Perindo Mengakar hingga Tingkat Ranting
A
A
A
LEMBANG - Partai Perindo terus menggeber pembentukan kepengurusan di daerah. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) melantik pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting (DPRt).
“Kita ingin partai kita menjadi besar. Mudah-mudahan partai kita bisa menjadi partai yang paling besar,” ujar HT di Lembang, Jawa Barat, Selasa 8 Dessember kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, HT melantik pengurus 16 DPC dan 165 DPRt se-Kabupaten Bandung Barat serta 3 DPC dan 15 DPRt se-Kota Cimahi. Hal itu merupakan bentuk keseriusan Partai Perindo membangun struktur yang mengakar di masyarakat.
Organisasi yang dibangun, lanjut HT, harus solid. Untuk itu, seluruh kader dan pengurus harus memiliki pemahaman yang sama terkait visi dan misi partai, garis perjuangan partai, hingga strategi partai.
“Organisasi yang besar itu bagus, tapi besar itu harus solid. Solid artinya, organisasinya diisi SDM-SDM yang andal. Andal itu antara lain, paham perjuangan partai, paham satu sama lain, sehingga menciptakan ide dan kerjasama yang baik, sehingga akhirnya siap untuk satu pekerjaan yang besar, bersama-sama bergerak menuju tujuan yang sama,” tuturnya.
Dia mengatakan, para kader harus memahami perjuangan Partai Perindo. Yakni untuk mengembalikan Indonesia ke rel-nya. Kembali pada tujuan awal berbangsa dan bernegara yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Indonesia harus back to basic, kembali ke konstitusi. Indonesia ini makin lama makin jauh dari konstitusi, makin jauh dari tujuan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Indonesia, kata HT, sudah merdeka sejak 70 tahun lalu. Indonesia pun sudah bersatu, meski persatuan itu rapuh akibat tingginya kesenjangan sosial. Tetapi bicara kedaulatan, Indonesia dinilainya mengalami kemunduran.
Dari sisi kedaulatan pangan misalnya, negeri kaya nan subur yang dulu pernah swasembada ini, kini ketergantungan impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Beras, kedelai, cabai, bahkan garam untuk konsumsi dalam negeri pun harus didatangkan dari luar negeri. Padahal, laut Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
“Ini bisa dimasukkan dalam kategori berbahaya, karena pangan menyangkut hajat hidup orang banyak. Indonesia tidak mungkin bisa menjadi bangsa yang kuat kalau tidak bisa mengurusi pangannya sendiri, kalau tidak bisa swasembada,” katanya.
Kedaulatan ekonomi pun dinilainya mengalami kemunduran. Dia menyoroti berbagai industri strategis semisal telekomunikasi dan perbankan yang dikuasai asing. Seharusnya, industri-industri strategis itu dikelola negara atau nasional.
“Indonesia pernah mengalami dimana industri strategis dikelola negara setelah kita merdeka. Kemudian kita mulai masuk ke pasar bebas, kita masuk ke kapitalisme. Tanpa kita sadari, industri strategis mulai satu persatu dikuasai oleh asing,” timpal HT.
Dari sisi keadilan, dalam berbagai aspek Indonesia dinilainya belum adil. Keadilan hukum misalnya, sulit didapat masyarakat.
“Hukum banyak ditransaksikan. Begitu sulitnya mencari benih-benih hukum yang benar. Masyarakat Indonesia 70% belum mapan dan miskin. Begitu sulit bagi mereka untuk mencari penegakkan hukum,” katanya.
Pria asal Jawa Timur tersebut itu menambahkan, keadilan sosial juga belum dirasakan masyarakat di tanah air.
Sekitar 49% masyarakat Indonesia berpendidikan SD ke bawah. Hanya 9% yang bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
Bandingkan dengan Korea Selatan yang kemerdekaannya hanya berselang dua hari dengan Indonesia. Sekitar 85% warga Negeri Gingseng itu menikmati pendidikan hingga bangku kuliah.
Perjuangan Partai Perindo itu akan terus diserukan HT ke berbagai penjuru tanah air. Bersama pengurus DPP Partai Perindo, dia bertekad untuk melantik langsung seluruh pengurus DPC dan DPRt.
Targetnya, pelantikan DPC dan DPRt se-Indonesia rampung tahun depan. “Kita harus mengakar, betul-betul bisa bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Pada hari yang sama, HT melantik pengurus 30 DPC Kabupaten Subang dan 26 DPC Kabupaten Majalengka di Subang.
“Kader Partai Perindo harus bisa menjaga nama baik partai,” pesan Ketua DPW Jawa Barat Abdul Khaliq Ahmad.
Sebelum kembali ke Jakarta, HT dan jajaran pengurus DPP Partai Perindo diantaranya Sekjen Ahmad Rafiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Fathur Rahman, Wasekjen Donny Ferdiansyah, Wasekjen Ajun Damayanti dan Wasekjen Muhammad Sopiyan bersilaturahmi ke kantor Pasundan Ekspres.
Kedatangan HT dan rombongan disambut Direktur Pasundan Ekspres Mochamad Fauzi, Pemimpin Redaksi Lukman Nurhakim, Redaktur Pelaksana Saripudin dan Litbang Tiara Maulida.
Kepada redaksi Pasundan Ekspres, HT mengenalkan visi dan misi serta garis perjuangan Partai Perindo. Terkait Pilkada serentak yang berlangsung Rabu (9/12/2015), HT berharap Pilkada bisa berlangsung sportif, tertib dan aman.
“Pilih calon yang diyakini memiliki integritas dan kompetensi untuk membangun daerah. Pilihlah calon yang bisa memberikan solusi untuk daerah,” tandas HT. (erika octaviana)
“Kita ingin partai kita menjadi besar. Mudah-mudahan partai kita bisa menjadi partai yang paling besar,” ujar HT di Lembang, Jawa Barat, Selasa 8 Dessember kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, HT melantik pengurus 16 DPC dan 165 DPRt se-Kabupaten Bandung Barat serta 3 DPC dan 15 DPRt se-Kota Cimahi. Hal itu merupakan bentuk keseriusan Partai Perindo membangun struktur yang mengakar di masyarakat.
Organisasi yang dibangun, lanjut HT, harus solid. Untuk itu, seluruh kader dan pengurus harus memiliki pemahaman yang sama terkait visi dan misi partai, garis perjuangan partai, hingga strategi partai.
“Organisasi yang besar itu bagus, tapi besar itu harus solid. Solid artinya, organisasinya diisi SDM-SDM yang andal. Andal itu antara lain, paham perjuangan partai, paham satu sama lain, sehingga menciptakan ide dan kerjasama yang baik, sehingga akhirnya siap untuk satu pekerjaan yang besar, bersama-sama bergerak menuju tujuan yang sama,” tuturnya.
Dia mengatakan, para kader harus memahami perjuangan Partai Perindo. Yakni untuk mengembalikan Indonesia ke rel-nya. Kembali pada tujuan awal berbangsa dan bernegara yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Indonesia harus back to basic, kembali ke konstitusi. Indonesia ini makin lama makin jauh dari konstitusi, makin jauh dari tujuan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Indonesia, kata HT, sudah merdeka sejak 70 tahun lalu. Indonesia pun sudah bersatu, meski persatuan itu rapuh akibat tingginya kesenjangan sosial. Tetapi bicara kedaulatan, Indonesia dinilainya mengalami kemunduran.
Dari sisi kedaulatan pangan misalnya, negeri kaya nan subur yang dulu pernah swasembada ini, kini ketergantungan impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Beras, kedelai, cabai, bahkan garam untuk konsumsi dalam negeri pun harus didatangkan dari luar negeri. Padahal, laut Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
“Ini bisa dimasukkan dalam kategori berbahaya, karena pangan menyangkut hajat hidup orang banyak. Indonesia tidak mungkin bisa menjadi bangsa yang kuat kalau tidak bisa mengurusi pangannya sendiri, kalau tidak bisa swasembada,” katanya.
Kedaulatan ekonomi pun dinilainya mengalami kemunduran. Dia menyoroti berbagai industri strategis semisal telekomunikasi dan perbankan yang dikuasai asing. Seharusnya, industri-industri strategis itu dikelola negara atau nasional.
“Indonesia pernah mengalami dimana industri strategis dikelola negara setelah kita merdeka. Kemudian kita mulai masuk ke pasar bebas, kita masuk ke kapitalisme. Tanpa kita sadari, industri strategis mulai satu persatu dikuasai oleh asing,” timpal HT.
Dari sisi keadilan, dalam berbagai aspek Indonesia dinilainya belum adil. Keadilan hukum misalnya, sulit didapat masyarakat.
“Hukum banyak ditransaksikan. Begitu sulitnya mencari benih-benih hukum yang benar. Masyarakat Indonesia 70% belum mapan dan miskin. Begitu sulit bagi mereka untuk mencari penegakkan hukum,” katanya.
Pria asal Jawa Timur tersebut itu menambahkan, keadilan sosial juga belum dirasakan masyarakat di tanah air.
Sekitar 49% masyarakat Indonesia berpendidikan SD ke bawah. Hanya 9% yang bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
Bandingkan dengan Korea Selatan yang kemerdekaannya hanya berselang dua hari dengan Indonesia. Sekitar 85% warga Negeri Gingseng itu menikmati pendidikan hingga bangku kuliah.
Perjuangan Partai Perindo itu akan terus diserukan HT ke berbagai penjuru tanah air. Bersama pengurus DPP Partai Perindo, dia bertekad untuk melantik langsung seluruh pengurus DPC dan DPRt.
Targetnya, pelantikan DPC dan DPRt se-Indonesia rampung tahun depan. “Kita harus mengakar, betul-betul bisa bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Pada hari yang sama, HT melantik pengurus 30 DPC Kabupaten Subang dan 26 DPC Kabupaten Majalengka di Subang.
“Kader Partai Perindo harus bisa menjaga nama baik partai,” pesan Ketua DPW Jawa Barat Abdul Khaliq Ahmad.
Sebelum kembali ke Jakarta, HT dan jajaran pengurus DPP Partai Perindo diantaranya Sekjen Ahmad Rafiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Fathur Rahman, Wasekjen Donny Ferdiansyah, Wasekjen Ajun Damayanti dan Wasekjen Muhammad Sopiyan bersilaturahmi ke kantor Pasundan Ekspres.
Kedatangan HT dan rombongan disambut Direktur Pasundan Ekspres Mochamad Fauzi, Pemimpin Redaksi Lukman Nurhakim, Redaktur Pelaksana Saripudin dan Litbang Tiara Maulida.
Kepada redaksi Pasundan Ekspres, HT mengenalkan visi dan misi serta garis perjuangan Partai Perindo. Terkait Pilkada serentak yang berlangsung Rabu (9/12/2015), HT berharap Pilkada bisa berlangsung sportif, tertib dan aman.
“Pilih calon yang diyakini memiliki integritas dan kompetensi untuk membangun daerah. Pilihlah calon yang bisa memberikan solusi untuk daerah,” tandas HT. (erika octaviana)
(sms)