Pembunuhan Manajer Bank Diduga Terkait LGBT
A
A
A
BATURAJA - Kasus pembunuhan branch operation manajer salah satu bank di Baturaja, Yoppy Novrianto (35) diduga terkait Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT). Hal ini terkait keterangan pelaku pembunuhan berinisial MA dalam pemeriksaan polisi. (Baca: Manajer Bank Tewas Dibunuh Pelajar, Mayat Dimasukkan Karung)
MA (15) yang berstatus pelajar SMKN di Muaraenim ini mengaku kalau dirinya baru sekali kali bertemu korban dirinya dikenalkan oleh temannya SP yang kini masih buron.
Dari pengakuan tersangka, jika korban diduga memiliki kelainan seksual. MA dipaksa korban mengikuti keinginannya guna membuaskan hasrat seksualnya.
Tetapi Yoppy tidak merasa terpuaskan sehingga terjadi adu mulut. Pelaku berusaha menaikkan celana, namun dihalangi oleh Yoppy.
Tersangka berdalih, ketika korban marah, dia pun kesal dan berusaha melepaskan diri. Dirinya mencari alat untuk memukul korban, dan meraba-raba ke lantai mobil kemudian menemukan alat fan belt kemudian menjerat leher korban dibantu oleh tersangka SP.
"Begitu tewas, lalu SP memanggil RA dan AK untuk bantu mengangkat dan mengubur mayatnya (korban). Setelah itu SP bawa mobil itu," akunya.
Sedangkan tersangka RS, mengaku kalau dirinya tidak mengetahui ada jenazah di mobil yang dibawa temannya. Dirinya pun tidak dapat mengelak dan membantu temannya bersama AK menguburkan korban.
Terpisah, seorang teman kecil korban yang enggak disebutkan namannya menceritakan, kalau korban orangnya pendiam dan baik.
Bahkan di sekolah, korban dikenal pandai. Rekan korban ini, sama sekali tidak percaya, kalau korban merupakan LGBT sebagaimana yang sedang hangat diperbincangkan saat ini oleh semua pihak.
"Semasa kecil, dia (korban) laki-laki normal. Mudah-mudahan itu cuma isu saja. Saya sejak kecil berteman, dia baik dan juga pendiam," tuturnya.
MA (15) yang berstatus pelajar SMKN di Muaraenim ini mengaku kalau dirinya baru sekali kali bertemu korban dirinya dikenalkan oleh temannya SP yang kini masih buron.
Dari pengakuan tersangka, jika korban diduga memiliki kelainan seksual. MA dipaksa korban mengikuti keinginannya guna membuaskan hasrat seksualnya.
Tetapi Yoppy tidak merasa terpuaskan sehingga terjadi adu mulut. Pelaku berusaha menaikkan celana, namun dihalangi oleh Yoppy.
Tersangka berdalih, ketika korban marah, dia pun kesal dan berusaha melepaskan diri. Dirinya mencari alat untuk memukul korban, dan meraba-raba ke lantai mobil kemudian menemukan alat fan belt kemudian menjerat leher korban dibantu oleh tersangka SP.
"Begitu tewas, lalu SP memanggil RA dan AK untuk bantu mengangkat dan mengubur mayatnya (korban). Setelah itu SP bawa mobil itu," akunya.
Sedangkan tersangka RS, mengaku kalau dirinya tidak mengetahui ada jenazah di mobil yang dibawa temannya. Dirinya pun tidak dapat mengelak dan membantu temannya bersama AK menguburkan korban.
Terpisah, seorang teman kecil korban yang enggak disebutkan namannya menceritakan, kalau korban orangnya pendiam dan baik.
Bahkan di sekolah, korban dikenal pandai. Rekan korban ini, sama sekali tidak percaya, kalau korban merupakan LGBT sebagaimana yang sedang hangat diperbincangkan saat ini oleh semua pihak.
"Semasa kecil, dia (korban) laki-laki normal. Mudah-mudahan itu cuma isu saja. Saya sejak kecil berteman, dia baik dan juga pendiam," tuturnya.
(sms)