Demam Berdarah Renggut Nyawa Kurani dan Nawal Leila
A
A
A
PASURUAN - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal musim penghujan telah merenggut nyawa dua anak di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sementara, puluhan pasien lainnya harus menjalani perawatan di RSUD Bangil dan RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan.
Dua nyawa yang melayang akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut yakni Kurani (7 bulan), warga Desa Nguling Kecamatan Nguling dan Nawal Leila Namira (9), warga Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati.
Kurani meninggal sebelum dirujuk ke RSUD pada Kamis pekan lalu. Sementara, Nawal Leila meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo pada Minggu kemarin.
Serangan wabah DBD di Kota dan Kabupaten Pasuruan ini mulai terjadi sejak awal tahun 2016. Puluhan pasien berbagai usia anak hingga dewasa silih berganti menjalani perawatan di RSUD Bangil dan RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan.
Pada umumnya, keluarga korban tidak mengerti penyakit apa yang tengah diderita. Mereka mengira penyakit tersebut hanya demam biasa yang bisa segera sembuh kembali. Sebab, tanda bintik merah yang menjadi ciri DBD tidak nampak saat mengalami demam.
"Saya baru tahu kalau Nawal Leila terkena DBD setelah dirawat di RSUD Tongas. Saya hanya bisa pasrah, karena saya kira penyakit demam biasa," kata Syafii, ayah Nawal Leila, Selasa (12/1/2016).
Hal serupa juga dirasakan Kholifah, kerabat seorang pasien yang menjalani perawatan di RSUD Bangil. Ia tidak menyangka keluarganya ternyata terserang wabah DBD. Beruntung ia segera mengetahui jenis penyakitnya setelah memeriksakan ke dokter.
"Saya sempat kaget, khawatir setelah mengetahui terkena DBD. Karena di kampung belum ada seorang pun yang terserang DBD. Saya bersyukur bisa segera mendapat penanganan dokter," kata Kholifah, warga Kejayan Kabupaten Pasuruan.
Humas RSUD Bangil dr Ghozali mengungkapkan, sejak awal tahun terjadi tren peningkatan pasien DBD yang dirawat di rumah sakit. Menurutnya, wabah penyakit DBD kerap menyerang pada saat datangnya musim penghujan.
"Saat ini ada tren peningkatan penyakit demam berdarah yang menjalani perawatan di rumah sakit. Demam berdarah ini bisa menyerang anak-anak hingga dewasa," kata Ghozali.
Sebagai upaya antisipasi penyebaran wabah DBD, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, di antaranya dengan menjaga kondisi sekitar rumah sebagai tempak berkembang biak dan sarang nyamuk aedes aegypti.
"Bak-bak penampungan air di sekitar rumah harus dibersihkan secara rutin. Genangan air ini menjadi salah satu tempat berkembangnya jentik nyamuk," tandas Ghozali.
PILIHAN:
Rumah Ini Pernah Jadi Markas Gafatar
Dua nyawa yang melayang akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut yakni Kurani (7 bulan), warga Desa Nguling Kecamatan Nguling dan Nawal Leila Namira (9), warga Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati.
Kurani meninggal sebelum dirujuk ke RSUD pada Kamis pekan lalu. Sementara, Nawal Leila meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo pada Minggu kemarin.
Serangan wabah DBD di Kota dan Kabupaten Pasuruan ini mulai terjadi sejak awal tahun 2016. Puluhan pasien berbagai usia anak hingga dewasa silih berganti menjalani perawatan di RSUD Bangil dan RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan.
Pada umumnya, keluarga korban tidak mengerti penyakit apa yang tengah diderita. Mereka mengira penyakit tersebut hanya demam biasa yang bisa segera sembuh kembali. Sebab, tanda bintik merah yang menjadi ciri DBD tidak nampak saat mengalami demam.
"Saya baru tahu kalau Nawal Leila terkena DBD setelah dirawat di RSUD Tongas. Saya hanya bisa pasrah, karena saya kira penyakit demam biasa," kata Syafii, ayah Nawal Leila, Selasa (12/1/2016).
Hal serupa juga dirasakan Kholifah, kerabat seorang pasien yang menjalani perawatan di RSUD Bangil. Ia tidak menyangka keluarganya ternyata terserang wabah DBD. Beruntung ia segera mengetahui jenis penyakitnya setelah memeriksakan ke dokter.
"Saya sempat kaget, khawatir setelah mengetahui terkena DBD. Karena di kampung belum ada seorang pun yang terserang DBD. Saya bersyukur bisa segera mendapat penanganan dokter," kata Kholifah, warga Kejayan Kabupaten Pasuruan.
Humas RSUD Bangil dr Ghozali mengungkapkan, sejak awal tahun terjadi tren peningkatan pasien DBD yang dirawat di rumah sakit. Menurutnya, wabah penyakit DBD kerap menyerang pada saat datangnya musim penghujan.
"Saat ini ada tren peningkatan penyakit demam berdarah yang menjalani perawatan di rumah sakit. Demam berdarah ini bisa menyerang anak-anak hingga dewasa," kata Ghozali.
Sebagai upaya antisipasi penyebaran wabah DBD, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, di antaranya dengan menjaga kondisi sekitar rumah sebagai tempak berkembang biak dan sarang nyamuk aedes aegypti.
"Bak-bak penampungan air di sekitar rumah harus dibersihkan secara rutin. Genangan air ini menjadi salah satu tempat berkembangnya jentik nyamuk," tandas Ghozali.
PILIHAN:
Rumah Ini Pernah Jadi Markas Gafatar
(zik)