Berebut Warisan, Perwira Polisi Tembaki Adik Kandung
A
A
A
PAREPARE - Anggota Intelkam Polda Sulselbar AKP Kr tega menembak adik kandungnya sendiri Thalib (37) guru salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang.
Peristiwa yang terjadi pada Jumat siang (11/12/2015) sekitar pukul 16.15 Wita di salah satu lahan peternakan sapi Lappa-lappae, Kecamatan Suppa ini disebabkan karena perebutan lahan warisan.
Informasi yang didapatkan, penembakan itu bermula ketika korban dan kakaknya yang seorang perwira pertama Polri ini terlibat adu mulut terkait sengketa lahan warisan.
Tahu-tahu, pelaku yang juga mantan Kasat Intelkam Polres Kota Parepare tersebut mengeluarkan pistol revolver dan menghujamkan tembakan. Setidaknya, empat tembakan dilepaskan sang kakak terhadap adik kandungnya itu.
Thalib mengalami luka tembak pada bagian kaki dan tulang kering. Pasca kejadian, tiga anggota Sispropam Polres Kota Parepare langsung menuju ke lokasi dan mengamankan pelaku.
Sementara korban dilarikan ke RS Fatima Parepare sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Andi Makkasau untuk menjalani operasi pengangkatan proyektil yang bersarang di kakinya.
Burhanuddin, kakak korban saat ditemui mengaku berada di lokasi dan sempat melihat korban saat dihujani timah panas oleh pelaku.
"Pelaku itu kakak saya juga. Terjadi kesalahpahaman soal lahan warisan peninggalan orangtua kami. Mereka sempat bersitegang dan adu mulut, sampai akhirnya kakak saya mengeluarkan senjata dan menembak ke arah adik saya," ujarnya.
Meski saudara, kata Burhanuddin, dia berharap penembakan yang dilakukan sang kakak terhadap adiknya tersebut, tetap diproses.
"Dia (pelaku) saudara saya. Tapi bagaimanapun tetap harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami pihak keluarga meminta ini diproses hingga tuntas, " katanya.
Seorang perawat di RS Fatima mengatakan, korban terpaksa dirujuk ke rumah sakit daerah karena salah satu proyektil menembus bagian tulang kaki.
"Harus dioperasi dan ditangani dokter tulang. Saat tiba di UGD hingga akan dirujuk, kondisi pasien stabil dan tetap dalam keadaan sadar," jelasnya.
Dari olah TKP yang dilakukan, ditemukan empat selongsong peluru revolver, 1 butir peluru cets dan satu buah proyektil yang ditemukan di area ceceran darah korban.
Terpisah, Kadiv Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung Mengera mengakui insiden penembakan yang dilakukan aparat anggota Intelkam Polda Sulselbar tersebut. Pelaku bersama barang bukti, kata Frans, sudah diamankan.
"Pelaku diantar oleh anggota Polres Parepare ke Polda dan sudah kita amankan bersama barang bukti yang digunakan saat kejadian," timpalnya.
Terkait proses hukum, tambah Frans, karena pelaku adalah anggota kepolisian, maka akan tetap ditindak. Pasalnya, pelaku tidak hanya melakukan penembakan terhadap seseorang yang tidak bersenjata tapi juga dengan sengaja melukai warga.
"Meski korban adalah adik pelaku dan terjadi karena masalah keluarga, proses hukum akan tetap kita lakukan. Semua akan diproses terlebih pelaku adalah anggota kepolisian," tandasnya.
Peristiwa yang terjadi pada Jumat siang (11/12/2015) sekitar pukul 16.15 Wita di salah satu lahan peternakan sapi Lappa-lappae, Kecamatan Suppa ini disebabkan karena perebutan lahan warisan.
Informasi yang didapatkan, penembakan itu bermula ketika korban dan kakaknya yang seorang perwira pertama Polri ini terlibat adu mulut terkait sengketa lahan warisan.
Tahu-tahu, pelaku yang juga mantan Kasat Intelkam Polres Kota Parepare tersebut mengeluarkan pistol revolver dan menghujamkan tembakan. Setidaknya, empat tembakan dilepaskan sang kakak terhadap adik kandungnya itu.
Thalib mengalami luka tembak pada bagian kaki dan tulang kering. Pasca kejadian, tiga anggota Sispropam Polres Kota Parepare langsung menuju ke lokasi dan mengamankan pelaku.
Sementara korban dilarikan ke RS Fatima Parepare sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Andi Makkasau untuk menjalani operasi pengangkatan proyektil yang bersarang di kakinya.
Burhanuddin, kakak korban saat ditemui mengaku berada di lokasi dan sempat melihat korban saat dihujani timah panas oleh pelaku.
"Pelaku itu kakak saya juga. Terjadi kesalahpahaman soal lahan warisan peninggalan orangtua kami. Mereka sempat bersitegang dan adu mulut, sampai akhirnya kakak saya mengeluarkan senjata dan menembak ke arah adik saya," ujarnya.
Meski saudara, kata Burhanuddin, dia berharap penembakan yang dilakukan sang kakak terhadap adiknya tersebut, tetap diproses.
"Dia (pelaku) saudara saya. Tapi bagaimanapun tetap harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami pihak keluarga meminta ini diproses hingga tuntas, " katanya.
Seorang perawat di RS Fatima mengatakan, korban terpaksa dirujuk ke rumah sakit daerah karena salah satu proyektil menembus bagian tulang kaki.
"Harus dioperasi dan ditangani dokter tulang. Saat tiba di UGD hingga akan dirujuk, kondisi pasien stabil dan tetap dalam keadaan sadar," jelasnya.
Dari olah TKP yang dilakukan, ditemukan empat selongsong peluru revolver, 1 butir peluru cets dan satu buah proyektil yang ditemukan di area ceceran darah korban.
Terpisah, Kadiv Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung Mengera mengakui insiden penembakan yang dilakukan aparat anggota Intelkam Polda Sulselbar tersebut. Pelaku bersama barang bukti, kata Frans, sudah diamankan.
"Pelaku diantar oleh anggota Polres Parepare ke Polda dan sudah kita amankan bersama barang bukti yang digunakan saat kejadian," timpalnya.
Terkait proses hukum, tambah Frans, karena pelaku adalah anggota kepolisian, maka akan tetap ditindak. Pasalnya, pelaku tidak hanya melakukan penembakan terhadap seseorang yang tidak bersenjata tapi juga dengan sengaja melukai warga.
"Meski korban adalah adik pelaku dan terjadi karena masalah keluarga, proses hukum akan tetap kita lakukan. Semua akan diproses terlebih pelaku adalah anggota kepolisian," tandasnya.
(sms)