Pasukan Siluman Pantau Kediaman Siyono
A
A
A
KLATEN - Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah (Jateng) masih melakukan pengamanan di sekitar rumah almarhum Siyono di Dukuh Brengkungan RT 11 RW 5 Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Pengamanan dilakukan oleh pasukan siluman agar tidak terpantau pihak lain.
Komandan KOKAM Jateng M Ismail mengemukakan, personelnya melakukan penjagaan sejak beredar kabar rencana autopsi jenazah Siyono pada akhir Maret. Penjagaan ketat juga dilakukan ketika autopsi dilaksanakan Minggu (3/4/2016).
"Pengamanan sampai hari autopsi itu langsung kami tarik. Karena ada permintaan dari keluarga maka sampai tiga hari kemudian masih pengamanan tapi oleh pasukan siluman. Sampai detik ini pun pasukan siluman kami masih mengawasi keluarga Siyono," ujarnya kepada wartawan, Minggu (10/4/2016).
Pengawasan dilakukan untuk memantau keluarga dan lingkungan sekitar rumah Siyono. Pasukan yang langsung di bawah komando Ismail itu pun memberikan laporan secara berkala mengenai perkembangan di Dukuh Brengkungan.
"Mereka tidak pakai seragam, ya seperti intel kalau di aparat. Supaya keadaan di sana terpantau dan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.
Disinggung mengenai kabar pengumuman hasil autopsi pada pekan depan, Ismail mengaku, pihaknya belum menerima informasi resmi dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Namun, Kokam Jateng siap menerjunkan personelnya begitu menerima instruksi dari pusat. Kokam Jateng memiliki 5.000 personel.
Menurut Ismail, pengumuman hasil autopsi juga mempertimbangkan lokasi, apakah di Jakarta atau Yogyakarta. Jika pengumuman digelar di Yogyakarta, pihaknya siap mengirim 1.500 personel untuk membantu 500 personel Kokam Yogya.
Sampai detik ini belum ada komando dari pusat untuk pengamanan pengumuman autopsi. "Yang jelas dari pusat kami belum dapat dawuh. Karena kaitannya pengamanan mesti saya dikomando sesuai permintaan pusat. Misalkan memang perlu nanti kami kirim pasukan. Kokam Jateng masih (status) Siaga I, teman-teman sudah saya kontak untuk standby," pungkasnya.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada tanggal 8 Maret 2016 menangkap Siyono di dekat kediamannya di Klaten, Jawa Tengah.
Selanjutnya pada tanggal 10 Maret Densus 88 Mabes Polri melakukan penggeledahan di rumah Siyono dan keesokan harinya atau tanggal 11 Maret 2016, Siyono dikabarkan meninggal dunia akibat kepalanya terbentur besi dalam mobil. (Baca juga: Keluarga Pertanyakan Penyebab Kematian Siyono).
Komandan KOKAM Jateng M Ismail mengemukakan, personelnya melakukan penjagaan sejak beredar kabar rencana autopsi jenazah Siyono pada akhir Maret. Penjagaan ketat juga dilakukan ketika autopsi dilaksanakan Minggu (3/4/2016).
"Pengamanan sampai hari autopsi itu langsung kami tarik. Karena ada permintaan dari keluarga maka sampai tiga hari kemudian masih pengamanan tapi oleh pasukan siluman. Sampai detik ini pun pasukan siluman kami masih mengawasi keluarga Siyono," ujarnya kepada wartawan, Minggu (10/4/2016).
Pengawasan dilakukan untuk memantau keluarga dan lingkungan sekitar rumah Siyono. Pasukan yang langsung di bawah komando Ismail itu pun memberikan laporan secara berkala mengenai perkembangan di Dukuh Brengkungan.
"Mereka tidak pakai seragam, ya seperti intel kalau di aparat. Supaya keadaan di sana terpantau dan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.
Disinggung mengenai kabar pengumuman hasil autopsi pada pekan depan, Ismail mengaku, pihaknya belum menerima informasi resmi dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Namun, Kokam Jateng siap menerjunkan personelnya begitu menerima instruksi dari pusat. Kokam Jateng memiliki 5.000 personel.
Menurut Ismail, pengumuman hasil autopsi juga mempertimbangkan lokasi, apakah di Jakarta atau Yogyakarta. Jika pengumuman digelar di Yogyakarta, pihaknya siap mengirim 1.500 personel untuk membantu 500 personel Kokam Yogya.
Sampai detik ini belum ada komando dari pusat untuk pengamanan pengumuman autopsi. "Yang jelas dari pusat kami belum dapat dawuh. Karena kaitannya pengamanan mesti saya dikomando sesuai permintaan pusat. Misalkan memang perlu nanti kami kirim pasukan. Kokam Jateng masih (status) Siaga I, teman-teman sudah saya kontak untuk standby," pungkasnya.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada tanggal 8 Maret 2016 menangkap Siyono di dekat kediamannya di Klaten, Jawa Tengah.
Selanjutnya pada tanggal 10 Maret Densus 88 Mabes Polri melakukan penggeledahan di rumah Siyono dan keesokan harinya atau tanggal 11 Maret 2016, Siyono dikabarkan meninggal dunia akibat kepalanya terbentur besi dalam mobil. (Baca juga: Keluarga Pertanyakan Penyebab Kematian Siyono).
(zik)