Rayakan Melasti, Ribuan Umat Hindu di Denpasar Padati Pantai Padang Galak

Minggu, 06 Maret 2016 - 11:11 WIB
Rayakan Melasti, Ribuan Umat Hindu di Denpasar Padati Pantai Padang Galak
Rayakan Melasti, Ribuan Umat Hindu di Denpasar Padati Pantai Padang Galak
A A A
DENPASAR - Ribuan umat Hindu di Bali Minggu pagi (6/3/2016) menggelar upacara Melasti, di berbagai pantai yang ada di Pulau Dewata.

Seperti yang terlihat ribuan umat Hindu di Denpasar memadati Pantai Padang Galak merayakan Melasti, di mana upacara ini untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 9 Maret 2016 mendatang.

Mangku Losing, dari Desa Tonjo Paraman, Denpasar Barat, Denpasar mengatakan, bahwa Melasti ini bertujuan untuk menyucikan diri sebelum memperingati hari Raya Nyepi.

“Melasti ini kami menyucikan diri sebelum hari Raya Nyepi, di mana kami meminta kepada penguasa lautan untuk menyucikan diri, dan membersihkn diri. Selain itu juga kami menganyutkan semua kotoran yang dalam bumi dan dan dalam diri,” ungkapnya.

Dia mengatakan, air suci dari lautan ini juga akan dibawa pulang ke rumah untuk menyucikan sarana prasarana di Pura Desa, rumah, pekarangan dan tempat lainnya.

Selain itu juga, pihaknya juga mengatakan minta kepada penguasa laut agar selamanya bisa hidup sejahtera.

“Kami juga mempersembahkan sesaji kepada dewa untuk mensyukuri apa yang diberikan kepada kami,”paparnya.

Upacara Melasti ini dimulai dari hari Sabtu kemarin (5/3/2016) hingga H-1 pada hari Nyepi nanti.

“Kemarin juga sudah ada yang mulai melasti, tapi ramainya melasti itu hari ini. Kami ini datang satu desa dari 9 banjar. Setiap desa datang bersamaan, setiap pantai hari ini semuanya ramai karena ada melasti,” timpalnya.

Sebelum dimulai upacara Melasti di laut, umat Hindu di Denpasar biasanya sembahyang di pura desa, kemudian dilanjutkan berjalan kaki ke pantai yang dituju yang diiringi dengan balai ganjur (musik tradisional).

Setiap desa membawa banten atau sesajen masing-masing. Isi dari banten ini berupa canang, buah, jajanan kering, uang.

Dalam upacara Melasti ini mereka menggunakan pakaian adat yang rata-rata memakai baju warna putih, untuk laki-laki pakai udeng putih, dan kemeja putih. Sementara itu untuk perempuan juga memakai baju warna putih.

Setelah upacara selesai, para umat biasanya akan mencelupkan peralatan yang dibawanya ke dalam air laut.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.4013 seconds (0.1#10.140)