13 Desa di Cirebon Diterjang Bencana
A
A
A
CIREBON - Sebanyak 13 desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terkena bencana alam sepanjang Januari hingga Februari 2016 ini. Kerugian material lebih dari setengah miliar rupiah.
Berdasar data Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, ke-13 desa tersebut tersebar di sepuluh kecamatan, yaki Kecamatan Sumber, Depok, Gunung Jati, Talun, Gegesik, Mundu, Klangenan, Susukan, Palimanan, dan Jamblang.
Bencana yang terjadi sendiri di antaranya angin puting beliung, angin ribut, hingga longsor. "Banjir pun ada, tapi hingga kini belum sampai menerjang permukiman penduduk," tutur Kepala Seksi Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana Dinsos Kabupaten Cirebon Aang Nana, Jumat (19/2/2016).
Sejauh ini, dia mengaku telah menyalurkan sejumlah bantuan bagi warga yang diterjang bencana, mulai sembako, peralatan dapur, obat-obatan, dan lainnya.
Bantuan tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, maupun pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Setidaknya, kerugian yang dialami akibat bencana tersebut mencapai Rp568.600.000. Selain itu, hingga kini pihaknya tetap menyiagakan personel penanggulangan bencana mengingat musim hujan masih terjadi di wilayah Cirebon.
Dia menyebutkan, sedikitnya 135 tagana dan relawan penanggulangan bencana yang bersiaga. Meski begitu, dia mengatakan, frekuensi bencana alam tahun ini terkategori cukup tinggi dibanding bencana tahun lalu.
"Hanya saja, ada kemunduran peristiwa bencana alam. Tahun lalu, bencana paling tinggi terjadi awal Desember hingga Januari, sedangkan tahun ini bencana terjadi awal Januari dan Februari," paparnya.
Kabupaten Cirebon tergolong rawan sejumlah bencana, seperti banjir yang rentan menimpa Kecamatan Pasaleman, Ciledug, Pabedilan, Gebang, Pangenan, Mundu, Gunungjati, Suranenggala, Kapetakan, dan Panguragan.
Ada juga puting beliung yang kerap melanda Kecamatan Waled, Karangwareng, Pabuaran, Babakan, Lemahabang, dan Astanajapura.
Berdasar data Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, ke-13 desa tersebut tersebar di sepuluh kecamatan, yaki Kecamatan Sumber, Depok, Gunung Jati, Talun, Gegesik, Mundu, Klangenan, Susukan, Palimanan, dan Jamblang.
Bencana yang terjadi sendiri di antaranya angin puting beliung, angin ribut, hingga longsor. "Banjir pun ada, tapi hingga kini belum sampai menerjang permukiman penduduk," tutur Kepala Seksi Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana Dinsos Kabupaten Cirebon Aang Nana, Jumat (19/2/2016).
Sejauh ini, dia mengaku telah menyalurkan sejumlah bantuan bagi warga yang diterjang bencana, mulai sembako, peralatan dapur, obat-obatan, dan lainnya.
Bantuan tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, maupun pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Setidaknya, kerugian yang dialami akibat bencana tersebut mencapai Rp568.600.000. Selain itu, hingga kini pihaknya tetap menyiagakan personel penanggulangan bencana mengingat musim hujan masih terjadi di wilayah Cirebon.
Dia menyebutkan, sedikitnya 135 tagana dan relawan penanggulangan bencana yang bersiaga. Meski begitu, dia mengatakan, frekuensi bencana alam tahun ini terkategori cukup tinggi dibanding bencana tahun lalu.
"Hanya saja, ada kemunduran peristiwa bencana alam. Tahun lalu, bencana paling tinggi terjadi awal Desember hingga Januari, sedangkan tahun ini bencana terjadi awal Januari dan Februari," paparnya.
Kabupaten Cirebon tergolong rawan sejumlah bencana, seperti banjir yang rentan menimpa Kecamatan Pasaleman, Ciledug, Pabedilan, Gebang, Pangenan, Mundu, Gunungjati, Suranenggala, Kapetakan, dan Panguragan.
Ada juga puting beliung yang kerap melanda Kecamatan Waled, Karangwareng, Pabuaran, Babakan, Lemahabang, dan Astanajapura.
(zik)