Warga Bantul Protes Keberadaan Kandang Babi
A
A
A
BANTUL - Puluhan warga Dusun Giren Plebengan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, DIY, mendesak pemerintah menutup kandang babi milik Legimin, warga setempat. Tuntutan disampaikan saat unjuk rasa di halaman balai desa setempat, Selasa (26/1/2016).
Warga menggelar poster penolakan sebagai bentuk protes terhadap keberadaan kandang babi tersebut. Aksi unjuk rasa tanpa orasi tersebut merupakan bentuk puasa bicara mereka karena pemerintah dan pemilik kandang babi tak pernah mendengar tuntutan mereka.
Unjuk rasa ini mendapat pengawalan ketat dari Satpol PP, anggota Polsek, dan juga anggota TNI.
Koordinator aksi, Tri Prabowo mengungkapkan, keberadaan kandang sapi tersebut sangat mengganggu lingkungan. Bau menyengat yang sering ditimbulkan sudah mengganggu lingkungan dan kesehatan. Hal itu sudah terjadi puluhan tahun.
Berkali-kali kandang babi tersebut mendapat protes dari warga namun diabaikan. "Si Mbah kami sudah protes, sekarang giliran cucunya," ujarnya.
Kandang berukuran sekitar 7 meter persegi tersebut dianggap mengganggu karena berada di tengah permukiman warga. Apalagi, warga Dusun Giren Plebengan ini selama ini dikenal taat perintah agama. Sehingga, keberadaan kandang yang mampu menampung sekitar 20 ekor babi ini mengganggu kenyamanan warga dalam beribadah.
Warga menuntut agar pemilik kandang babi segera menutup usahanya. Tuntutan senada disampaikan kepada pemerintah. Jika tidak, warga bertindak sendiri melakukan penutupan.
Kepala Satpol PP Bantul Hernawan Setiadji mengatakan, selama ini Bantul dikenal sebagai kabupaten yang agamis. Ia menilai wajar banyak warga yang menolak keberadaan kandang babi.
"Wajar kalau ditolak, pekan ini saja kami memediasi dua tempat. Satu di Bambanglipuro dan satu lagi di Kecamatan Srandakan."
Sementara, anak dari pemilik kandang babi, Jumaini, mengaku menerima protes warga dan memahami alasan warga memprotes keberadaan kandang babi tersebut. "Saya tandaskan kandang babi ini kami tutup," ujar Jumaini.
Namun ia meminta kepada warga agar menerima keluarga orangtuanya seperti warga-warga lain. Ia meminta kepada warga untuk memaafkan keluarganya karena telah mengganggu kenyamanan. Ia juga meminta kepada warga agar keluarganya dilibatkan dalam setiap kegiatan.
PILIHAN:
Wisatawan Asal Singapura Tewas Tanpa Busana di Hotel
Warga menggelar poster penolakan sebagai bentuk protes terhadap keberadaan kandang babi tersebut. Aksi unjuk rasa tanpa orasi tersebut merupakan bentuk puasa bicara mereka karena pemerintah dan pemilik kandang babi tak pernah mendengar tuntutan mereka.
Unjuk rasa ini mendapat pengawalan ketat dari Satpol PP, anggota Polsek, dan juga anggota TNI.
Koordinator aksi, Tri Prabowo mengungkapkan, keberadaan kandang sapi tersebut sangat mengganggu lingkungan. Bau menyengat yang sering ditimbulkan sudah mengganggu lingkungan dan kesehatan. Hal itu sudah terjadi puluhan tahun.
Berkali-kali kandang babi tersebut mendapat protes dari warga namun diabaikan. "Si Mbah kami sudah protes, sekarang giliran cucunya," ujarnya.
Kandang berukuran sekitar 7 meter persegi tersebut dianggap mengganggu karena berada di tengah permukiman warga. Apalagi, warga Dusun Giren Plebengan ini selama ini dikenal taat perintah agama. Sehingga, keberadaan kandang yang mampu menampung sekitar 20 ekor babi ini mengganggu kenyamanan warga dalam beribadah.
Warga menuntut agar pemilik kandang babi segera menutup usahanya. Tuntutan senada disampaikan kepada pemerintah. Jika tidak, warga bertindak sendiri melakukan penutupan.
Kepala Satpol PP Bantul Hernawan Setiadji mengatakan, selama ini Bantul dikenal sebagai kabupaten yang agamis. Ia menilai wajar banyak warga yang menolak keberadaan kandang babi.
"Wajar kalau ditolak, pekan ini saja kami memediasi dua tempat. Satu di Bambanglipuro dan satu lagi di Kecamatan Srandakan."
Sementara, anak dari pemilik kandang babi, Jumaini, mengaku menerima protes warga dan memahami alasan warga memprotes keberadaan kandang babi tersebut. "Saya tandaskan kandang babi ini kami tutup," ujar Jumaini.
Namun ia meminta kepada warga agar menerima keluarga orangtuanya seperti warga-warga lain. Ia meminta kepada warga untuk memaafkan keluarganya karena telah mengganggu kenyamanan. Ia juga meminta kepada warga agar keluarganya dilibatkan dalam setiap kegiatan.
PILIHAN:
Wisatawan Asal Singapura Tewas Tanpa Busana di Hotel
(zik)