Siswi SMP Diarak Telanjang dapat Tawaran Jadi Anak Asuh
A
A
A
SRAGEN - RS (15) siswi SMP yang dilucuti pakaiannya dan dan diarak lantaran mengaku mencuri jemuran mendapat simpati dari berbagai pihak. Bahkan Sekretaris DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen Sugiyamto berinisiatif untuk menanggung biaya pendidikannya.
Sugiyamto yang datang bersama rombongan tiba di Kampung KrandeKan, Desa Mojorejo, Kelurahan Karangmalang Kamis (14/1/2016) berniat menyantuni keluarga RS dan bermaksud hendak bertemu korban. Namun RS sudah dibawa oleh Aliansi Peduli Perempuan dan Anak (APPS) Sragen.
Tetapi petinggi PDIP Sragen tersebut sempat bertemu dengan orang tua kandung korban. Sugiyamto juga melihat –lihat kondisi rumah keluarga korban. Dihadapannya terpampang kondiri rumah RS yang memperihatinkan.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan bersedia untuk mengangkat RS sebagai anak asuh dan menjamin kelangsungan pendidikannya. Sugiyamto juga bersedia memberi bantuan hukum bagi RS.
”Kejadian ini sangat memperihatinkan, kami siap jika pihak keluarga meminta bantuan hukum. Bahkan jika pihak keluarga mengizinkan, korban bisa jadi anak asuh kami,” tuturnya.
Sugiyamto menuturkan siap membantu pendidikan RS. Bahkan hingga sampai perguruan tinggi. Dia berharap dengan membantu RS, anak tersebut dapat meningkatkan kondisi kesejahteraan keluarganya. ”Kalau diperbolehkan, kami siap menjadi orang tua asih bagi RS hingga bisa sekolah ke perguruan tinggi,” tegasnya.
Sementara Supriyanto (47) ayah kandung korban mengaku benar benar terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya. Hatinya sakit saat mengetahui anaknya ditelanjangi dan diarak berjalan keliling kampung.
”Saya tidak tahu kejadiannya, ketika tahu saya dan istri sangat terpukul karena sampai diperlakukan seperti itu,” ungkap dia.
Supri sendiri hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Penghasilannya tidak pasti. Sedangkan istrinya yakni ibu kandung RS yakni Marsi.
Marsi yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan tidak dapat membantu banyak. Sekarang dia hanya bisa duduk di atas kursi roda bantuan seseorang tanpa banyak bisa membantu keluarga.
Supri mengatakan RS memang kembar. Saudara kembar RS saat ini tengah sekolah hingga sore di salah satu SMP Negeri di Sragen. Saudaranya saat ini sudah kelas 2.
Terkait bantuan yang akan diberikan, pihak keluarga mengaku senang. Namun masih akan mempertimbangkan dahulu tawaran tersebut.
Sugiyamto yang datang bersama rombongan tiba di Kampung KrandeKan, Desa Mojorejo, Kelurahan Karangmalang Kamis (14/1/2016) berniat menyantuni keluarga RS dan bermaksud hendak bertemu korban. Namun RS sudah dibawa oleh Aliansi Peduli Perempuan dan Anak (APPS) Sragen.
Tetapi petinggi PDIP Sragen tersebut sempat bertemu dengan orang tua kandung korban. Sugiyamto juga melihat –lihat kondisi rumah keluarga korban. Dihadapannya terpampang kondiri rumah RS yang memperihatinkan.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan bersedia untuk mengangkat RS sebagai anak asuh dan menjamin kelangsungan pendidikannya. Sugiyamto juga bersedia memberi bantuan hukum bagi RS.
”Kejadian ini sangat memperihatinkan, kami siap jika pihak keluarga meminta bantuan hukum. Bahkan jika pihak keluarga mengizinkan, korban bisa jadi anak asuh kami,” tuturnya.
Sugiyamto menuturkan siap membantu pendidikan RS. Bahkan hingga sampai perguruan tinggi. Dia berharap dengan membantu RS, anak tersebut dapat meningkatkan kondisi kesejahteraan keluarganya. ”Kalau diperbolehkan, kami siap menjadi orang tua asih bagi RS hingga bisa sekolah ke perguruan tinggi,” tegasnya.
Sementara Supriyanto (47) ayah kandung korban mengaku benar benar terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya. Hatinya sakit saat mengetahui anaknya ditelanjangi dan diarak berjalan keliling kampung.
”Saya tidak tahu kejadiannya, ketika tahu saya dan istri sangat terpukul karena sampai diperlakukan seperti itu,” ungkap dia.
Supri sendiri hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Penghasilannya tidak pasti. Sedangkan istrinya yakni ibu kandung RS yakni Marsi.
Marsi yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan tidak dapat membantu banyak. Sekarang dia hanya bisa duduk di atas kursi roda bantuan seseorang tanpa banyak bisa membantu keluarga.
Supri mengatakan RS memang kembar. Saudara kembar RS saat ini tengah sekolah hingga sore di salah satu SMP Negeri di Sragen. Saudaranya saat ini sudah kelas 2.
Terkait bantuan yang akan diberikan, pihak keluarga mengaku senang. Namun masih akan mempertimbangkan dahulu tawaran tersebut.
(sms)