Mayat Bayi Ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah Piyungan
A
A
A
BANTUL - Para pemulung digegerkan dengan penemuan bayi ditumpukan Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.
Kasus penemuan mayat bayi tersebut bukan kali pertama di TPST Piyungan, sebab berdasarkan catatan kepolisian penemuan orok ini sudah beberapa kali terjadi.
Kapolsek Piyungan Kompol Tri Pujo Santosa mengungkapkan, mayat bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh beberapa orang pemulung, di antaranya adalah Situmorang.
Berdasarkan informasi yang berhasil ia kumpulkan, seperti biasa beberapa orang pemulung menggaruk-garuk tumpukan sampah untuk mengumpulkan yang bisa dijual. "Nah saat itu mereka melihat ada bungkusan yang mengeluarkan darah," paparnya.
Mayat bayi yang diperkirakan berumur 6 bulan tersebut ketika pertama kali ditemukan masih terbungkus dengan kain berwarna cokelat.
Salah seorang pemulung curiga dengan bungkusan kain tersebut karena bentuknya mirip bayi dan masih ada bekas bercak darah di salah satu bagiannya. Bungkusan tersebut ditemukan tidak jauh dari alat berat yang lalu lalang di TPST ini.
Seketika itu juga para pemulung melaporkan kejadian nahas ini ke Mapolsek Piyungan. Anak buahnya meluncur untuk mengidentifikasi mayat bayi tersebut bersama dengan pihak Puskesmas Piyungan.
Dari identifikasi sementara, mayat tersebut berusia sekitar enam bulan. Bayi tersebut diperkirakan sudah meninggal sekitar 3 hari sebelum ditemukan. "Kami masih mencari pelaku pembuangan," tuturnya.
Panit Reskrim Piyungan, Ipda Langgeng Utomo mengaku jika pihaknya sedikit mengalami kesulitan mengungkap kasus pembuangan bayi tersebut.
Sebab, mayat bayi tersebut sengaja langsung dibuang di TPST Piyungan ataupun dibuang di sebuah tempat pembuangan sampah dan tumpukan sampahnya baru diangkut ke TPST Piyungan ini. "Jadi bisa saja dari Kota, Bantul atau Sleman. Itu yang membuat sulit," ujarnya.
Kejadian pembuangan mayat bayi di TPST Piyungan ini bukan yang pertama terjadi. Sebab sebelumnya juga pernah terjadi. Namun ia tidak hafal berapa kali kasus pembuangan mayat bayi di TPST Piyungan.
Menurutnya, TPST Piyungan menjadi tempat favorit membuang mayat bayi karena sulit terindentifikasi asal orok bayi.
Kasus penemuan mayat bayi tersebut bukan kali pertama di TPST Piyungan, sebab berdasarkan catatan kepolisian penemuan orok ini sudah beberapa kali terjadi.
Kapolsek Piyungan Kompol Tri Pujo Santosa mengungkapkan, mayat bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh beberapa orang pemulung, di antaranya adalah Situmorang.
Berdasarkan informasi yang berhasil ia kumpulkan, seperti biasa beberapa orang pemulung menggaruk-garuk tumpukan sampah untuk mengumpulkan yang bisa dijual. "Nah saat itu mereka melihat ada bungkusan yang mengeluarkan darah," paparnya.
Mayat bayi yang diperkirakan berumur 6 bulan tersebut ketika pertama kali ditemukan masih terbungkus dengan kain berwarna cokelat.
Salah seorang pemulung curiga dengan bungkusan kain tersebut karena bentuknya mirip bayi dan masih ada bekas bercak darah di salah satu bagiannya. Bungkusan tersebut ditemukan tidak jauh dari alat berat yang lalu lalang di TPST ini.
Seketika itu juga para pemulung melaporkan kejadian nahas ini ke Mapolsek Piyungan. Anak buahnya meluncur untuk mengidentifikasi mayat bayi tersebut bersama dengan pihak Puskesmas Piyungan.
Dari identifikasi sementara, mayat tersebut berusia sekitar enam bulan. Bayi tersebut diperkirakan sudah meninggal sekitar 3 hari sebelum ditemukan. "Kami masih mencari pelaku pembuangan," tuturnya.
Panit Reskrim Piyungan, Ipda Langgeng Utomo mengaku jika pihaknya sedikit mengalami kesulitan mengungkap kasus pembuangan bayi tersebut.
Sebab, mayat bayi tersebut sengaja langsung dibuang di TPST Piyungan ataupun dibuang di sebuah tempat pembuangan sampah dan tumpukan sampahnya baru diangkut ke TPST Piyungan ini. "Jadi bisa saja dari Kota, Bantul atau Sleman. Itu yang membuat sulit," ujarnya.
Kejadian pembuangan mayat bayi di TPST Piyungan ini bukan yang pertama terjadi. Sebab sebelumnya juga pernah terjadi. Namun ia tidak hafal berapa kali kasus pembuangan mayat bayi di TPST Piyungan.
Menurutnya, TPST Piyungan menjadi tempat favorit membuang mayat bayi karena sulit terindentifikasi asal orok bayi.
(nag)