Terjatuh ke Jurang Gunung Dempo, Roy Bisa Diselamatkan
A
A
A
PAGARALAM - Roy Martin (18), pelajar Kelas III SMA Negeri 1 Pampangan Ogan Komering Ilir (OKI) yang terjatuh ke jurang Kawah Gunung Dempo, berhasil dievakuasi.
Napas anak kedua dari pasangan Marta (52) dan Rohana (39) ini masih terengah-engah lantaran nyaris tewas terjatuh ke jurang Kawah Gunung Dempo. Dadanya sesak lantaran terbentur batu.
Roy sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan sejumlah perawat RSUD Besemah. Roy yang masih terbaring di ranjang menuturkan, pada saat itu dia mendaki bersama 21 temannya dari OKI dan Palembang ditambah teman-temannya asal Pagaralam sebagai pemandu.
"Sebelum mendaki kami terlebih dahulu melapor. Setelah itu kami melakukan pendakian bersama teman-teman," kata dia seraya menahan sakit.
Setelah tiba di Gunung Dempo, Roy dan teman-teman berfoto di tepian Kawah Gunung Api Dempo. Dia dan teman-temannya turun berkelompok.
Rombongan pertama sudah terlebih dahulu turun. Sementara, Roy termasuk ke dalam rombongan kedua berada di urutan kedua. Kemudian, rombongan lainnya masih berada di atas.
Tiba-tiba, kaki Roy terpeleset sehingga membuat tubuhnya tergelincir menghantam bebatuan di bawah.
"Saya jatuh tetapi tidak pingsan. Saya berusaha menyelamatkan diri dengan cara berpegangan di batu. Awalnya tidak bisa, tetapi berhasil memegang batu hingga selamat," ungkapnya, Selasa (29/12/2015).
Beruntung, dalam kejadian ini kaki Roy hanya terkilir pada bagian kiri. Namun, dadanya sesak agak sulit bernapas. Roy tidak jatuh ke dalam kawah seperti Aswin, warga Aur Duri Kota Pagaralam yang sampai saat ini jasadnya tidak bisa diambil.
"Kami masih menunggu hasil rontgen dari dokter. Jika sudah ada kami minta pulang karena jarak kampung kami cukup jauh membutuhkan waktu delapan jam," kata Marta, orangtua Roy.
Proses evakuasi Roy memakan waktu 10 jam. Hal ini lantaran proses evakuasi sulit, medan terjal, dan evakuasi estafet lantaran korban ditandu.
"Evakuasi secara estafet karena korban ditandu. Apalagi, medan dan cuaca yang kurang memungkinkan sehingga dibutuhkan banyak tenaga untuk mengevakuasi korban," ujar Kepala Basarnas Kota Pagaralam Lettu Jeki Chan.
Dalam proses evakuasi Roy, pihaknya menerjunkan tim penuh untuk mempermudah dan mempercepat proses evakuasi.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan bantuan relawan dan beberapa komunitas, korban berhasil dievakuasi. Korban kita larikan ke RSUD Besemah Kota Pagaralam untuk mendapakan penanganan sambil menunggu keluarga korban yang saat ini dalam perjalanan menuju Pagaralam," jelasnya.
Napas anak kedua dari pasangan Marta (52) dan Rohana (39) ini masih terengah-engah lantaran nyaris tewas terjatuh ke jurang Kawah Gunung Dempo. Dadanya sesak lantaran terbentur batu.
Roy sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan sejumlah perawat RSUD Besemah. Roy yang masih terbaring di ranjang menuturkan, pada saat itu dia mendaki bersama 21 temannya dari OKI dan Palembang ditambah teman-temannya asal Pagaralam sebagai pemandu.
"Sebelum mendaki kami terlebih dahulu melapor. Setelah itu kami melakukan pendakian bersama teman-teman," kata dia seraya menahan sakit.
Setelah tiba di Gunung Dempo, Roy dan teman-teman berfoto di tepian Kawah Gunung Api Dempo. Dia dan teman-temannya turun berkelompok.
Rombongan pertama sudah terlebih dahulu turun. Sementara, Roy termasuk ke dalam rombongan kedua berada di urutan kedua. Kemudian, rombongan lainnya masih berada di atas.
Tiba-tiba, kaki Roy terpeleset sehingga membuat tubuhnya tergelincir menghantam bebatuan di bawah.
"Saya jatuh tetapi tidak pingsan. Saya berusaha menyelamatkan diri dengan cara berpegangan di batu. Awalnya tidak bisa, tetapi berhasil memegang batu hingga selamat," ungkapnya, Selasa (29/12/2015).
Beruntung, dalam kejadian ini kaki Roy hanya terkilir pada bagian kiri. Namun, dadanya sesak agak sulit bernapas. Roy tidak jatuh ke dalam kawah seperti Aswin, warga Aur Duri Kota Pagaralam yang sampai saat ini jasadnya tidak bisa diambil.
"Kami masih menunggu hasil rontgen dari dokter. Jika sudah ada kami minta pulang karena jarak kampung kami cukup jauh membutuhkan waktu delapan jam," kata Marta, orangtua Roy.
Proses evakuasi Roy memakan waktu 10 jam. Hal ini lantaran proses evakuasi sulit, medan terjal, dan evakuasi estafet lantaran korban ditandu.
"Evakuasi secara estafet karena korban ditandu. Apalagi, medan dan cuaca yang kurang memungkinkan sehingga dibutuhkan banyak tenaga untuk mengevakuasi korban," ujar Kepala Basarnas Kota Pagaralam Lettu Jeki Chan.
Dalam proses evakuasi Roy, pihaknya menerjunkan tim penuh untuk mempermudah dan mempercepat proses evakuasi.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan bantuan relawan dan beberapa komunitas, korban berhasil dievakuasi. Korban kita larikan ke RSUD Besemah Kota Pagaralam untuk mendapakan penanganan sambil menunggu keluarga korban yang saat ini dalam perjalanan menuju Pagaralam," jelasnya.
(zik)