Menyedihkan, Krisis Listrik Siswa di Nias Belajar Gunakan Lilin
A
A
A
NIAS - Krisis listrik di Nias terjadi empat hari terakhir. Dampaknya, para pelajar sangat terganggu dalam kegiatan belajar di rumah terutama bagi mereka yang tengah mengikuti ujian.
Beberapa siswa di Gunungsitoli terpaksa menggunakan alat penerangan seadanya seperti lampu teplok dan lilin akibat pemadaman listrik masih berlanjut, Selasa 5 April 2016.
Beberapa siswa mengaku sangat kecewa dengan pemadaman listrik karena aktifitas belajar di rumah terganggu akibat tidak ada penerangan.
"Kondisi listrik ini, membuat saya kurang bersemangat belajar, tetapi besok juga saya mengikuti ujian semester. Yah, terpaksa gunakan lilin untuk belajar," kata Cindy Telaumbanua, Pelajar SD kelas VI.
Di tempat terpisah, Yeni Mawati Telaumbanua, pelajar SD kelas 4 merasa kesulitan belajar. "sulit kali membaca, entah kapan lampu ini hidup kembali," ujarnya dengan nada kesal.
Hal senada juga dikatakan pelajar SMP, Togoeli Telaumbanua yang mengaku kesal dengan kerapnya pemadaman listrik.
"saya kesal dong..! masa lampu gak hidup-hidup. Ini sudah memasuki hari ke lima. Kalo pun lampu hidup Cuma sebentar saja," ujar Togo’eli.
Menurutnya, waktu siang hari dugunakan untuk bekerja membantu orangtua di ladang guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. "Sepulang sekolah saya membantu ayah saya di ladang, jadi malam hari saya pergunakan untuk belajar," pungkasnya.
Beberapa siswa di Gunungsitoli terpaksa menggunakan alat penerangan seadanya seperti lampu teplok dan lilin akibat pemadaman listrik masih berlanjut, Selasa 5 April 2016.
Beberapa siswa mengaku sangat kecewa dengan pemadaman listrik karena aktifitas belajar di rumah terganggu akibat tidak ada penerangan.
"Kondisi listrik ini, membuat saya kurang bersemangat belajar, tetapi besok juga saya mengikuti ujian semester. Yah, terpaksa gunakan lilin untuk belajar," kata Cindy Telaumbanua, Pelajar SD kelas VI.
Di tempat terpisah, Yeni Mawati Telaumbanua, pelajar SD kelas 4 merasa kesulitan belajar. "sulit kali membaca, entah kapan lampu ini hidup kembali," ujarnya dengan nada kesal.
Hal senada juga dikatakan pelajar SMP, Togoeli Telaumbanua yang mengaku kesal dengan kerapnya pemadaman listrik.
"saya kesal dong..! masa lampu gak hidup-hidup. Ini sudah memasuki hari ke lima. Kalo pun lampu hidup Cuma sebentar saja," ujar Togo’eli.
Menurutnya, waktu siang hari dugunakan untuk bekerja membantu orangtua di ladang guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. "Sepulang sekolah saya membantu ayah saya di ladang, jadi malam hari saya pergunakan untuk belajar," pungkasnya.
(nag)