Kota Dumai Mulai Diselimuti Kabut Asap

Kamis, 17 Maret 2016 - 10:14 WIB
Kota Dumai Mulai Diselimuti Kabut Asap
Kota Dumai Mulai Diselimuti Kabut Asap
A A A
PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan di Riau kini mulai berdampak. Kota Dumai yang merupakan salah satu daerah terparah kebakaran, pagi ini mulai diselimuti kabut asap.

Menurut pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, jarak pandang (visibility) Kota Dumai yang sebelumnya sekitar 8 Kilometer (KM) kini sudah mulai menurun.

"Saat ini Kota Dumai diselumuti kabut asap tipis. Visibility hari ini di Kota Dumai menjadi 5 KM," kata Staf Analisis BMKG Pekanbaru Slamet Riadi, kepada wartawan, Kamis (17/3/2016).

Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua, hari ini terdeteksi titik panas (hot spot) di tiga wilayah Riau, yakni di Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, dan Kota Dumai. Masing-masing terdapat satu titik api.

"Kebakaran hutan dan lahan juga mulai berdampak pada daerah lain, di mana saat beberapa wilayah seperti Kota Pekanbaru, Kabupaten Inhu dan Pelalawan kondisi udara kabur visivility juga menurun," ucap Slamet.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyatakan siap membantu pemerintah untuk bersama menanggulangi kebakaran

Wakil Ketua APHI Irsyal Yasman menyatakan, kebakaran disebabkan faktor yang kompleks dari aspek sosial, politik, dan ekonomi. "Jadi penyelesaiannya pun harus komprehensif dan kolaboratif multipihak," jelasnya.

Untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, anggota APHI akan terus bersiap. Selain berkolaborasi dengan masyarakat di tingkat tapak, APHI juga membangun sistem deteksi dini bekerjasama dengan Persatuan Sarjana Kehutanan.

Peningkatan sarana dan prasarana untuk pengendalian kebakaram hutan juga sudah ditingkatkan. Terkait sanksi perusahaan yang terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan, Irsyal berharap pemerintah bisa mempercepat proses pencabutan sanksi.

"Pembekuan dan pengambilalihan lahan akan memperluas areal open acces dan meningkatkan konflik sosial. Peluang kebakaran akan makin besar dan pada akhirnya menurunkan kepercayaan perbankan," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8522 seconds (0.1#10.140)