Pasien DBD di RSUD Indramayu Membludak, 5 Meninggal
A
A
A
INDRAMAYU - Pasien demam berdarah (DBD) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat meningkat tajam dalam memasuki awal Januari 2016. Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu puluhan pasien anak-anak dirawat dan lima orang lainnya meninggal dunia.
Direktur RSUD Indramayu dr Deden Bonni Koswara mengatakan, suasana ruang perawatan anak di RSUD Indramayu dipenuhi oleh pasien demam berdarah, di mana seluruh tempat tidur yang tersedia di rumah sakit tidak pernah kosong dengan pasien silih berganti terus bergantian dirawat.
“Sebagian besar pasien DBD yang dirawat di rumah sakit ini adalah masih anak anak berusia di bawah 8 tahun. Kondisi ini membuat pihak RSUD Indramayu kewalahan menangani pasien DBD yang terus berdatangan, “ kata dr Deden, Selasa (5/1/2016).
Data dari RSUD Indramayu mencatat mulai awal Januari 2016 jumlah pasien mencapai 12 orang, sementara dari bulan Oktober 2015 hingga awal Januari 2016 ini jumlah pasien DBD 64 orang dirawat dan lima orang pasien lainnya meninggal dunia.
Direktur RSUD Indramayu mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.
Sementara orangtua pasien DBD Antiyani mengaku anaknya yang terkena penyakit demam berdarah sempat panik dan khawatir karena di Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng ada pasien DBD yang meninggal dunia. Bahkan di desa mereka banyak yang terjangkit kasus demam berdarah.
Antiyani berharap pemerintah daerah agar melakukan fogging atau pengasapan di rumah mereka selama musim penghujan ini untuk mencegah wabah demam berdarah yang terus meluas di desa mereka.
Direktur RSUD Indramayu dr Deden Bonni Koswara mengatakan, suasana ruang perawatan anak di RSUD Indramayu dipenuhi oleh pasien demam berdarah, di mana seluruh tempat tidur yang tersedia di rumah sakit tidak pernah kosong dengan pasien silih berganti terus bergantian dirawat.
“Sebagian besar pasien DBD yang dirawat di rumah sakit ini adalah masih anak anak berusia di bawah 8 tahun. Kondisi ini membuat pihak RSUD Indramayu kewalahan menangani pasien DBD yang terus berdatangan, “ kata dr Deden, Selasa (5/1/2016).
Data dari RSUD Indramayu mencatat mulai awal Januari 2016 jumlah pasien mencapai 12 orang, sementara dari bulan Oktober 2015 hingga awal Januari 2016 ini jumlah pasien DBD 64 orang dirawat dan lima orang pasien lainnya meninggal dunia.
Direktur RSUD Indramayu mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.
Sementara orangtua pasien DBD Antiyani mengaku anaknya yang terkena penyakit demam berdarah sempat panik dan khawatir karena di Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng ada pasien DBD yang meninggal dunia. Bahkan di desa mereka banyak yang terjangkit kasus demam berdarah.
Antiyani berharap pemerintah daerah agar melakukan fogging atau pengasapan di rumah mereka selama musim penghujan ini untuk mencegah wabah demam berdarah yang terus meluas di desa mereka.
(sms)