Tiga Pelajar Tenggelam di Banjir Kanal Barat, Satu Tewas
A
A
A
SEMARANG - Tiga pelajar SMP tenggelam di Sungai Banjir Kanal Barat, Kota Semarang, Jumat (8/4/2016). Dua berhasil diselamatkan, satu korban tewas.
Korban adalah Teguh Aditia, warga Simongan, Semarang Barat; Yuda, warga Jalan Srinindito Semarang Barat; dan Dimas. Teguh dan Yuda adalah korban selamat.
Informasi yang dihimpun, ketiga bocah itu sedang bermain air di sekitaran Bendungan Pleret. Di lokasi itu, medannya menurun sehingga kerap jadi mainan luncuran air oleh anak-anak. Tak terkecuali tiga siswa SMP Trimulya Semarang itu. Insiden terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
"Saya dengar dua anak teriak minta tolong, saya langsung nyebur narik tangannya. Dua anak, yang satu sudah tenggelam, tidak sempat," kata Rohidin, warga Bojongsalaman.
Insiden ini membuat panik warga sekitar. Mereka berdatangan ke lokasi, berkerumun. Sebagian ikut mencari, sisanya menonton.
Tak lama, Dimas berhasil ditemukan. Lokasinya tak jauh dari titik tenggelam. Dia tenggelam, terjepit batu, kedalamannya sekira 2 meter. Dimas sudah tak bernyawa. Ada beberapa luka lecet di tubuh korban.
Salah satu korban selamat, Teguh, bercerita bahwa dia bersama dua temannya sengaja bermain air di Banjir Kanal Barat selepas pulang sekolah. Ketiganya main air dengan telanjang.
"Janjian tadi, ketemu di sini. Saya naik sepeda, yang ngajakin Dimas. Main air di plorotan," kata Teguh.
Sementara, Yuda bercerita jika bersama dua kawannya itu sengaja bermain air di lokasi luncuran, karena dangkal. Dia mengaku sempat coba ditolong Dimas saat tenggelam, tapi malah Dimas yang tak tertolong.
"Ini plorotan (luncuran) yang keempat, tercebur di kali yang dalam," ungkapnya.
Jenazah Dimas seusai dievakuasi dari air langsung dibawa ambulans, dilarikan ke RSUP dr Kariadi Semarang untuk pemeriksaan lanjutan. Polisi sejauh ini masih mengumpulkan sejumlah keterangan terkait insiden tersebut.
Korban adalah Teguh Aditia, warga Simongan, Semarang Barat; Yuda, warga Jalan Srinindito Semarang Barat; dan Dimas. Teguh dan Yuda adalah korban selamat.
Informasi yang dihimpun, ketiga bocah itu sedang bermain air di sekitaran Bendungan Pleret. Di lokasi itu, medannya menurun sehingga kerap jadi mainan luncuran air oleh anak-anak. Tak terkecuali tiga siswa SMP Trimulya Semarang itu. Insiden terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
"Saya dengar dua anak teriak minta tolong, saya langsung nyebur narik tangannya. Dua anak, yang satu sudah tenggelam, tidak sempat," kata Rohidin, warga Bojongsalaman.
Insiden ini membuat panik warga sekitar. Mereka berdatangan ke lokasi, berkerumun. Sebagian ikut mencari, sisanya menonton.
Tak lama, Dimas berhasil ditemukan. Lokasinya tak jauh dari titik tenggelam. Dia tenggelam, terjepit batu, kedalamannya sekira 2 meter. Dimas sudah tak bernyawa. Ada beberapa luka lecet di tubuh korban.
Salah satu korban selamat, Teguh, bercerita bahwa dia bersama dua temannya sengaja bermain air di Banjir Kanal Barat selepas pulang sekolah. Ketiganya main air dengan telanjang.
"Janjian tadi, ketemu di sini. Saya naik sepeda, yang ngajakin Dimas. Main air di plorotan," kata Teguh.
Sementara, Yuda bercerita jika bersama dua kawannya itu sengaja bermain air di lokasi luncuran, karena dangkal. Dia mengaku sempat coba ditolong Dimas saat tenggelam, tapi malah Dimas yang tak tertolong.
"Ini plorotan (luncuran) yang keempat, tercebur di kali yang dalam," ungkapnya.
Jenazah Dimas seusai dievakuasi dari air langsung dibawa ambulans, dilarikan ke RSUP dr Kariadi Semarang untuk pemeriksaan lanjutan. Polisi sejauh ini masih mengumpulkan sejumlah keterangan terkait insiden tersebut.
(zik)