Ini Modus Prostitusi Online Bertarif Rp2 Juta
A
A
A
BANDUNG - Praktik prostitusi online bertarif Rp1-2 juta sekali kencan dibongkar aparat kepolisian di Bandung. Modus bisnis terlarang ini dilakukan seorang mucikari TH (22) dan pengantar yakni RN (24).
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya, pelaku memanfaatkan aplikasi pesan Black Berry Messanger (BBM).
"Keduanya memiliki peran berbeda dalam bisnis ini. TH menjalankan peran sebagai penyedia wanita sekaligus menawarkannya kepada pria hidung belang. Untuk kemudian wanita tersebut diantarkan RN kepada pemesan," kata Kapolrestabes, Senin (28/3/2016).
Praktik tersebut, terangnya, sudah berjalan sekitar setahun terakhir ini dengan melibatkan sepuluh wanita pekerja seks komersial (PSK). Semuanya kenalan-kenalan pelaku dengan rata-rata berusia di bawah 25 tahun.
Dia menyebutkan, pelaku TH melancarkan bisnisnya dengan menyebar nomor pin BBM miliknya ke setiap lelaki hidung belang.
Setelah berteman di BBM, TH pun menawarkan sejumlah wanita kepada calon pemesan. Jika transaksi sudah terjadi, maka RN-lah kemudian yang mengambil peran mengantarkan wanita ke tempat yang sudah ditentukan pemesan.
“Setelah saling kontak, kemudian diantarkanlah wanitanya itu ke hotel atau tempat tertentu,” sebut Yoyol.
Dalam kesempatan yang sama, TH mengaku sudah menjalankan bisnisnya ini selama setahun terakhir. Dia menawarkan lewat BBM. Kalau ada yang pesan, dia lantas mengirimkan foto-foto wanitanya.
Dalam sehari, sambungnya, ada dua sampai tiga orang pria hidung belang yang memesan wanita. Dia mematok tarif sekali kencan berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2 juta. Harganya pun disesuaikan dengan fisik dari wanitanya.
“Kalau sudah deal, wanitanya diantarkan ke hotel yang sudah dipesan oleh tamu. Dari sekali kencan, saya dapat Rp200.000-Rp300.000,” ungkap TH yang mengaku bekerja sebagai koordinator pemandu lagu ini.
Sejauh pengakuan TH, dia hanya memiliki sepuluh orang wanita penjaja seks yang berumur sekitar 18 -24 tahun. Kesepuluh wanita yang dikenalnya melalui BBM ini, selain bekerja sebagai penjaja seks, mereka pun bekerja di tempat lain. “Ada yang menjadi pemandu lagu, ada juga yang menganggur,” pungkasnya.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya, pelaku memanfaatkan aplikasi pesan Black Berry Messanger (BBM).
"Keduanya memiliki peran berbeda dalam bisnis ini. TH menjalankan peran sebagai penyedia wanita sekaligus menawarkannya kepada pria hidung belang. Untuk kemudian wanita tersebut diantarkan RN kepada pemesan," kata Kapolrestabes, Senin (28/3/2016).
Praktik tersebut, terangnya, sudah berjalan sekitar setahun terakhir ini dengan melibatkan sepuluh wanita pekerja seks komersial (PSK). Semuanya kenalan-kenalan pelaku dengan rata-rata berusia di bawah 25 tahun.
Dia menyebutkan, pelaku TH melancarkan bisnisnya dengan menyebar nomor pin BBM miliknya ke setiap lelaki hidung belang.
Setelah berteman di BBM, TH pun menawarkan sejumlah wanita kepada calon pemesan. Jika transaksi sudah terjadi, maka RN-lah kemudian yang mengambil peran mengantarkan wanita ke tempat yang sudah ditentukan pemesan.
“Setelah saling kontak, kemudian diantarkanlah wanitanya itu ke hotel atau tempat tertentu,” sebut Yoyol.
Dalam kesempatan yang sama, TH mengaku sudah menjalankan bisnisnya ini selama setahun terakhir. Dia menawarkan lewat BBM. Kalau ada yang pesan, dia lantas mengirimkan foto-foto wanitanya.
Dalam sehari, sambungnya, ada dua sampai tiga orang pria hidung belang yang memesan wanita. Dia mematok tarif sekali kencan berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2 juta. Harganya pun disesuaikan dengan fisik dari wanitanya.
“Kalau sudah deal, wanitanya diantarkan ke hotel yang sudah dipesan oleh tamu. Dari sekali kencan, saya dapat Rp200.000-Rp300.000,” ungkap TH yang mengaku bekerja sebagai koordinator pemandu lagu ini.
Sejauh pengakuan TH, dia hanya memiliki sepuluh orang wanita penjaja seks yang berumur sekitar 18 -24 tahun. Kesepuluh wanita yang dikenalnya melalui BBM ini, selain bekerja sebagai penjaja seks, mereka pun bekerja di tempat lain. “Ada yang menjadi pemandu lagu, ada juga yang menganggur,” pungkasnya.
(sms)