Kisah Ondi Turiat, Penjual Kaset Bekas di Bandung
A
A
A
BANDUNG - Ondi Turiat tampak segar meski usianya sudah 74 tahun. Ia selalu sigap melayani konsumen yang datang ke lapak penjualan kaset bekasnya di Jalan Cihapit, Kota Bandung, Jawa Barat.
Ketika konsumen bertanya kaset band atau penyanyi lawas, dengan cekatan tangannya memilih apa yang diinginkan konsumen.
Ondi memulai bisnis penjualan kaset bekas sejak 1991. Selain menjual, ia juga membeli kaset-kaset bekas untuk dijual kembali. "Saya memulai bisnis ini setelah pensiun bekerja di PT KA (Kereta Api). Begitu pensiun, saya langsung buka usaha ini," kata Ondi membuka perbincangan.
Ide berbisnis jual-beli kaset bekas saat itu terlintas begitu saja dalam pikiran Ondi. Salah satu yang membuatnya mantap memilih profesi itu adalah karena kesukaannya pada musik.
Bisnis yang ditekuni Ondi pun tak berjalan mulus. Pasang-surut pembeli dialaminya sejak 1991 hingga kini. Tapi ia sempat mengalami masa jaya di era 1990-an. Saat itu, jual-beli kaset bekas benar-benar memberi pemasukan signifikan.
Di tengah pasang-surut bisnisnya, pria yang gemar memakai peci itu berusaha tetap hidup wajar. Ia bahkan rajin menabung dari hasil keuntungannya.
Bank tempat Ondi menabung berada tidak jauh dari lapaknya berjualan. Sehingga keinginan untuk menabung dirasa semakin mudah. "Dalam sehari, dulu bisa nabung Rp50-100 ribu dari hasil jualan," ungkapnya.
Berkat kerja keras dan tekad kuatnya menabung, Ondi bahkan bisa menunaikan cita-cita besarnya sekaligus kewajibannya sebagai umat muslim yaitu ibadah haji.
"Alhamdulillah saya bisa pergi haji tahun 1996," ucap pria dua anak dan lima cucu tersebut.
Soal bisnisnya, Ondi tidak lelah menjalaninya. Meski pendapatannya kini tak sebanyak dahulu, hal itu tidak menyurutkan semangatnya. "Sekarang mah sudah tidak bisa nabung karena pembeli juga sudah tidak seperti dulu," cetusnya.
Adapun harga kaset bekas yang dijualnya bervariasi yaitu mulai dari Rp5.000-100.000 tergantung 'keantikan' kasetnya. "Sekarang dalam sehari rata-rata yang terjual lima sampai 15 kaset," tutur Ondi.
Era 'kegelapan' jual-beli kaset bekas, menurutnya, terjadi di awal tahun 2000-an. Sebab saat itu banyak orang beralih dari penggunaan kaset ke VCD.
"Tapi tiga-empat tahun belakangan mulai ramai lagi, orang-orang mulai pada beralih lagi ke kaset karena banyak yang merasa lebih enak mendengarkan musik dari kaset," tandasnya.
Ketika konsumen bertanya kaset band atau penyanyi lawas, dengan cekatan tangannya memilih apa yang diinginkan konsumen.
Ondi memulai bisnis penjualan kaset bekas sejak 1991. Selain menjual, ia juga membeli kaset-kaset bekas untuk dijual kembali. "Saya memulai bisnis ini setelah pensiun bekerja di PT KA (Kereta Api). Begitu pensiun, saya langsung buka usaha ini," kata Ondi membuka perbincangan.
Ide berbisnis jual-beli kaset bekas saat itu terlintas begitu saja dalam pikiran Ondi. Salah satu yang membuatnya mantap memilih profesi itu adalah karena kesukaannya pada musik.
Bisnis yang ditekuni Ondi pun tak berjalan mulus. Pasang-surut pembeli dialaminya sejak 1991 hingga kini. Tapi ia sempat mengalami masa jaya di era 1990-an. Saat itu, jual-beli kaset bekas benar-benar memberi pemasukan signifikan.
Di tengah pasang-surut bisnisnya, pria yang gemar memakai peci itu berusaha tetap hidup wajar. Ia bahkan rajin menabung dari hasil keuntungannya.
Bank tempat Ondi menabung berada tidak jauh dari lapaknya berjualan. Sehingga keinginan untuk menabung dirasa semakin mudah. "Dalam sehari, dulu bisa nabung Rp50-100 ribu dari hasil jualan," ungkapnya.
Berkat kerja keras dan tekad kuatnya menabung, Ondi bahkan bisa menunaikan cita-cita besarnya sekaligus kewajibannya sebagai umat muslim yaitu ibadah haji.
"Alhamdulillah saya bisa pergi haji tahun 1996," ucap pria dua anak dan lima cucu tersebut.
Soal bisnisnya, Ondi tidak lelah menjalaninya. Meski pendapatannya kini tak sebanyak dahulu, hal itu tidak menyurutkan semangatnya. "Sekarang mah sudah tidak bisa nabung karena pembeli juga sudah tidak seperti dulu," cetusnya.
Adapun harga kaset bekas yang dijualnya bervariasi yaitu mulai dari Rp5.000-100.000 tergantung 'keantikan' kasetnya. "Sekarang dalam sehari rata-rata yang terjual lima sampai 15 kaset," tutur Ondi.
Era 'kegelapan' jual-beli kaset bekas, menurutnya, terjadi di awal tahun 2000-an. Sebab saat itu banyak orang beralih dari penggunaan kaset ke VCD.
"Tapi tiga-empat tahun belakangan mulai ramai lagi, orang-orang mulai pada beralih lagi ke kaset karena banyak yang merasa lebih enak mendengarkan musik dari kaset," tandasnya.
(zik)