BMKG Imbau Masyarakat Jangan Panik saat Equinox
A
A
A
BATAM - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim, Philip Mustamu meminta masyarakat luas jangan terlalu panik dengan fenomena equinox. Philip menjelaskan, bahwa equinox adalah saat matahari diposisikan tepat di atas garis khatulistiwa yang akan terjadi pada Senin (21/3/2016) mendatang.
“Jangan terpengaruh dengan isu yang mengatakan ini berbahaya, jalani kehidupan seperti biasa namun harus menjaga diri agar tidak dehidrasi,” ujarnya, Jumat (18/3/2016).
Dia mengatakan, bahwasannya hal ini adalah peristiwa yang selalu terjadi setiap tahunnya, dan terjadi pada tanggal yang sama.
Mengenai adanya isu bahwasannya suhu akan mencapai 40 derajat celcius, Philip juga menyatakan hal tersebut tidak benar.
“Memang pada saat itu akan terasa lebih panas dari biasanya, namun untuk Kepri maksimal hanya 34 derajat celcius,” ujarnya.
Hal ini menurutnya karena pada setiap equinox terjadi suhu mengalami kenaikan hanya 1 derajat dari biasanya.
Kenaikan ini terjadi pada siang dan malam hari dan berlaku pada beberapa hari sebelum dan sesudah hari tersebut.
“Biasanya Kepri maksimal 32 sampa 33 derajat celcius jadi kalau naik satu menjadi 34 derajat, kalau malam 28 derajat berarti naiknya menjadi 29 derajat celcius dan terjadi dua sampai tujuh hari sesudah maupun sebelum puncaknya yang terjadi pada 21 Maret,” ujarnya.
Kejadian ini menurutnya terjadi setahun dua kali, yang pertama pada 21 Maret dan akan terjadi lagi pada 23 September mendatang.
Hal ini dikarenakan pada 21 Maret mendatang matahari melintas tepat di garis khatulistiwa dari Selatan ke Utara. “Kalau 23 September nanti sebaliknya dari Utara ke Selatan,” ujarnya.
Philip kembali menegaskan, bahwasanya equinox ini bukanlah fenomena alam tetapi lintasan matahari rutin.
Untuk itu masyarakat diminta untuk tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa saja meski menganjurkan mengurangi kegiatan di luar rumah dan banyak mengkonsumsi air.
“Sekali lagi jangan panik, ini memang sudah selalu terjadi setiap tahunnya, ya memang kalau bisa jangan sering di ruang terbuka dan kalau bisa juga minum air yang banyak karena memang ada kenaikan suhu panas sedikit karena ini,” tandasnya.
“Jangan terpengaruh dengan isu yang mengatakan ini berbahaya, jalani kehidupan seperti biasa namun harus menjaga diri agar tidak dehidrasi,” ujarnya, Jumat (18/3/2016).
Dia mengatakan, bahwasannya hal ini adalah peristiwa yang selalu terjadi setiap tahunnya, dan terjadi pada tanggal yang sama.
Mengenai adanya isu bahwasannya suhu akan mencapai 40 derajat celcius, Philip juga menyatakan hal tersebut tidak benar.
“Memang pada saat itu akan terasa lebih panas dari biasanya, namun untuk Kepri maksimal hanya 34 derajat celcius,” ujarnya.
Hal ini menurutnya karena pada setiap equinox terjadi suhu mengalami kenaikan hanya 1 derajat dari biasanya.
Kenaikan ini terjadi pada siang dan malam hari dan berlaku pada beberapa hari sebelum dan sesudah hari tersebut.
“Biasanya Kepri maksimal 32 sampa 33 derajat celcius jadi kalau naik satu menjadi 34 derajat, kalau malam 28 derajat berarti naiknya menjadi 29 derajat celcius dan terjadi dua sampai tujuh hari sesudah maupun sebelum puncaknya yang terjadi pada 21 Maret,” ujarnya.
Kejadian ini menurutnya terjadi setahun dua kali, yang pertama pada 21 Maret dan akan terjadi lagi pada 23 September mendatang.
Hal ini dikarenakan pada 21 Maret mendatang matahari melintas tepat di garis khatulistiwa dari Selatan ke Utara. “Kalau 23 September nanti sebaliknya dari Utara ke Selatan,” ujarnya.
Philip kembali menegaskan, bahwasanya equinox ini bukanlah fenomena alam tetapi lintasan matahari rutin.
Untuk itu masyarakat diminta untuk tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa saja meski menganjurkan mengurangi kegiatan di luar rumah dan banyak mengkonsumsi air.
“Sekali lagi jangan panik, ini memang sudah selalu terjadi setiap tahunnya, ya memang kalau bisa jangan sering di ruang terbuka dan kalau bisa juga minum air yang banyak karena memang ada kenaikan suhu panas sedikit karena ini,” tandasnya.
(sms)