Bayi Tanpa Wajah dan Otak Menyembul Keluar Ini Butuh Bantuan

Jum'at, 08 April 2016 - 16:44 WIB
Bayi Tanpa Wajah dan Otak Menyembul Keluar Ini Butuh Bantuan
Bayi Tanpa Wajah dan Otak Menyembul Keluar Ini Butuh Bantuan
A A A
PADANG - Bayi Perempuan bernama Siti Aisyah yang lahir 18 Januari 2016 dan mengalami cacat sejak lahir itu terkulai di pangkuan ibunya, Sukarmi (30).

Dengan berbagai cara Sukarmi bersama sang Suami membawa anaknya berobat ke Kota Padang dari rumahnya di Koto Gadang Jaya, Jorong Koja, Nagari Kinali, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat.

"Dia lahir normal berat badannya saat lahir 1,8 kilogram. Namun saat lahir ada keanehan di wajahnya, hidung sumbing sampai di kening, otaknya keluar dan lunak, sementara tengkoraknya kecil," kata Sukarmi saat menunggu pemeriksaan Laboratorium di RSUP M Djamil Padang, Jumat (8/4/2016).

Sukarmi membungkus kepala bayinya dengan kain hijau agar tidak terkena kuman atau lalat yang bisa menjadi infeksi. "Sengaja ditutup pak agar nanti tidak datang lalat," katanya dengan suara serak.

Sukarmi menuturkan, dulu pada Maret 2015 pernah dibawa ke RSUP M Djamil Padang, namun pada saat itu ditolak sebab ruang inkubator mengalami kerusakan, sehingga harus kembali ke rumah.

"Kini kita dibantu oleh BPJS serta sumbangan dari pemerintah melaluhi Baznas, saat ini Aisyah menjalani pemeriksaan di ruang laboratorium," tuturnya.

Tak ada saudara di Padang menjadi masalah sendiri bagi Sukarmi dan Fudin, jika tak ada rumah mereka juga akan susah nanti beristirahat apalagi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang panjang.

"Kita rencananya mencari rumah kontrakan di sini, untuk tempat menginap, sebab ini waktunya sangat panjang, kita juga di dampingi oleh ibu Erna dari pemerintahan Nagari tempat kita," ujarnya.

Sukarmi mengatakan, anaknya baru dibawa ke rumah sakit lantaran kehidupan mereka tergolong miskin, suaminya Fudin hanya kerja serabutan buruh di PT Laras Inter Nusa (PT LIN).

Sedangkan Sukarmi bekerja pemupukan sawit di salah satu perkebunan swasta di Kabupaten Pasbar. "Untuk makan saja tidak cukup pak apalagi untuk biaya pengobatan," ujarnya.

Saat itu, kondisi penyakit yang diderita Siti Aisyah semakin parah. Tak ada pilihan lain baginya selain menerima takdir dari Yang Mahakuasa.

"Saya hanya berharap keajaiban buat Siti Aisyah. Kami hanya orang miskin yang tak mampu membiayai pengobatan untuk putri kandung kami sendiri," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6625 seconds (0.1#10.140)