Bayi Keluarga Miskin Ini Lahir Tanpa Tangan dan Kaki
A
A
A
KAYUAGUNG - Seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, terlahir tanpa tangan dan kaki. Bayi berambut Ikal itu diberi nama Muhammad Anugrah, anak kedua pasangan Susanti (37) dan Mudasir (38) Dusun I, Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) ini lahir pada Senin 1 Februari lalu.
Muhammad Anugrah, lahir secara normal di bidan desa setempat, Desi Andriani, beruntung kedua orang tuanya yang merupakan keluarga miskin ini, tidak mengeluarkan biaya sepeserpun saat melahirkan karena mengantongi surat keterangan miskin dari Kades Sungai Belida.
Meski demikian kedua orang tuanya tetap pasrah menerima titipan dari yang maha kuasa. “Meski terlahir cacat, kami tetap akan merawatnya dengan penuh kasih sayang,” kata Susanti, sembari memasangkan kain bedong kepada anaknya Rabu (10/2/2016).
Saat ditemui Kepala Puskesmas Muara Burnai Lempuing Jaya, Santi Oktarina, Ibu Camat Lempuing Jaya Yessi Dodi, ibu Kades Sungai Belida Hj Komariah, di rumah gubuk berukuran 6 X 5 meter berdinding papan yang dihuni 5 jiwa itu, Susanti tampak tak bisa menahan air mata. Susanti mengaku tak mengira jika anaknya bakal terlahir cacat.
Sebab, kata Susanti, proses kehamilannya dalam kondisi normal hingga menjelang melahirkan. Memang saya tidak begitu rutin memeriksakan kehamilan karena faktor biaya, barulah setelah akhir-akhir ini memeriksakan kandungannya ke bidan desa.
“Selama hamil kondisi tubuh saya sehat seperti orang hamil biasanya. Saya juga sering mengkonsumsi sayuran yang ada di kebun belakang rumah,” paparnya.
Kedua Pasutri ini memasrahkan semua yang dialaminya itu kepada Sang Maha Pencipta. Selama ini suaminya hanya berprofesi sebagai pemeilhara sapi milik tetangganya dan sebagai buruh tani.
"Saya tetap bersyukur bayi saya sehat dan lahir selamat," ujarnya, seraya berharap dalam perjalanan hiidupnya kelak, ada dermawan yang sukarela membantu anaknya.
Sementara Bidan Desa Sungai Belida Kecamatan Lempuing Jaya, Desi Andriani menyebutkan bahwa bayi Muhammad Anugrah lahir pada Senin 1 Februari lalu sekitar pukul 05.30 WIB.
"Saat Ibunya tiba di rumah saya, ibu Susanti langsung kami naikkan di bangku tak lama diperiksa bayinya langsung keluar secara sungsang atau keluar pantat dahulu baru kepala, namun karena tidak memiliki tangan dan kaki, sehingga persalinan berjalan lancar," ungkapnya.
Dikatakan Desi bahwa usia kandungan Susanti berjalan 31 minggu. "Saat Subuh (Susanti) merasa sakit perut dan langsung ke Puskesdes tempat saya tinggal. Memang Susanti terlihat akhir-akhir ini baru rutin memeriksakan ke Posyandu dan sebelumnya sudah saya sarankan ke Puskesmas Tugujaya untuk di USG tapi dia tidak mau," katanya.
Menurut Desi, sebelumnya dia sudah tahu bahwa anak Susanti akan terlahir cacat. "Tapi waktu belum lahir tidak kami beritahu, karena nanti akan mempengaruhi kehamilan Susanti," ungkap Desi.
Muhammad Anugrah, lahir secara normal di bidan desa setempat, Desi Andriani, beruntung kedua orang tuanya yang merupakan keluarga miskin ini, tidak mengeluarkan biaya sepeserpun saat melahirkan karena mengantongi surat keterangan miskin dari Kades Sungai Belida.
Meski demikian kedua orang tuanya tetap pasrah menerima titipan dari yang maha kuasa. “Meski terlahir cacat, kami tetap akan merawatnya dengan penuh kasih sayang,” kata Susanti, sembari memasangkan kain bedong kepada anaknya Rabu (10/2/2016).
Saat ditemui Kepala Puskesmas Muara Burnai Lempuing Jaya, Santi Oktarina, Ibu Camat Lempuing Jaya Yessi Dodi, ibu Kades Sungai Belida Hj Komariah, di rumah gubuk berukuran 6 X 5 meter berdinding papan yang dihuni 5 jiwa itu, Susanti tampak tak bisa menahan air mata. Susanti mengaku tak mengira jika anaknya bakal terlahir cacat.
Sebab, kata Susanti, proses kehamilannya dalam kondisi normal hingga menjelang melahirkan. Memang saya tidak begitu rutin memeriksakan kehamilan karena faktor biaya, barulah setelah akhir-akhir ini memeriksakan kandungannya ke bidan desa.
“Selama hamil kondisi tubuh saya sehat seperti orang hamil biasanya. Saya juga sering mengkonsumsi sayuran yang ada di kebun belakang rumah,” paparnya.
Kedua Pasutri ini memasrahkan semua yang dialaminya itu kepada Sang Maha Pencipta. Selama ini suaminya hanya berprofesi sebagai pemeilhara sapi milik tetangganya dan sebagai buruh tani.
"Saya tetap bersyukur bayi saya sehat dan lahir selamat," ujarnya, seraya berharap dalam perjalanan hiidupnya kelak, ada dermawan yang sukarela membantu anaknya.
Sementara Bidan Desa Sungai Belida Kecamatan Lempuing Jaya, Desi Andriani menyebutkan bahwa bayi Muhammad Anugrah lahir pada Senin 1 Februari lalu sekitar pukul 05.30 WIB.
"Saat Ibunya tiba di rumah saya, ibu Susanti langsung kami naikkan di bangku tak lama diperiksa bayinya langsung keluar secara sungsang atau keluar pantat dahulu baru kepala, namun karena tidak memiliki tangan dan kaki, sehingga persalinan berjalan lancar," ungkapnya.
Dikatakan Desi bahwa usia kandungan Susanti berjalan 31 minggu. "Saat Subuh (Susanti) merasa sakit perut dan langsung ke Puskesdes tempat saya tinggal. Memang Susanti terlihat akhir-akhir ini baru rutin memeriksakan ke Posyandu dan sebelumnya sudah saya sarankan ke Puskesmas Tugujaya untuk di USG tapi dia tidak mau," katanya.
Menurut Desi, sebelumnya dia sudah tahu bahwa anak Susanti akan terlahir cacat. "Tapi waktu belum lahir tidak kami beritahu, karena nanti akan mempengaruhi kehamilan Susanti," ungkap Desi.
(sms)