Ribuan Warga Ikuti Upacara Adat Nyangku
A
A
A
CIAMIS - Ribuan warga Panjalu mengikuti Prosesi puncak Upacara Adat Nyangku. Dimana ritual upacara tersebut adalah membersihkan benda pusaka peninggalan kerajaan Panjalu atau Jamasan menggunakan air yang berasal dari sembilan mata air kahuripan di Taman Boros Ngora (alun-alun Panjalu) Kecamatan Panjalu,Kabupaten Ciamis, Senin (4/1/2016).
Kegiatan yang digelar setiap satu tahun sekali dibulan Maulid ini sekaligus sebagai peringatan Maulid nabi Muhammad SAW.
Upacara Nyangku dimulai sekitar pukul 07.30 WIB, diawali dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu dari Bumi alit tempat menyimpan benda pusaka tersebut.
Selanjutnya diarak dibawa dengan cara digendong (diais) oleh keturunan raja panjalu dan warga terpilih dan diiringi dengan solawat menuju Nusa Gede yakni sebuah pulau yang berada ditengah-tengah situ Lengkong Panjalu menggunakan perahu yang telah disediakan.
Dimana di sana terdapat makam raja panjalu yakni Prabu Borosngora untuk di ziarahkan atau ditunjukan kepada pemiliknya.
Setelah itu, pusaka-pusaka dibawa kembali menuju Taman Boros Ngora untuk dibersihkan atau jamasan, di taman tersebut satu persatu pusaka dibersihkan dengan menggunakan sembilan mata air kahuripan atau disebut ‘Cai Karomah Tirta Kahuripan’ antara lain dari Gunung Bitung Majalengka, Cilengkong Panjalu, Cipanjalu Desa Bahara, Kapunduhan Cibungir Kertamandala, Batu Bokor Cikadu Sindang Barang, Cilimus Jaya Giri, Citatah Sanding Taman, Karantenan Gunung Syawal, Pangbuangan Garahang Panjalu dan Geger Emas Ciomas.
Prosesi pembersihan pusaka dilakukan pertama dengan membuka pembungkus pusaka diatas panggung kemudian dibawa menuju tempat pembersihan yang terbuat dari bambu yang terletak di tengah-tengah taman.
Setelah dibersihkan pusaka kemudian dibungkus dan disimpan kembali ke bumi alit. Secara simbolis ada tiga benda pusaka yang dibersihkan antara lain pedang pemberian saidina ali yang dinamai Zulfikar, Kujang Panjalu dan Keris Stokkomando.
Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, upacara adat Nyangku tahun ini tidak begitu terlihat masyarakat yang berebut air bekas pencucian pusaka yang dianggap memiliki khasiat dan keberkahan tersendiri.
Saat ini panitia terus berbenah supaya adat Nyangku terhindar dari kemusrikan, namun sebagai simbol untuk mempererat silaturahmi dan menjaga kelestarian budaya lokal.
Panitia Nyangku yang juga Kepala Desa Panjalu R Haris Riswandi Cakradinata menuturkan makna dari Upacara Nyangku yakni simbol membersihkan atau mensucikan diri.
Saat ini sedikit mengalami perubahan paradigma bila dulu kegiatan tersebut bersifat terlalu buhun namun saat ini menjadi sebuah moment dan even sebagai forum silaturahmi warga Panjalu dan warga Kabupaten Ciamis.
"Dulu Nyangku ini sebagai even bertemunya para tokoh, Nyangku diadakan pada hari senin terakhir di bulan maulid," jelasnya.
Kegiatan yang digelar setiap satu tahun sekali dibulan Maulid ini sekaligus sebagai peringatan Maulid nabi Muhammad SAW.
Upacara Nyangku dimulai sekitar pukul 07.30 WIB, diawali dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu dari Bumi alit tempat menyimpan benda pusaka tersebut.
Selanjutnya diarak dibawa dengan cara digendong (diais) oleh keturunan raja panjalu dan warga terpilih dan diiringi dengan solawat menuju Nusa Gede yakni sebuah pulau yang berada ditengah-tengah situ Lengkong Panjalu menggunakan perahu yang telah disediakan.
Dimana di sana terdapat makam raja panjalu yakni Prabu Borosngora untuk di ziarahkan atau ditunjukan kepada pemiliknya.
Setelah itu, pusaka-pusaka dibawa kembali menuju Taman Boros Ngora untuk dibersihkan atau jamasan, di taman tersebut satu persatu pusaka dibersihkan dengan menggunakan sembilan mata air kahuripan atau disebut ‘Cai Karomah Tirta Kahuripan’ antara lain dari Gunung Bitung Majalengka, Cilengkong Panjalu, Cipanjalu Desa Bahara, Kapunduhan Cibungir Kertamandala, Batu Bokor Cikadu Sindang Barang, Cilimus Jaya Giri, Citatah Sanding Taman, Karantenan Gunung Syawal, Pangbuangan Garahang Panjalu dan Geger Emas Ciomas.
Prosesi pembersihan pusaka dilakukan pertama dengan membuka pembungkus pusaka diatas panggung kemudian dibawa menuju tempat pembersihan yang terbuat dari bambu yang terletak di tengah-tengah taman.
Setelah dibersihkan pusaka kemudian dibungkus dan disimpan kembali ke bumi alit. Secara simbolis ada tiga benda pusaka yang dibersihkan antara lain pedang pemberian saidina ali yang dinamai Zulfikar, Kujang Panjalu dan Keris Stokkomando.
Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, upacara adat Nyangku tahun ini tidak begitu terlihat masyarakat yang berebut air bekas pencucian pusaka yang dianggap memiliki khasiat dan keberkahan tersendiri.
Saat ini panitia terus berbenah supaya adat Nyangku terhindar dari kemusrikan, namun sebagai simbol untuk mempererat silaturahmi dan menjaga kelestarian budaya lokal.
Panitia Nyangku yang juga Kepala Desa Panjalu R Haris Riswandi Cakradinata menuturkan makna dari Upacara Nyangku yakni simbol membersihkan atau mensucikan diri.
Saat ini sedikit mengalami perubahan paradigma bila dulu kegiatan tersebut bersifat terlalu buhun namun saat ini menjadi sebuah moment dan even sebagai forum silaturahmi warga Panjalu dan warga Kabupaten Ciamis.
"Dulu Nyangku ini sebagai even bertemunya para tokoh, Nyangku diadakan pada hari senin terakhir di bulan maulid," jelasnya.
(nag)