Kerangka Mayat Pakai Jam Tangan Masih Menyala Gegerkan Warga
A
A
A
MUARA ENIM - Warga Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU) dihebohkan dengan penemuan kerangka mayat memakai jam tangan merek Mirage yang masih menyala.
Informasi di lapangan, penemuan kerangka tersebut terjadi beberapa hari lalu oleh MUstaan, warga yang hendak mencari rotan di dalam hutan belantara Pematang Sepit,kawasan Rantau Dedap.
Saat ditemukan kondisi kerangka tersebut hanya tinggal batok kepala, tulang tangan kiri, tulang dada, serta tulang paha dan kaki tanpa tulang telapak kaki.
Selain itu, dilokasi juga ditemukan peci hitam list kuning, baju kaos olahraga tangan panjang warna biru berkerah kuning, serta jam tangan warna coklat merek Mirage.
Usai menemukan kerangka tersebut, saksi langsung melaporkan kepada pemeritah setempat dan langsung menghubungi pihak Polsek Semende.
Kapolsek Semende AKP Heriyanto melalui Kanit Reskrim Bripka Mashuri saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan kerangka tersebut.
Melihat kondisi kerangka tersebut,diperkirakan kematian korban diperkirakan sebulan lebih. "Melihat kondisi tulang belulang yang ada diperkirakan sudah meninggal sebulan lebih," ujarnya.
Mashuri mengatakan, saat ini kerangka tersebut sudah dibawa ke ruang jenazah RS HM Rabain Muaraenim. Pihaknya belum mengetahui sama sekali identitas korban,termasuk penyebab kematian korban. Apalagi menurutnya kerangka yang ditemukan tidak utuh.
"Kerangkanya sudah tidak lengkap, kita sudah upayakan penyisiran dilokasi namun tidak ada yang lain kecuali dilokasi dimana dia pertama kali ditemukan," ujarnya.
Salah satu petunjuk menurutnya adalah tulisan di kaos olah raga yang ditemukan dilokasi yaiTU SMPN 2 Gumai Ulu.
Hanya saja sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi dari Polsek Gumai Ulu, Polres Lahat,terkait ada atau tidaknya warga Gumai Ulu yang hilang.
Selain itu menurut Mashuri,medan lokasi dimana kerangka tersebut ditemukan termasuk sulit dijangkau karena masih rimba belantara.
Jarak tempuh dari jalan besar di kawasan tersebut ke lokasi titik penemuan memakan waktu jalan kaki hampir 2,5 jam, dengan medan berbukit dan menyeberangi sungai.
"Kita belum bisa memastikan penyebab kematian dan identitasnya, korban pembunuhan atau ada warga yang tersesat," pungkasnya.
Informasi di lapangan, penemuan kerangka tersebut terjadi beberapa hari lalu oleh MUstaan, warga yang hendak mencari rotan di dalam hutan belantara Pematang Sepit,kawasan Rantau Dedap.
Saat ditemukan kondisi kerangka tersebut hanya tinggal batok kepala, tulang tangan kiri, tulang dada, serta tulang paha dan kaki tanpa tulang telapak kaki.
Selain itu, dilokasi juga ditemukan peci hitam list kuning, baju kaos olahraga tangan panjang warna biru berkerah kuning, serta jam tangan warna coklat merek Mirage.
Usai menemukan kerangka tersebut, saksi langsung melaporkan kepada pemeritah setempat dan langsung menghubungi pihak Polsek Semende.
Kapolsek Semende AKP Heriyanto melalui Kanit Reskrim Bripka Mashuri saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan kerangka tersebut.
Melihat kondisi kerangka tersebut,diperkirakan kematian korban diperkirakan sebulan lebih. "Melihat kondisi tulang belulang yang ada diperkirakan sudah meninggal sebulan lebih," ujarnya.
Mashuri mengatakan, saat ini kerangka tersebut sudah dibawa ke ruang jenazah RS HM Rabain Muaraenim. Pihaknya belum mengetahui sama sekali identitas korban,termasuk penyebab kematian korban. Apalagi menurutnya kerangka yang ditemukan tidak utuh.
"Kerangkanya sudah tidak lengkap, kita sudah upayakan penyisiran dilokasi namun tidak ada yang lain kecuali dilokasi dimana dia pertama kali ditemukan," ujarnya.
Salah satu petunjuk menurutnya adalah tulisan di kaos olah raga yang ditemukan dilokasi yaiTU SMPN 2 Gumai Ulu.
Hanya saja sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi dari Polsek Gumai Ulu, Polres Lahat,terkait ada atau tidaknya warga Gumai Ulu yang hilang.
Selain itu menurut Mashuri,medan lokasi dimana kerangka tersebut ditemukan termasuk sulit dijangkau karena masih rimba belantara.
Jarak tempuh dari jalan besar di kawasan tersebut ke lokasi titik penemuan memakan waktu jalan kaki hampir 2,5 jam, dengan medan berbukit dan menyeberangi sungai.
"Kita belum bisa memastikan penyebab kematian dan identitasnya, korban pembunuhan atau ada warga yang tersesat," pungkasnya.
(nag)