Cegah Terorisme, Kota Bandung Jalankan Lima Rumah Satu Komandan
A
A
A
BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, akan menjalankan program baru untuk mencegah tumbuhnya terorisme.
Banyak pihak terlibat dalam program itu mulai dari unsur Pemkot Bandung, polisi, hingga warga di tingkatan paling bawah.
"Jadi di Bandung akan ada konsep untuk melawan terorisme, untuk menghilangkan benih-benih terorisme. Bandung sekarang proaktif dengan cara inovatif," kata Emil, sapaan akrabnya, Jumat (28/1/2016).
Langkah pertama, Pemkot Bandung akan membentuk tim penjaga wilayah yang personelnya berjumlah 1.500 orang. Mereka akan disebar di seluruh Kota Bandung dan akan dibantu para polisi yang tergabung dalam Brigadir RW (satu polisi ditempatkan di satu RW).
Langkah kedua, pihak RT dan RW akan punya instrumen partisipasi masyarakat yang bernama rapor indeks kemasyarakatan. "Rapor ini didalamnya memuat indikator-indikator aktif atau tidak dalam kegiatan masyarakat, rajin kerja bakti atau tidak, dan lain-lain," jelasnya.
Dengan cara seperti itu, setiap warga akan terukur tingkat keaktifannya di masyarakat dalam urusan sosialisasi. Satu sama lain warga pun akan saling mengenal dan terlibat dalam kegiatan positif.
Terakhir, digagas program satu komandan lima rumah. Lewat cara ini, nantinya untuk setiap lima unit rumah akan punya satu komandan yang bertugas mengawasi aktivitas penghuni rumah.
Komandan tersebut adalah salah seorang penghuni rumah dari lima rumah yang diawasi. Komandan itu akan bertugas mengumpulkan informasi dari rumah yang diawasinya. Identitas hingga aktivitas penghuni rumah pun akan terpantau.
"Kan dari pengalaman sel-sel tidurnya teroris selalu ngontrak, pendatang baru, tidak bergaul, pas dibedah ternyata ada bom (di dalam rumah) atau ada apa. Insya Allah dengan konsep ini tidak terjadi lagi," tuturnya.
Program-program itu pun akan dijalankan dalam waktu dekat. Sehingga bibit terorisme diharapkan bisa ditekan sedini mungkin.
Banyak pihak terlibat dalam program itu mulai dari unsur Pemkot Bandung, polisi, hingga warga di tingkatan paling bawah.
"Jadi di Bandung akan ada konsep untuk melawan terorisme, untuk menghilangkan benih-benih terorisme. Bandung sekarang proaktif dengan cara inovatif," kata Emil, sapaan akrabnya, Jumat (28/1/2016).
Langkah pertama, Pemkot Bandung akan membentuk tim penjaga wilayah yang personelnya berjumlah 1.500 orang. Mereka akan disebar di seluruh Kota Bandung dan akan dibantu para polisi yang tergabung dalam Brigadir RW (satu polisi ditempatkan di satu RW).
Langkah kedua, pihak RT dan RW akan punya instrumen partisipasi masyarakat yang bernama rapor indeks kemasyarakatan. "Rapor ini didalamnya memuat indikator-indikator aktif atau tidak dalam kegiatan masyarakat, rajin kerja bakti atau tidak, dan lain-lain," jelasnya.
Dengan cara seperti itu, setiap warga akan terukur tingkat keaktifannya di masyarakat dalam urusan sosialisasi. Satu sama lain warga pun akan saling mengenal dan terlibat dalam kegiatan positif.
Terakhir, digagas program satu komandan lima rumah. Lewat cara ini, nantinya untuk setiap lima unit rumah akan punya satu komandan yang bertugas mengawasi aktivitas penghuni rumah.
Komandan tersebut adalah salah seorang penghuni rumah dari lima rumah yang diawasi. Komandan itu akan bertugas mengumpulkan informasi dari rumah yang diawasinya. Identitas hingga aktivitas penghuni rumah pun akan terpantau.
"Kan dari pengalaman sel-sel tidurnya teroris selalu ngontrak, pendatang baru, tidak bergaul, pas dibedah ternyata ada bom (di dalam rumah) atau ada apa. Insya Allah dengan konsep ini tidak terjadi lagi," tuturnya.
Program-program itu pun akan dijalankan dalam waktu dekat. Sehingga bibit terorisme diharapkan bisa ditekan sedini mungkin.
(nag)