Benua Atlantis Diyakini Berada di Pulau Kalimantan
A
A
A
BANDUNG - Penulis buku Atlantis The Lost City Is In Java Sea Dhani Irwanto menyebutkan, benua Atlantis yang dalam cerita Plato digambarkan sebagai negeri kaya raya yang hilang di bawah laut berada di Pulau Kalimantan.
"Berdasarkan referensi Plato, Benua Atlantis berada di daratan yang rata dan halus, serta memiliki turunan menuju laut dan dikelilingi oleh pengunungan yang indah, besar dan kecil," katanya, Rabu (2/12/2015).
Ditambahkan dia, pegunungan yang indah itu identik dengan Pegunungan Muller Schwaner dan Meratus. Plato juga menyebutkan, dataran Atlantis ini menghadap ke selatan dan terlindung di sebelah utara berbentuk persegi dan lonjong.
"Panjangnya 555 kilometer dan lebarnya 370 kilometer. Plato juga menyebutkan bahwa sungai-sungai di Atlantis berasal dari Pegunungan Muller Schaner dan Meratus," ungkapnya.
Penggambaran Plato ini dinilainya sesuai dengan kondisi alam kepulauan Jawa, Sumatera, dan Kalimantan saat masih bersatu. Saat itu, sungai menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Bahkan hingga saat ini.
"Atlantis diperkirakan berada di atas Pulau Bawean, di sekitar Pulau Kalimantan. Ini sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan Plato, bahwa Atlantis terletak dalam sebuah selat yang memiliki pelabuhan," ungkapnya.
Dia melanjutkan, secara kondisi lingkungan, formasi geologi, dan kegiatan tektoni, Pulau Bawean memiliki kemiripan dengan Atlantis hingga 95% lebih. Apalagi, Atlantis disebutkan tenggelam akibat gempa dan tsunami yang luar biasa.
"Hal itu semakin dikuatkan karena ternyata Pulau Bawean yang terbentuk di masa Paleogen dan Neogen melalui proses tektoknik yang disebabkan oleh patahan ekstensional di Laut Jawa dan Kalimantan," paparnya.
Dia melanjutkan, menurut Plato di Atlantis terdapat tiga batuan berwarna putih, hitam, dan merah. Namun tidak disebutkan secara detail jenis batunya apa. Di Pulau Bawean, bebatuan itu ada.
"Karena pulau ini terdiri dari 85% batuan beku, seperti batuan berwarna putih (asam), hitam (basa), dan merah (oksida besi). Namun hingga kini saya belum pernah menyelami kawasan itu, karena daerahnya cukup berbahaya," jelasnya.
Lebih jauh ahli hidrologist asal Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyimpulkan, Atlantis yang berukuran seperti provinsi ini telah tertutup terumbu karang setinggi 50 meter lebih. Menurutnya dibutuhkan peralatan canggih dengan teknik selam tinggi untuk bisa melihatnya.
PILIHAN:
Indonesia Benua Atlantis yang Hilang
Nabi Sulaiman Meninggal di Indonesia?
"Berdasarkan referensi Plato, Benua Atlantis berada di daratan yang rata dan halus, serta memiliki turunan menuju laut dan dikelilingi oleh pengunungan yang indah, besar dan kecil," katanya, Rabu (2/12/2015).
Ditambahkan dia, pegunungan yang indah itu identik dengan Pegunungan Muller Schwaner dan Meratus. Plato juga menyebutkan, dataran Atlantis ini menghadap ke selatan dan terlindung di sebelah utara berbentuk persegi dan lonjong.
"Panjangnya 555 kilometer dan lebarnya 370 kilometer. Plato juga menyebutkan bahwa sungai-sungai di Atlantis berasal dari Pegunungan Muller Schaner dan Meratus," ungkapnya.
Penggambaran Plato ini dinilainya sesuai dengan kondisi alam kepulauan Jawa, Sumatera, dan Kalimantan saat masih bersatu. Saat itu, sungai menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Bahkan hingga saat ini.
"Atlantis diperkirakan berada di atas Pulau Bawean, di sekitar Pulau Kalimantan. Ini sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan Plato, bahwa Atlantis terletak dalam sebuah selat yang memiliki pelabuhan," ungkapnya.
Dia melanjutkan, secara kondisi lingkungan, formasi geologi, dan kegiatan tektoni, Pulau Bawean memiliki kemiripan dengan Atlantis hingga 95% lebih. Apalagi, Atlantis disebutkan tenggelam akibat gempa dan tsunami yang luar biasa.
"Hal itu semakin dikuatkan karena ternyata Pulau Bawean yang terbentuk di masa Paleogen dan Neogen melalui proses tektoknik yang disebabkan oleh patahan ekstensional di Laut Jawa dan Kalimantan," paparnya.
Dia melanjutkan, menurut Plato di Atlantis terdapat tiga batuan berwarna putih, hitam, dan merah. Namun tidak disebutkan secara detail jenis batunya apa. Di Pulau Bawean, bebatuan itu ada.
"Karena pulau ini terdiri dari 85% batuan beku, seperti batuan berwarna putih (asam), hitam (basa), dan merah (oksida besi). Namun hingga kini saya belum pernah menyelami kawasan itu, karena daerahnya cukup berbahaya," jelasnya.
Lebih jauh ahli hidrologist asal Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyimpulkan, Atlantis yang berukuran seperti provinsi ini telah tertutup terumbu karang setinggi 50 meter lebih. Menurutnya dibutuhkan peralatan canggih dengan teknik selam tinggi untuk bisa melihatnya.
PILIHAN:
Indonesia Benua Atlantis yang Hilang
Nabi Sulaiman Meninggal di Indonesia?
(hyk)