Penanggulangan HIV/AIDS di Anambas Masih Rendah

Kamis, 03 Desember 2015 - 01:00 WIB
Penanggulangan HIV/AIDS...
Penanggulangan HIV/AIDS di Anambas Masih Rendah
A A A
ANAMBAS - Dengan alasan keterbatasan anggaran upaya pemerintah untuk penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Anambas masih rendah.

Bahkan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersinggungan dengan penanggulangan HIV/AIDS tidak memasukkan program untuk memutus mata rantai penyakit yang mematikan itu.

"Selama ini kita telah koordinasi dengan beberapa SKPD terkait. Namun mereka hanya sebatas imbauan dan memberikan informasi. Tapi kita sangat menyayangkan karena dalam program tidak ada penanggulangan HIV/AIDS ini dengan alasan keterbatasan anggaran," kata Kepala Sekretariat Komisi Penagggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Kepulauan Anambas, Sri Wahyuni kepada sejumlah wartawan, Rabu (2/12/2015).

Sri Wahyuni juga menambahkan, selama ini KPA sangat kesulitan mencari orang yang peduli dengan HIV AIDS. Hal ini diperkirakan karena masyarakat merasa ketakutan akan penyakit menular yang mematikan.

Namun KPA berusaha dengan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka memahami penyakit HIV/ AIDS.

"Sampai saat ini kami tetap berupaya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, baik ke oraganisasi agar mereka memahami penularan HIV/ AIDS itu. Kami hanya ingin menyampaikan kepada masyarakat bagaimana tata cara untuk memutus mata rantai penyakit ini," katanya.

Dikonfirmasi, pengelola program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Pemkab ‎Anambas, Firmansyah mengatakan, untuk memutus mata rantai HIV/AIDS di Anambas dapat dilakukan, salahsatunya dengan memeriksakan ke klinik VCT yang ada di Puskemas Tarempa.

"Masyarakat bisa memeriksakan diri ke ke klinik VCT yang ada di Puskemas Tarempa. Ini tergantung kesadaran masyarakat itu sendiri. Tapi selama ini kita lihat respon masyarakat untuk memeriksakan dirinya masih rendah," ujar Firmansyah.

Ketika disinggung mengenai jumlah penderita HIV AIDS, Firmansyah mengaku, saat ini sudah ada 29 orang penderita HIV/AIDS di Anambas.

Angka ini merupakan akumulatif dari tahun 2012-2015 dengan rincian penderita laki-laki sebanyak 15 orang, dan perempuan sebanyak 14 orang. Dari data yang diterimanya sudah ada 6 orang meninggal dunia.

"Data yang kita himpun selama dua tahun ini sudah ada 6 orang yang meninggal dunia. Sementara lima orang masih menjalani pengobatan dan yang lainnya telah berpindah tempat keluar dari daerah Kabupaten Kepulauan Anambas," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0846 seconds (0.1#10.140)