Diguyur Hujan, Atap Sekolah Ambruk
A
A
A
SUKABUMI - Tak kuat menahan derasnya hujan, atap bangunan ruang kelas di SDN Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi ambruk.
Penjaga Sekolah SDN Pondok Kaso Tengah Zaenal Abidin,46 mengatakan, ambruknya atap bangunan tersebut terjadi Selasa 8 Maret 2016 malam.
"Awalnya hanya terdengar suara kayu yang ambruk. Namun saat di cek ternyata bagian atap bangunan sudah berserakan di lantai," ujarnya kepada wartawan, Rabu (9/3/2016)
Zaenal menambahkan, sebelum rubuh, atap tersebut sempat ditopang menggunakan bambu. Bahkan sudah enam bulan terakhir bangunan tersebut tidak dipakai.
"Kerusakannya sudah lama, bahkan sudah saya topang agar tak rubuh. Mungkin alat penopangnya sudah tak kuat menahan, akhirnya ambruk juga," ucapnya
Dikatakan, di sekolah tersebut masih ada beberapa bangunan yang sudah tidak layak pakai. Bahkan nasibnya hampir mirip dengan bangunan yang sudah rubuh tersebut. "Dengan satu rubuh, berarti dua ruangan kelas lagi yang terancam rubuh," ungkapnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, saat ini tim relawan dan BPBD Sudah berada di lokasi sekolah untuk melakukang pengecekan.
Menurutnya, kemungkinan para siswa akan direlokasi ke sekolah lain untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM). "Kalau tidak bisa direlokasi ke sekolah terdekat, kami akan membuat tenda sementara agar para siswa tetap belajar," bebernya.
Usman menambahkan, dalam tahun ini baru satu sekolah yang ambruk akibat hujan. Sebab biasanya banyak yang ambruk itu akibat tergerus pergeseran tanah yang diawali dengan dinding retak-retak. Sedangkan sekolah yang rawan bencana mencapai puluhan.
"Untuk data pasti harus dicek dulu di kantor. Tapi yang pasti mencapai puluhan sekolah yang rawan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.
Penjaga Sekolah SDN Pondok Kaso Tengah Zaenal Abidin,46 mengatakan, ambruknya atap bangunan tersebut terjadi Selasa 8 Maret 2016 malam.
"Awalnya hanya terdengar suara kayu yang ambruk. Namun saat di cek ternyata bagian atap bangunan sudah berserakan di lantai," ujarnya kepada wartawan, Rabu (9/3/2016)
Zaenal menambahkan, sebelum rubuh, atap tersebut sempat ditopang menggunakan bambu. Bahkan sudah enam bulan terakhir bangunan tersebut tidak dipakai.
"Kerusakannya sudah lama, bahkan sudah saya topang agar tak rubuh. Mungkin alat penopangnya sudah tak kuat menahan, akhirnya ambruk juga," ucapnya
Dikatakan, di sekolah tersebut masih ada beberapa bangunan yang sudah tidak layak pakai. Bahkan nasibnya hampir mirip dengan bangunan yang sudah rubuh tersebut. "Dengan satu rubuh, berarti dua ruangan kelas lagi yang terancam rubuh," ungkapnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, saat ini tim relawan dan BPBD Sudah berada di lokasi sekolah untuk melakukang pengecekan.
Menurutnya, kemungkinan para siswa akan direlokasi ke sekolah lain untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM). "Kalau tidak bisa direlokasi ke sekolah terdekat, kami akan membuat tenda sementara agar para siswa tetap belajar," bebernya.
Usman menambahkan, dalam tahun ini baru satu sekolah yang ambruk akibat hujan. Sebab biasanya banyak yang ambruk itu akibat tergerus pergeseran tanah yang diawali dengan dinding retak-retak. Sedangkan sekolah yang rawan bencana mencapai puluhan.
"Untuk data pasti harus dicek dulu di kantor. Tapi yang pasti mencapai puluhan sekolah yang rawan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.
(nag)