Teliti PPP, Calon Dubes RI di Azerbaijan Raih Gelar Doktor

Minggu, 13 Desember 2015 - 15:40 WIB
Teliti PPP, Calon Dubes...
Teliti PPP, Calon Dubes RI di Azerbaijan Raih Gelar Doktor
A A A
YOGYAKARTA - Khusnan Bey Fananie yang juga calon Duta Besar (Dubes) RI untuk Azerbaijan meraih gelar doktor dalam ujian terbuka di Convention Hall, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dengan nilai sangat memuaskan.

Mantan anggota DPR ini mempertahankan disertasi berjudul "Dinamika Partai Islam di Indonesia Kontemporer: Studi Kasus Partai Persatuan Pembangunan Tahun 1999-2014" di hadapan Tim penguji yang terdiri dari Munawar Ahmad, Noorhaidi, Moch Nur Ichwan, dan Norma Permata.

Sidang promosi doktor dibuka oleh Pgs Rektor UIN Sunan Kalijaga Machasin. Bertindak sebagai promotor Bambang Cipto dan Iskandar Zulkarnain. Hadir sejumlah tokoh, yakni Ketum PPP M Romahurmuziy, mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, pimpinan Ponpes Gontor Hasan Abdullah Sahal dan sejumlah tokoh lainnya.

Dalam paparannya dijelaskan, partai politik Islam di Indonesia perlu kembali memperkuat pelembagaan partai. Hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi potensi penurunan suara di setiap ajang pemilihan umum.

"Semakin lembaganya kuat semakin mampu merangkul konstituen, serta memiliki cara untuk memenangkan pemilihan umum (pemilu)," kata Husnan Bey Fananie, Minggu (13/12/2015).

Husnan mengatakan, partai Islam kontemporer di Indonesia saat ini cenderung mengalami pelemahan dalam aspek kelembagaan. Hal itu, menurutnya rentan mengakibatkan munculnya praktik transaksional di luar kendali, serta tercerabutnya gerakan partai dari ideologinya sendiri.

"Seiring perkembangan globalisasi, kelembagaan partai memang menunjukkan penurunan," terang Ketua DPP PPP ini.

Menurut dia, naik turunnya perolehan suara partai politik Islam dalam pemilu akhir-akhir ini harus menjadi bagian dari evaluasi yang mendalam bagi partai. Itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pelembagaan politik.

Sementara itu, dengan mengambil studi kasus pada tubuh Partai Persatuan Pembangunan tahun 1999-2014, Husnan menilai dinamika internal di tubuh partai berlambang kabah tersebut juga tidak jauh dari goyahnya pelembagaan.

Dengan mengambil studi kasus pada tubuh Partai Persatuan Pembangunan tahun 1999-2014, Husnan menilai dinamika internal di tubuh partai berlambang kabah tersebut juga tidak jauh dari goyahnya pelembagaan partai.

Lemahnya pelembagaan partai itu akhirnya menumbuhkan faksi-faksi yang saling mengklaim keabsahan masing-masing, disertai dengan keluarnya beberapa elite partai.

Padahal, kata Husnan, apabila dibarengi dengan sistem pelembagaan yang baik, partai yang erat dengan model kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership) berbasis pesantren tersebut memiliki kekuatan tersendiri untuk merangkul konstituen sebanyak-banyaknya jika dibandingkan partai sekuler.

"Kepemimpinan kharismatik yang sangat kuat kultur ke-Islamannya dalam konteks PPP memang seharusnya lebih mampu membangun kelembagaannya dengan sempurna," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1939 seconds (0.1#10.140)