Waduh, Dana Keistimewaan di Bantul Turun Drastis
A
A
A
BANTUL - Alokasi Dana Keistimewaan (Danais) yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tahun ini mengalami penurunan cukup drastis dibanding dengan tahun sebelumnya.
Dengan penurunan ini, banyak proposal berkaitan dengan kebudayaan yang kemungkinan tidak
akan dicairkan tahun ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul Bambang Legowo mengungkapkan saat ini memang jumlah alokasi Danais yang diterima menurun drastis.
Jika tahun 2015 lalu pihaknya menerima alokasi danais sekitar Rp 18 miliar, tahun ini alokasinya hanya Rp 4,5 miliar. "Memang menurun drastis, tetapi tidak hanya Bantul semua kabupaten kota juga demikian," tuturrnya, Jum’at (29/1/2016).
Bambang menampik jika penurunan tersebut sebagai punishment atau sanksi dari Pemerintah DIY karena Bantul tak mampu menyerap semua anggaran danais tahun 2015 yang lalu.
Penurunan tersebut menurutnya merupakan kebijakan dari Pemerintah DIY yang memang mengalihkan peruntukan danais ke kegiatan lain.
Ia mengklaim, serapan danais di Kabupaten Bantul tahun lalu cukup tinggi meskipun tidak bisa 100 % dari alokasi anggaran.
Alokasi danais sekitar Rp18 miliar tersebut dan pihaknya berhasil menyerap sekitar 94%. Jumlah tersebut tergolong tinggi disbanding dengan kabupaten kota yang lain di DIY.
Jadi penurunan alokasi tersebut bukan karena tidak bisa menyerap 100%. "Tidak semuanya terserap tetapi kita tinggi kok," paparnya.
Bambang menambahkan penurunan tersebut karena kebijakan dari Pemerintah DIY yang mengalihkan danais ke sektor selain kebudayaan.
Seperti diketahui, alokasi danais tersebut diperbolehkan untuk lima bidang, salah satunya untuk peningkatan kualitas kebudayaan. Dan untuk tahun ini, alokasi danais bagi kebudayaan memang dikurangi.
Berdasarkan informasi yang ia dapat, saat ini pemerintah DIY justru memperbesar alokasi anggaran danais untuk pembangunan fisik.
Danais akan lebih banyak untuk menyelesaikan tata ruang di wilayah DIY. Salah satu yang kini tengah digenjot dengan danais adalah penyelesaian jalur jalan lintas selatan (JJLS).
"Bantul menurun drastis, tetapi tidak terlalu rendah banget. Kita di tengah-tengah karena ada daerah kabupaten lain yang lebih rendah dari Bantul," ungkapnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Bantul, Dodi Kuswardono mengatakan, karena ada penurunan alokasi Danais tahun ini, pasti akan berpengaruh terhadap program kebudayaan.
Meskipun event-event kebudayaan yang biasa dilakukan akan tetap ada, pihaknya tetap akan mengusahakan tetap dilaksanakan. Namun anggarannya akan dipangkas tidak seperti
tahun-tahun sebelumnya.
"Tetapi kalau honor untuk pelaku seni atau seniman ada standarnya. Jadi penghasilan seniman tidak akan menurun," pungkasnya.
Dengan penurunan ini, banyak proposal berkaitan dengan kebudayaan yang kemungkinan tidak
akan dicairkan tahun ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul Bambang Legowo mengungkapkan saat ini memang jumlah alokasi Danais yang diterima menurun drastis.
Jika tahun 2015 lalu pihaknya menerima alokasi danais sekitar Rp 18 miliar, tahun ini alokasinya hanya Rp 4,5 miliar. "Memang menurun drastis, tetapi tidak hanya Bantul semua kabupaten kota juga demikian," tuturrnya, Jum’at (29/1/2016).
Bambang menampik jika penurunan tersebut sebagai punishment atau sanksi dari Pemerintah DIY karena Bantul tak mampu menyerap semua anggaran danais tahun 2015 yang lalu.
Penurunan tersebut menurutnya merupakan kebijakan dari Pemerintah DIY yang memang mengalihkan peruntukan danais ke kegiatan lain.
Ia mengklaim, serapan danais di Kabupaten Bantul tahun lalu cukup tinggi meskipun tidak bisa 100 % dari alokasi anggaran.
Alokasi danais sekitar Rp18 miliar tersebut dan pihaknya berhasil menyerap sekitar 94%. Jumlah tersebut tergolong tinggi disbanding dengan kabupaten kota yang lain di DIY.
Jadi penurunan alokasi tersebut bukan karena tidak bisa menyerap 100%. "Tidak semuanya terserap tetapi kita tinggi kok," paparnya.
Bambang menambahkan penurunan tersebut karena kebijakan dari Pemerintah DIY yang mengalihkan danais ke sektor selain kebudayaan.
Seperti diketahui, alokasi danais tersebut diperbolehkan untuk lima bidang, salah satunya untuk peningkatan kualitas kebudayaan. Dan untuk tahun ini, alokasi danais bagi kebudayaan memang dikurangi.
Berdasarkan informasi yang ia dapat, saat ini pemerintah DIY justru memperbesar alokasi anggaran danais untuk pembangunan fisik.
Danais akan lebih banyak untuk menyelesaikan tata ruang di wilayah DIY. Salah satu yang kini tengah digenjot dengan danais adalah penyelesaian jalur jalan lintas selatan (JJLS).
"Bantul menurun drastis, tetapi tidak terlalu rendah banget. Kita di tengah-tengah karena ada daerah kabupaten lain yang lebih rendah dari Bantul," ungkapnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Bantul, Dodi Kuswardono mengatakan, karena ada penurunan alokasi Danais tahun ini, pasti akan berpengaruh terhadap program kebudayaan.
Meskipun event-event kebudayaan yang biasa dilakukan akan tetap ada, pihaknya tetap akan mengusahakan tetap dilaksanakan. Namun anggarannya akan dipangkas tidak seperti
tahun-tahun sebelumnya.
"Tetapi kalau honor untuk pelaku seni atau seniman ada standarnya. Jadi penghasilan seniman tidak akan menurun," pungkasnya.
(nag)