecah akibat pukulan benda tumpul oknum polisi.

Korban kemudian dibawa ke RS Adam Malik Medan. "Dan pada Senin, sekitar pukul 06.00 Wib, korban akhirnya meninggal dunia. Korban meninggal di RS Adam Malik," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Tanah Karo AKBP Victor Togi Tambunan ketika ditanya perihal kejadian itu enggan komentar banyak.

“Tidak bisa kita simpulkan begitu saja. Makanya kami membuka diri untuk mengautopsi korban supaya titik permasalahan itu jelas. Bagaimana timbul infeksi, apakah itu akibat sakit yang sebelumnya ataukah sakit lain," katanya di Mapolres Karo.

Dia menjelaskan, dari pemeriksaan dokter, operasi yang dilakukan sebelumnya pada bagian leher korban sudah bernanah.

“Kalau ditanya dokter, apakah bisa secepat itu bisa menimbulkan infeksi besar, dokter juga belum bisa memastikan. Sedang dipelajari apakah ada penyakit lain. Kita tidak bisa berasumsi, makanya kami sarankan autopsi,” tegasnya.

Terpisah, Paulus Karo Sekali yang merupakan mandor PT Sinabung Jaya Raya di kawasan Terminal Kabanjahe mengatakan, korban yang merupakan pengawas lapangan PT Sinabung Jaya Raya sempat menjalani perawatan selama enam hari.

“Karena polisi datang, sebagian dari orang itu lari. Tapi anggotaku sama seorang temannya tidak melarikan diri. Empat orang polisi itu tiba-tiba mengeroyok anggotaku. Setelah itu, anggotaku ditinggalkan begitu saja di lokasi,” ungkapnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7720 seconds (0.1#10.140)
pixels