45 Kambing di Gunungkidul Mati Misterius

Minggu, 27 Maret 2016 - 19:10 WIB
45 Kambing di Gunungkidul...
45 Kambing di Gunungkidul Mati Misterius
A A A
GUNUNGKIDUL - Warga Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diresahkan dengan kematian puluhan hewan ternak mereka, terutama kambing. Dalam tiga bulan terakhir, tercatat sebanyak 45 kambing mati dengan kondisi penuh luka sayat.

Rata-rata kambing mengalami luka di bagian leher. Diduga kuat, kematian kambing tersebut diserang hewan misterius yang hanya menimum darah kambing lalu meninggalkannya begitu saja.

Kepala Desa Giripurwo Supriyadi mengungkapkan, sudah menjadi kebiasaan warga di desanya membuat kandang ternak di sekitar ladang. Jauhnya jarak dengan permukiman juga menjadikan warga kesulitan mencari jejak hewan misterius yang makan kambing tersebut.

"Biasanya kambing sore hari masih baik, pagi harinya sudah terkapar dengan luka sayat, paling hanya sedikit daging yang dimakan, kemungkinan hewan itu hanya minum darah saja kemudian pergi," ungkapnya kepada wartawan, Minggu (27/3/2016).

Dia menjelaskan, warga sudah berusaha melakukan kegiatan ronda di kandang. Namun, karena para warga pulang ke rumah sekitar pukul 24.00 WIB, hewan masih dalam keadaan aman.

"Nah, begitu pagi hari kambingnya sudah mati, kemungkinan aksi ini dilakukan dini hari setelah ditinggal pemiliknya," katanya.

Di Dusun Karangnongko yang juga tempat tinggal dirinya saja, dalam satu malam dilaporkan tujuh kambing warga mati dengan kondisi leher terluka gigitan binatang buas tersebut.

Berbagai upaya dilakukan termasuk kegiatan pengajian. "Saat ini dalam beberapa hari belum ada laporan warga, artinya sementara aman belum ada kejadian kambing mati, mudah-mudahan tidak terjadi lagi.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan Gunungkidul Krisna Berlian mengaku belum bisa memastikan serangan terhadap puluhan kambing di Desa Giripurwo tersebut.

Hanya saja, dia menduga hal ini ulah anjing liar atau anjing hutan yang sering keluar dari perbukitan dan mencari mangsa karena makanan di perbukitan mulai habis. "Memang kasus anjing liar seringkali muncul menjelang musim kemarau atau di musim kemarau," ungkapnya.

Dia menjelaskan, aksi ini dilakukan gerombolan anjing liar dengan mengitari kandang ternak yang tidak jauh dari perbukitan. "Ini hanya prediksi dulu ya, kemungkinan ulah anjing liar atau anjing hutan, kasusnya sama dengan petani di Kecamatan Ponjong yang berada di perbukitan," katanya.

Untuk antisipasi sementara, dia berharap para petani memperbaiki kandang sehingga ternak mereka aman dari serangan anjing liar.

Selain itu, dia juga menyarankan warga segera memindahkan hewan ternak mereka sehingga mudah dipantau pemiliknya. "Kalau kandang ternak jauh (dari rumah) dan dekat dengan pegunungan ya memang rawan."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1785 seconds (0.1#10.140)