Seorang Pria Mengamuk di Kapal, 10 Penumpang Kritis Ditikam
A
A
A
MEDAN - Talimbowo Laia alias Fatili Haogo Bulolo alias Ama Roba (50), seorang penumpang Kapal Belanak mengamuk dan menikam penumpang lainnya, Jumat 11/3/2016).
Akibatnya, 10 orang mengalami kritis karena luka tusuk yang diderita dalam peristiwa yang terjadi di pelabuhan angin Gunungsitoli Jalan Yos Sudarso Kecamatan Guningsitoli Kota Guningsitoli itu.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Helfi Assegaf mengatakan, peristiwa penikaman itu terjadi saat kapal yang ditumpanginya hendak berlabuh/bersandar.
Tanpa sebab, pelaku langsung menikam seorang anak-anak bernama Rohul Jaya Sahe Putra Riau Laia (12) mengguankan pisau yang dipegangnya.
"Pelaku berlari tanpa beraturan langsung menusukkan pisau yang dipegangnya ke arah korban yang pertama. Setelah korbannya tersungkur pelaku kemudian berlari dan mencari korban berikutnya," kata dia.
Kemudian, sambung dia, pelaku berlari sambil mengacungkan senjata yang dipegangnya dan menusukkan benda tajam tersebut kearah penumpang yang dianggap menghalanginya. Setelah korban berjatuhan, pelaku kemudian berlari menuju ruang Kapten Kapal bernama Roni Fred.
"Tetapi, pelaku berhasil diamankan oleh seorang anggota TNI Kopral Dua (Kopda) Andre, personil Komando Distrik Militer (Kodim) 0213 yang saat itu sedang berada di kapal," katanya.
Setelah berhasil diamankan, sambung dia, pelaku langsung diserahkan ke Polres Nias untuk menjalani pemeriksaan. Meski tidak berhasil melukai Kapten Kapal tersebut, tetapi pelaku berhasil melukai salah satu Anak Buah Kapal (ABK) bernama Budi.
"Kini, pelaku sudah diamankan di Polres Nias dan sedang menjalani pemeriksaan sedangkan para korban sudah dirawat di Rumah Sakit (RS) Gusit setelah Kapten Kapal menghubungi pihak ASDP. Sedangkan pelaku saat dibawa dalam keadaan pingsan dan telinganya mengeluarkan darah," terangnya.
Sementara itu, Kasubbid Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih memeriksa pelaku secara intensif. Meski begitu, penyidik belum bisa menyimpulkan dan menetapkan pelaku sebagai tersangka.
"Pasti, penyidik akan memeriksa kejiwaan pelaku. Apakah ada kelainan atau tidak, namun sampai sekarang belum ada kesimpulan apapun tentang itu," pungkasnya.
Akibatnya, 10 orang mengalami kritis karena luka tusuk yang diderita dalam peristiwa yang terjadi di pelabuhan angin Gunungsitoli Jalan Yos Sudarso Kecamatan Guningsitoli Kota Guningsitoli itu.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Helfi Assegaf mengatakan, peristiwa penikaman itu terjadi saat kapal yang ditumpanginya hendak berlabuh/bersandar.
Tanpa sebab, pelaku langsung menikam seorang anak-anak bernama Rohul Jaya Sahe Putra Riau Laia (12) mengguankan pisau yang dipegangnya.
"Pelaku berlari tanpa beraturan langsung menusukkan pisau yang dipegangnya ke arah korban yang pertama. Setelah korbannya tersungkur pelaku kemudian berlari dan mencari korban berikutnya," kata dia.
Kemudian, sambung dia, pelaku berlari sambil mengacungkan senjata yang dipegangnya dan menusukkan benda tajam tersebut kearah penumpang yang dianggap menghalanginya. Setelah korban berjatuhan, pelaku kemudian berlari menuju ruang Kapten Kapal bernama Roni Fred.
"Tetapi, pelaku berhasil diamankan oleh seorang anggota TNI Kopral Dua (Kopda) Andre, personil Komando Distrik Militer (Kodim) 0213 yang saat itu sedang berada di kapal," katanya.
Setelah berhasil diamankan, sambung dia, pelaku langsung diserahkan ke Polres Nias untuk menjalani pemeriksaan. Meski tidak berhasil melukai Kapten Kapal tersebut, tetapi pelaku berhasil melukai salah satu Anak Buah Kapal (ABK) bernama Budi.
"Kini, pelaku sudah diamankan di Polres Nias dan sedang menjalani pemeriksaan sedangkan para korban sudah dirawat di Rumah Sakit (RS) Gusit setelah Kapten Kapal menghubungi pihak ASDP. Sedangkan pelaku saat dibawa dalam keadaan pingsan dan telinganya mengeluarkan darah," terangnya.
Sementara itu, Kasubbid Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih memeriksa pelaku secara intensif. Meski begitu, penyidik belum bisa menyimpulkan dan menetapkan pelaku sebagai tersangka.
"Pasti, penyidik akan memeriksa kejiwaan pelaku. Apakah ada kelainan atau tidak, namun sampai sekarang belum ada kesimpulan apapun tentang itu," pungkasnya.
(sms)