35 Gajah di Riau Mati Akibat Kawasan Habitat Menyempit

Kamis, 04 Februari 2016 - 12:58 WIB
35 Gajah di Riau Mati...
35 Gajah di Riau Mati Akibat Kawasan Habitat Menyempit
A A A
PEKANBARU - Matinya gajah Sumatera di Desa Pinggir, Kecamatan Bengkalis semakin menambah daftar panjang kematian gajah di Riau. Dari tahun 2014 sampai saat ini, sudah 35 ekor hewan bergading ini mati.

LSM pencinta satwa WWF menyatakan bahwa pada tahun 2014 tercapat 24 ekor gajah mati di Riau. Kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan dimana jumlahnyah hanya 10 ekor.

"Dengan kembali ditemukan satu ekor gajah mati di awal tahun ini di Pinggir kemarin, berarti sudah 35 ekor gajah punah," kata Humas WWF Riau Syamsidar, Kamis (4/2/2016).

Faktor utama kematian gajah di Riau dikarenakan semakin menyempitnya kawasan habitat gajah akibat pembalakan liar.

Dari catatan WWF, di Riau ada sembilan kantong gajah. Kantong gajah terbesar berada di kawasan Blok Tesso Nilo di Kabupaten Inhu. Di sana ada dua kantong gajah dan Kondisinya kritis.

"Dari 83 ribu hektar luas areal Taman Nasional Tesso Nillo termasuk hutan cakupannya yang berisi kawasan konservasi yakni Blok Tesso Nilo. Setengahnya sudah porak poranda karena pembiaran ileggal logging," sebutnya.

Dijelaskan, Tesso Nillo di kapling-kapling oleh oknum aparat dan oknum pejabat. Ini sudah menjadi rahasia umum dan seolah terjadi pembiaran. "Di sana banyak gajah diracun oleh perambah. Saat tersisa sekira 150 ekor gajah," sebutnya.

Kondisi paling parah juga terjadi di kantong gajah Suaka Margasatwa Balai Raja di Kabupeten Bengkalis.

Dari luas areal 18 ribu hektare, tersisa hanya 20 hektere. Saat ini SM Balai Raja dikuasai cukong dan menjadikan hutan lindung itu menjadi hamparan kebun kelapa sawit ribuan hektar.

"Gajah Balai Raja kini terisa antara 25 hingga 30 ekor saja. Sudah banyak juga gajah terbunuh karena mereka sudah kehilangan rumah mereka. Mereka terpaksa hidup dan mencari makan di kebun sawit dan pemukiman. Imbasnya terjadilah konflik dan berujung pembunuhan gajah," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)