Pemprov Jatim akan Karantina Eks Pengikut Gafatar Selama 2 Hari
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memberikan penyambutan secara khusus kepada eks pengikut Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara). Mereka akan dikarantina selama dua hari untuk diberikan pemahaman tentang Islam. Rencananya, lokasi karantina itu akan dilakukan di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.
Wakil Ketua Pengurus Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan, pihaknya bersama ormas Nahdhatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kanwil Kemenag Jawa Timur telah diminta oleh Pemprov Jatim untuk membina eks pengikut Gafatar itu.
"Nanti akan ada kelas khusus untuk memberikan pemahaman tentang Islam kepada mereka," kata Nadjib, Kamis (21/1/2016).
Karantina di tempat tersebut akan dilakukan selama dua hari. Nadjib juga mengatakan, selain dibekali pemahaman tentang Islam, meraka juga akan dibekali dengan rasa pengertian agar bisa berbaur dengan masyarakat di kampung halamannya kelak.
"Kami berharap, warga juga bisa menerima kehadiran mereka kembali, karena mereka sebenarnya adalah korban," tambah Najib.
Sementara informasi yang dihimpun ada sekitar 500 warga Jawa Timur yang bergabung dengan Gafatar dari berbagai daerah.
Mereka memilih tinggal di Kalimantan Barat dan meninggalkan kampung halaman, hingga ada tragedi pembakaran perkampungan Gafatar di Km 12 Moton Asam, Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kalimantan Barat.
Rencananya, mereka akan menggunakan kapal akan berangkat Jumat 22 Januari 2016 besok dan akan sandar di Pelabuhan Semarang pada Sabtu besok.
Wakil Ketua Pengurus Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan, pihaknya bersama ormas Nahdhatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kanwil Kemenag Jawa Timur telah diminta oleh Pemprov Jatim untuk membina eks pengikut Gafatar itu.
"Nanti akan ada kelas khusus untuk memberikan pemahaman tentang Islam kepada mereka," kata Nadjib, Kamis (21/1/2016).
Karantina di tempat tersebut akan dilakukan selama dua hari. Nadjib juga mengatakan, selain dibekali pemahaman tentang Islam, meraka juga akan dibekali dengan rasa pengertian agar bisa berbaur dengan masyarakat di kampung halamannya kelak.
"Kami berharap, warga juga bisa menerima kehadiran mereka kembali, karena mereka sebenarnya adalah korban," tambah Najib.
Sementara informasi yang dihimpun ada sekitar 500 warga Jawa Timur yang bergabung dengan Gafatar dari berbagai daerah.
Mereka memilih tinggal di Kalimantan Barat dan meninggalkan kampung halaman, hingga ada tragedi pembakaran perkampungan Gafatar di Km 12 Moton Asam, Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kalimantan Barat.
Rencananya, mereka akan menggunakan kapal akan berangkat Jumat 22 Januari 2016 besok dan akan sandar di Pelabuhan Semarang pada Sabtu besok.
(sms)