Densus 88 Bongkar Rumah Teroris di Bandung, Ini Foto-fotonya
A
A
A
BANDUNG - Petugas gabungan dari Datasemen Khusus (Densus) 88, Satgasus Polda Jabar, dan Polrestabes Bandung menggeledah rumah di kampung Mengger Girang 4, RT10/8, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol.
Penggeledahan terhadap rumah pelaku teror berinisial MAS ini dilakukan berdasarkan pengembangan dari rentetan penangkapan terhadap tiga pelaku di beberapa tempat, yakni di Jakarta Utara dan Kabupaten Bandung.
Wakapolda Jabar Brigjen M Taufik yang berada di lokasi kejadian mengatakan, sebelumya polisi melakukan upaya penegakkan hukum terhadap tiga orang pelaku yang sudah diamankan.
"Kami sudah sampaikan tiga pelaku yang diamankan adalah MAS atau ACF yang di tangkap pada 8 januari 2016, di Rawabadak selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Dan penangkapan kedua terhadap AS pada 9 Januari 2016 di wilayah Ciwidey, Kabupaten Bandung. Yang ketiga penangkapan AA pada 9 Januari di Ciwidey," katanya, Minggu (11/1/2016).
Berdasarkan pantauan di lapangan, polisi memasang garis kuning di gang menuju rumah pelaku yang dilakukan penggeledahan. Penjagaan ketat pun terlihat jelas di lokasi penggeledahan.
Taufik menjelaskan, penggeledahan tersebut dilakukan lantaran pelaku diduga merupakan bagian dari kelompok terorisme.
"Kami sudah mengungkap kaitannya pelaku kelompok Solo dan ada kaitannya dengan pelaku tindakan terorisme di Bekasi. Kami lakukan pengembangan dengan apa yang kami dapat di rumah salah satu terduga pelaku teroris," terangnya.
Meski begitu, pihaknya belum dapat memastikan jika ketiga orang yang telah diamankan dan penggeledahan di rumah MAS ini ada kaitannya dengan pemboman di Kota Bandung. "Nanti kami lakukan pendalaman apakah ada kaitannya," paparnya.
Ketika disinggung barang bukti apa saja yang dibawa petugas dalam penggeledahan, Taufik belum dapat menjelaskannya.
"Saya belum lihat langsung, karena barang bukti yang ditemukan telah dibawa langsung tim. Yang pasti saya dan Kapolrestabes bertanggung jawab dalam penggerebegan ini," jelasnya.
Ditambahkan, pihaknya belum dapat mengungkap secara jelas kasus terorisme dan penggeledahan tersebut. Namun menurutnya, MAS telah menempati rumah tersebut kurang lebih selama lima tahun dan pelaku bekerja di Jakarta.
"Pelaku tinggal di bandung, tapi pada saat ditangkap tersangka di Koja, Jakarta Utara," terangnya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan, pengungkapan kasus ini masih baru sehingga pihaknya belum dapat menjelaskan secara gamblang dan detail. "Saya imbau kepada masyarakat harus selalu waspada terhadap ancaman teror," imbaunya.
Berdasarkan pangamatan di lokasi, penggeledahan sempat menggegerkan warga sekitar. Terlihat warga berbondong-bondong ke lokasi penggeledahan. Mereka tampak penasaran dengan apa yang terjadi di lokasi pemukimannya lantaran banyaknya polisi yang melakukan penjagaan ketat, baik berseragam maupun berpakaian preman.
Ketua RW 08 Abu Jahir (65) mengatakan, pihaknya mengaku kaget dengan apa yang terjadi tadi sore. Lantaran sebelumnya tak ada gerak-gerik mencurigakan di wilayahnya.
Jahir menjelaskan, jika dirinya belum pernah bertemu dengan pelaku. Di rumah tersebut, dia hanya lebih banyak bertemu dengan kakak ipar pelaku yang bekerja di pabrik. Di rumah itu pelaku hanya tinggal dengan keluarga istrinya.
"Saya belum pernah ketemu. Kalau sama kakak iparnya sering. Menurut informasi, dia datang ke sininya juga tidak jelas," ujarnya.
Namun begitu, dua bulan lalu pihaknya mengaku mendapatkan informasi jika ada salah satu warganya yang dicurigai. Pihaknya pun kaget jika yang dicurigai itu adalah MAS. "Tapi sampai sekarang enggak pernah ketemu-ketemu. Sampai katanya pelaku dua minggu lalu ke Serang, sampai sekarang enggak balik-balik lagi," ujarnya.
Sementara itu, seorang warga Jefry (24) mengatakan, dirinya tak terlalu mengenal keluarga pelaku. Menurutnya, keluarga MAS sangat tertutup dan jarang bergaul.
"Jarang ngeliat (pelaku). Ke sininya juga seminggu sekali. Kalau si tetehnya (istrinya) suka ke Jakarta juga, katanya kerja di Jakarta. Jarang bergaul dengan warga," ucapnya.
Menurutnya, pelaku MAS tinggal bersama istrinya di tanah keluarga istrinya. "Jadi itu teh rumah keluarga. Ditinggalin sama anak-anaknya. Dibagi-bagi gitu. Si teteh itu mah tinggal paling ujung," jelasnya.
Penggeladahan yang dilakukan sejam lebih ini berakhir sekitar pukul 16.30 Wib. Terlihat petugas membawa sebuah tas warna hitam yang belum diketahui isinya tersebut.
Meski sebagian petugas telah membubarkan diri, namun sebagian petugas masih melakukan penjagaan di sekitar bangunan setengah jadi yang merupakan rumah pelaku.
Penggeledahan terhadap rumah pelaku teror berinisial MAS ini dilakukan berdasarkan pengembangan dari rentetan penangkapan terhadap tiga pelaku di beberapa tempat, yakni di Jakarta Utara dan Kabupaten Bandung.
Wakapolda Jabar Brigjen M Taufik yang berada di lokasi kejadian mengatakan, sebelumya polisi melakukan upaya penegakkan hukum terhadap tiga orang pelaku yang sudah diamankan.
"Kami sudah sampaikan tiga pelaku yang diamankan adalah MAS atau ACF yang di tangkap pada 8 januari 2016, di Rawabadak selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Dan penangkapan kedua terhadap AS pada 9 Januari 2016 di wilayah Ciwidey, Kabupaten Bandung. Yang ketiga penangkapan AA pada 9 Januari di Ciwidey," katanya, Minggu (11/1/2016).
Berdasarkan pantauan di lapangan, polisi memasang garis kuning di gang menuju rumah pelaku yang dilakukan penggeledahan. Penjagaan ketat pun terlihat jelas di lokasi penggeledahan.
Taufik menjelaskan, penggeledahan tersebut dilakukan lantaran pelaku diduga merupakan bagian dari kelompok terorisme.
"Kami sudah mengungkap kaitannya pelaku kelompok Solo dan ada kaitannya dengan pelaku tindakan terorisme di Bekasi. Kami lakukan pengembangan dengan apa yang kami dapat di rumah salah satu terduga pelaku teroris," terangnya.
Meski begitu, pihaknya belum dapat memastikan jika ketiga orang yang telah diamankan dan penggeledahan di rumah MAS ini ada kaitannya dengan pemboman di Kota Bandung. "Nanti kami lakukan pendalaman apakah ada kaitannya," paparnya.
Ketika disinggung barang bukti apa saja yang dibawa petugas dalam penggeledahan, Taufik belum dapat menjelaskannya.
"Saya belum lihat langsung, karena barang bukti yang ditemukan telah dibawa langsung tim. Yang pasti saya dan Kapolrestabes bertanggung jawab dalam penggerebegan ini," jelasnya.
Ditambahkan, pihaknya belum dapat mengungkap secara jelas kasus terorisme dan penggeledahan tersebut. Namun menurutnya, MAS telah menempati rumah tersebut kurang lebih selama lima tahun dan pelaku bekerja di Jakarta.
"Pelaku tinggal di bandung, tapi pada saat ditangkap tersangka di Koja, Jakarta Utara," terangnya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan, pengungkapan kasus ini masih baru sehingga pihaknya belum dapat menjelaskan secara gamblang dan detail. "Saya imbau kepada masyarakat harus selalu waspada terhadap ancaman teror," imbaunya.
Berdasarkan pangamatan di lokasi, penggeledahan sempat menggegerkan warga sekitar. Terlihat warga berbondong-bondong ke lokasi penggeledahan. Mereka tampak penasaran dengan apa yang terjadi di lokasi pemukimannya lantaran banyaknya polisi yang melakukan penjagaan ketat, baik berseragam maupun berpakaian preman.
Ketua RW 08 Abu Jahir (65) mengatakan, pihaknya mengaku kaget dengan apa yang terjadi tadi sore. Lantaran sebelumnya tak ada gerak-gerik mencurigakan di wilayahnya.
Jahir menjelaskan, jika dirinya belum pernah bertemu dengan pelaku. Di rumah tersebut, dia hanya lebih banyak bertemu dengan kakak ipar pelaku yang bekerja di pabrik. Di rumah itu pelaku hanya tinggal dengan keluarga istrinya.
"Saya belum pernah ketemu. Kalau sama kakak iparnya sering. Menurut informasi, dia datang ke sininya juga tidak jelas," ujarnya.
Namun begitu, dua bulan lalu pihaknya mengaku mendapatkan informasi jika ada salah satu warganya yang dicurigai. Pihaknya pun kaget jika yang dicurigai itu adalah MAS. "Tapi sampai sekarang enggak pernah ketemu-ketemu. Sampai katanya pelaku dua minggu lalu ke Serang, sampai sekarang enggak balik-balik lagi," ujarnya.
Sementara itu, seorang warga Jefry (24) mengatakan, dirinya tak terlalu mengenal keluarga pelaku. Menurutnya, keluarga MAS sangat tertutup dan jarang bergaul.
"Jarang ngeliat (pelaku). Ke sininya juga seminggu sekali. Kalau si tetehnya (istrinya) suka ke Jakarta juga, katanya kerja di Jakarta. Jarang bergaul dengan warga," ucapnya.
Menurutnya, pelaku MAS tinggal bersama istrinya di tanah keluarga istrinya. "Jadi itu teh rumah keluarga. Ditinggalin sama anak-anaknya. Dibagi-bagi gitu. Si teteh itu mah tinggal paling ujung," jelasnya.
Penggeladahan yang dilakukan sejam lebih ini berakhir sekitar pukul 16.30 Wib. Terlihat petugas membawa sebuah tas warna hitam yang belum diketahui isinya tersebut.
Meski sebagian petugas telah membubarkan diri, namun sebagian petugas masih melakukan penjagaan di sekitar bangunan setengah jadi yang merupakan rumah pelaku.
(san)