Jelang Imlek, Kampung Lampion Malang Kebanjiran Order
A
A
A
MALANG - Imlek yang tinggal beberapa hari lagi membawa berkah bagi kampung lampion di Kota Malang, Jawa Timur. Pesanan datang dari berbagai pelosok negeri.
Kampung ini bernama Kampung Juanda. Namun, kampung ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Lampion. Mayoritas pemuda di kampung ini, telah bertahun-tahun menggeluti kerajinan lampion sebagai pekerjaan.
Dan, seperti tahun-tahun sebelumnya, Imlek tahun ini membawa berkah bagi industri rumahan lampion di Malang ini. Seperti di rumah produksi Cempaka Lampion ini. Bahkan, pesanan sudah mengalami peningkatan sejak dua bulan sebelumnya.
Jika hari biasa 30 lampion diproduksi, sejak November 2015, minimal satu hari harus 125 lampion dikerjakan. Semuanya adalah pesanan dari kota-kota besar seperti Jakarta, Denpasar, Medan, dan Palembang. Ada juga pesanan dari Kalimantan, bahkan Italia.
"Pesanan meningkat sejak dua bulan lalu, biasanya 30 kini minimal 125 lampion sehari. Paling diminati ukuran 30 ini. Harganya Rp25 ribu dan nambah Rp5 ribu kalau ditambah pita dan rumbai-rumbai," kata Ahmad, perajin lampion, Selasa (2/2/2016).
Lampion karya pemuda-pemuda Kampung Juanda, Kota Malang ini diminati karena dibuat dengan kerangka dari rotan dan bahan dari kain khusus sehingga tahan lama dan bisa dilipat.
Lampion tersebut juga bisa disimpan saat momen Imlek selesai dan bisa digunakan tahun depannya lagi. "Saya membeli untuk dekorasi Imlek di hotel. Memilih di sini karena lampionnya bagus dan harganya oke," kata Helen, salah satu konsumen.
Di tempat ini, yang paling banyak dipesan adalah lampion diameter 30 cm. Warnanya ada merah, kuning, dan hijau, atau sesuai pesanan.
Harga lampion pun bervariasi, mulai Rp25 ribu hingga yang termahal Rp5 juta, tergantung ukuran dan bahan yang digunakan. Anda berminat?
Kampung ini bernama Kampung Juanda. Namun, kampung ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Lampion. Mayoritas pemuda di kampung ini, telah bertahun-tahun menggeluti kerajinan lampion sebagai pekerjaan.
Dan, seperti tahun-tahun sebelumnya, Imlek tahun ini membawa berkah bagi industri rumahan lampion di Malang ini. Seperti di rumah produksi Cempaka Lampion ini. Bahkan, pesanan sudah mengalami peningkatan sejak dua bulan sebelumnya.
Jika hari biasa 30 lampion diproduksi, sejak November 2015, minimal satu hari harus 125 lampion dikerjakan. Semuanya adalah pesanan dari kota-kota besar seperti Jakarta, Denpasar, Medan, dan Palembang. Ada juga pesanan dari Kalimantan, bahkan Italia.
"Pesanan meningkat sejak dua bulan lalu, biasanya 30 kini minimal 125 lampion sehari. Paling diminati ukuran 30 ini. Harganya Rp25 ribu dan nambah Rp5 ribu kalau ditambah pita dan rumbai-rumbai," kata Ahmad, perajin lampion, Selasa (2/2/2016).
Lampion karya pemuda-pemuda Kampung Juanda, Kota Malang ini diminati karena dibuat dengan kerangka dari rotan dan bahan dari kain khusus sehingga tahan lama dan bisa dilipat.
Lampion tersebut juga bisa disimpan saat momen Imlek selesai dan bisa digunakan tahun depannya lagi. "Saya membeli untuk dekorasi Imlek di hotel. Memilih di sini karena lampionnya bagus dan harganya oke," kata Helen, salah satu konsumen.
Di tempat ini, yang paling banyak dipesan adalah lampion diameter 30 cm. Warnanya ada merah, kuning, dan hijau, atau sesuai pesanan.
Harga lampion pun bervariasi, mulai Rp25 ribu hingga yang termahal Rp5 juta, tergantung ukuran dan bahan yang digunakan. Anda berminat?
(zik)