Takut Merugi, Peternak Enggan Jual Sapi ke Pengusaha
A
A
A
ATAMBUA - Harga yang tidak stabil, membuat peternak di wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur enggan menjual sapi mereka kepada para pengusaha.
Akibatnya, target pemerintah tentang pengiriman sapi hidup dalam kuota 3500 ekor setiap tahun ke DKI Jakarta menjadi berkurang atau tidak tercapai.
Crist Hermanus, seorang pengusaha sapi asal Belu mengaku kesulitan memperoleh sapi yang banyak seperti dulu sebab masyarakat enggan menjual lagi sapi mereka tanpa alasan jelas.
"seperti sekarang ini kenapa belum ada sapi, karena memang sapi belum berat, curah hujan juga masih tinggi, kebutuhan anak sekolah juga belum ada sehingga masyarakat belum mau jual sapi," terang Hermanus.
Walau demikian para pengusaha harus berusaha untuk melakukan pengiriman guna memenuhi kuota yang diminta meskipun harus berspekulasi dengan harga sapi hidup yang tidak stabil.
Untuk itu, pemerintah daerah maupun pusat diharapkan untuk kembali mengkaji harga pasaran sapi hidup maupun daging sehingga pengusaha serta peternak tidak dirugikan secara sepihak.
Akibatnya, target pemerintah tentang pengiriman sapi hidup dalam kuota 3500 ekor setiap tahun ke DKI Jakarta menjadi berkurang atau tidak tercapai.
Crist Hermanus, seorang pengusaha sapi asal Belu mengaku kesulitan memperoleh sapi yang banyak seperti dulu sebab masyarakat enggan menjual lagi sapi mereka tanpa alasan jelas.
"seperti sekarang ini kenapa belum ada sapi, karena memang sapi belum berat, curah hujan juga masih tinggi, kebutuhan anak sekolah juga belum ada sehingga masyarakat belum mau jual sapi," terang Hermanus.
Walau demikian para pengusaha harus berusaha untuk melakukan pengiriman guna memenuhi kuota yang diminta meskipun harus berspekulasi dengan harga sapi hidup yang tidak stabil.
Untuk itu, pemerintah daerah maupun pusat diharapkan untuk kembali mengkaji harga pasaran sapi hidup maupun daging sehingga pengusaha serta peternak tidak dirugikan secara sepihak.
(nag)