Satgas Yonif 200/Raider Dikirim ke Poso untuk Tangkap Santoso
A
A
A
PALEMBANG - Prajurit terpilih Satgas Yonif 200/Raider dilepas ke wilayah Poso Sulawesi Tengah, Kamis (7/1/2016). Hal tersebut dilakukan dalam rangka membantu menciptakan dan menjaga kondisi keamanan di wilayah Poso.
Upacara pemberangkatan dua Tim Satgas Yonif 200/Raider berkekuatan 40 orang ke Poso di Lapangan Makodam II/Sriwijaya itu dipimpin Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson.
Dua Tim Prajurit dari Yonif 200/Raider yang dipimpin Lettu Inf Mahatma dan Letda Inf Afrida Satri Aji nantinya tergabung dalam Satgas Operasi Camar Maleo IV di wilayah Poso.
Sebelum berangkat ke daerah penugasan di Poso, Satgas Yonif 200/Raider terlebih dahulu akan melaksanakan latihan pratugas bersama-sama dengan prajurit satuan lain di Batujajar, Bandung.
Pangdam II/Sriwijaya dalam sambutannya mengatakan bahwa penunjukan Yonif 200/Raider oleh pimpinan TNI sebagai Satgas Camar Maleo IV merupakan suatu amanah, kehormatan, kepercayaan dan sekaligus membanggakan Kodam II/Sriwijaya, yang harus dijawab dengan karya dan hasil nyata, penuh semangat, dedikasi, dan disiplin.
"Santoso adalah satu pimpinan kelompok teroris yang sekarang bergerilya atau yang beroperasi di Poso Tengah. Ada target dari pimpinan khususnya pemerintah untuk menangkap Santoso. Dalam kesempatan ini operasi ini, Kodam II Sriwijaya diminta untuk andil membantu dalam menangkap dan memberantas Santoso," jelasnya.
Menurutnya, personel Raider itu akan bergabung dengan satuan lainnya, untuk melaksanakan praoperasi terlebih dahulu di Batujajar lalu diberangkatkan ke Poso.
"Ini pilihan kita dan keinginan mereka juga. Ada 40 anggota yang telah kita seleksi, hampir semuanya bujangan, dan mereka belum punya pengalaman di daerah seperti itu, jadi kami pun memberikan tugas untuk pengalaman serta dapat menangkap Santoso dengan gemilang, mereka ini semangat sekali. Selaku panglima saya sangat bangga kepada mereka."
Dia menambahkan, pasukan yang ditugaskan tersebut nantinya mengganti pasukan yang sudah ada di sana. Mereka bertugas selama enam bulan.
Ketika ditanya apakah TNI sudah memetakan kekuatan gerombolan Santoso dan bagaimana kekuatan mereka, dirinya menyampaikan kekuatan gerombolan tersebut telah dapat dipetakan. Pihaknya pun akan melakukan operasi sesuai dengan target yang dicapai.
"Kita menjaga kestabilan keamanan di sana. Walau saya bukan Pangdam di sana, pastinya pihak kita di situ sudah memetakan daerah-daerah di situ. Kondisi mereka juga sudah semakin terjepit dari informasi berita berita. Jadi kita pilah karena mereka ini membaur dengan masyarakat, agar sesuai dengan target."
Ketika ditanya target operasi tersebut, dirinya menjawab,"Saya tidak punya targetan hidup atau mati Santoso. Kita punya SOP-nya sendiri. Yang jelas menangkap Santoso hidup apa mati, kalau dia membahayakan ya kita sikat. Begitulah prajurit. Daripada nyawa kita, mendingan nyawa dialah."
Upacara pemberangkatan dua Tim Satgas Yonif 200/Raider berkekuatan 40 orang ke Poso di Lapangan Makodam II/Sriwijaya itu dipimpin Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson.
Dua Tim Prajurit dari Yonif 200/Raider yang dipimpin Lettu Inf Mahatma dan Letda Inf Afrida Satri Aji nantinya tergabung dalam Satgas Operasi Camar Maleo IV di wilayah Poso.
Sebelum berangkat ke daerah penugasan di Poso, Satgas Yonif 200/Raider terlebih dahulu akan melaksanakan latihan pratugas bersama-sama dengan prajurit satuan lain di Batujajar, Bandung.
Pangdam II/Sriwijaya dalam sambutannya mengatakan bahwa penunjukan Yonif 200/Raider oleh pimpinan TNI sebagai Satgas Camar Maleo IV merupakan suatu amanah, kehormatan, kepercayaan dan sekaligus membanggakan Kodam II/Sriwijaya, yang harus dijawab dengan karya dan hasil nyata, penuh semangat, dedikasi, dan disiplin.
"Santoso adalah satu pimpinan kelompok teroris yang sekarang bergerilya atau yang beroperasi di Poso Tengah. Ada target dari pimpinan khususnya pemerintah untuk menangkap Santoso. Dalam kesempatan ini operasi ini, Kodam II Sriwijaya diminta untuk andil membantu dalam menangkap dan memberantas Santoso," jelasnya.
Menurutnya, personel Raider itu akan bergabung dengan satuan lainnya, untuk melaksanakan praoperasi terlebih dahulu di Batujajar lalu diberangkatkan ke Poso.
"Ini pilihan kita dan keinginan mereka juga. Ada 40 anggota yang telah kita seleksi, hampir semuanya bujangan, dan mereka belum punya pengalaman di daerah seperti itu, jadi kami pun memberikan tugas untuk pengalaman serta dapat menangkap Santoso dengan gemilang, mereka ini semangat sekali. Selaku panglima saya sangat bangga kepada mereka."
Dia menambahkan, pasukan yang ditugaskan tersebut nantinya mengganti pasukan yang sudah ada di sana. Mereka bertugas selama enam bulan.
Ketika ditanya apakah TNI sudah memetakan kekuatan gerombolan Santoso dan bagaimana kekuatan mereka, dirinya menyampaikan kekuatan gerombolan tersebut telah dapat dipetakan. Pihaknya pun akan melakukan operasi sesuai dengan target yang dicapai.
"Kita menjaga kestabilan keamanan di sana. Walau saya bukan Pangdam di sana, pastinya pihak kita di situ sudah memetakan daerah-daerah di situ. Kondisi mereka juga sudah semakin terjepit dari informasi berita berita. Jadi kita pilah karena mereka ini membaur dengan masyarakat, agar sesuai dengan target."
Ketika ditanya target operasi tersebut, dirinya menjawab,"Saya tidak punya targetan hidup atau mati Santoso. Kita punya SOP-nya sendiri. Yang jelas menangkap Santoso hidup apa mati, kalau dia membahayakan ya kita sikat. Begitulah prajurit. Daripada nyawa kita, mendingan nyawa dialah."
(zik)