Warga Terdampak Erupsi Gunung Bromo Mengaku Belum Dapat Bantuan
A
A
A
PROBOLINGGO - Dua bulan lebih terdampak erupsi Gunung Bromo, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengaku belum dapat bantuan. Mereka pun berharap pemerintah segera memberi bantuan.
Dua hari terakhir, kawasan Desa Ngadirejo terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Bromo karena arah angin yang cenderung mengarah ke desa ini.
Sebelumnnya, tanaman sayuran seperti kentang, seledri, dan tomat, layu dan kemudian mati akibat terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Bromo. Setelah itu, warga yang mayoritas petani mencoba menanam kembali sayuran. Namun, kini abu vulkanik erupsi Gunung Bromo kembali mengguyur desa in.
Mereka khawatir, sayuran yang baru di tanamnya ini akan terulang kembali di saat abu vulkanik mengguyur desa ini. Padahal, modal mereka sudah habis untuk biaya tanam yang kedua kali ini.
Suara gemuruh Gunung Bromo yang terdengar di desa ini menambah kecemasan warga. Belum lagi air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kini sering mati akibat pipa-pipa di mata air tertutup abu.
Hingga kini, warga mengaku masih belum ada perhatian dari pemerintah setempat. Mereka belum mendapat bantuan berupa air bersih, sembako, atau lainnya.
Soyo, warga setempat, mengaku ada bantuan masker dan sembako. Tapi, itu hanya untuk 15 orang yang berusia lanjut. Padahal, ada sekitar 1.200 warga Desa Ngadirejo yang butuh bantuan.
Sementara, Hasan, staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menegaskan, saat erupsi Gunung Bromo pihaknya sudah menyalurkan berbagai bantuan seperti tikar, genset, dan makanan siap saji ke warga desa yang terdampak erupsi Gunung Bromo.
Jika warga mengaku belum mendapatkan bantuan, bisa saja bantuan tersebut masih dalam pengiriman karena medan yang sulit atau masih dalam koordinasi dengan kepala desa yang bersangkutan.
Dua hari terakhir, kawasan Desa Ngadirejo terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Bromo karena arah angin yang cenderung mengarah ke desa ini.
Sebelumnnya, tanaman sayuran seperti kentang, seledri, dan tomat, layu dan kemudian mati akibat terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Bromo. Setelah itu, warga yang mayoritas petani mencoba menanam kembali sayuran. Namun, kini abu vulkanik erupsi Gunung Bromo kembali mengguyur desa in.
Mereka khawatir, sayuran yang baru di tanamnya ini akan terulang kembali di saat abu vulkanik mengguyur desa ini. Padahal, modal mereka sudah habis untuk biaya tanam yang kedua kali ini.
Suara gemuruh Gunung Bromo yang terdengar di desa ini menambah kecemasan warga. Belum lagi air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kini sering mati akibat pipa-pipa di mata air tertutup abu.
Hingga kini, warga mengaku masih belum ada perhatian dari pemerintah setempat. Mereka belum mendapat bantuan berupa air bersih, sembako, atau lainnya.
Soyo, warga setempat, mengaku ada bantuan masker dan sembako. Tapi, itu hanya untuk 15 orang yang berusia lanjut. Padahal, ada sekitar 1.200 warga Desa Ngadirejo yang butuh bantuan.
Sementara, Hasan, staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menegaskan, saat erupsi Gunung Bromo pihaknya sudah menyalurkan berbagai bantuan seperti tikar, genset, dan makanan siap saji ke warga desa yang terdampak erupsi Gunung Bromo.
Jika warga mengaku belum mendapatkan bantuan, bisa saja bantuan tersebut masih dalam pengiriman karena medan yang sulit atau masih dalam koordinasi dengan kepala desa yang bersangkutan.
(zik)