Lakukan Seks Bebas, 10 Mahasiswa di Tulungagung Tertular HIV/AIDS

Jum'at, 27 November 2015 - 20:57 WIB
Lakukan Seks Bebas,...
Lakukan Seks Bebas, 10 Mahasiswa di Tulungagung Tertular HIV/AIDS
A A A
TULUNGAGUNG - Sebanyak 26 bocah berusia di bawah 10 tahun, di Kabupaten Tulungagung, terjangkit virus HIV/AIDS. Penyakit yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh itu juga ditemukan pada 10 orang pelajar dan mahasiswa.

"Untuk kasus yang ditemukan di kelompok anak-anak tertular dari ibunya. Sedangkan ibunya terinfeksi dari suaminya," ujar Ifada selaku pengelola program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Tulungagung, Jumat (27/11/2015).

Tercatat, secara akumulatif mulai tahun 2006-2015, kasus HIV/AIDS di Tulungagung mencapai 1.244 kasus. Sebanyak 306 Odha di antaranya telah menemui ajal. Seks bebas dengan berganti ganti pasangan merupakan penyebab utama.

Fakta itu juga berlaku pada kasus yang terjadi di kelompok pelajar dan mahasiswa. Dampak seks bebas, seorang ibu rumah tangga (IRT) tertular pasangan hidupnya.

Bahkan, kelompok IRT menempati posisi terbesar kedua setelah kelompok pekerja nonprofesional dengan masing-masing 270 kasus dan 328 kasus. Di bawah IRT menyusul kelompok PSK dan buruh migran, masing-masing 210 kasus dan 108 kasus.

"Secara statistik, kasus 95% Odha tertular dari hubungan seksual. Sedangkan akibat penggunaan jarum narkoba hanya sebagian kecil," ungkap Ifada.

Dari 1.244 kasus yang terdata, 1.197 kasus di antaranya disebabkan seks bebas. Sedangkan jarum suntik narkoba hanya 18 kasus dan terhitung lima tahun sejak KPA berdiri. “Jenis kelamin Odha antara pria dan wanita jumlahnya imbang,“ paparnya.

Lebih jauh, Ifada menjelaskan tingginya penyebaran HIV/AIDS di Tulungagung disebabkan tiga, pertama adanya sejumlah titik lokalisasi, perkembangan tempat hiburan yang menyediakan aktivitas seks terselubung, dan fenomena buruh migran.

“Dan ini merupakan PR kita bersama, mengingat kasus HIV/AIDS di Tulungagung menduduki lima besar di Jawa Timur," tegasnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung telah menambah empat puskesmas yang menyediakan layanan komperehensif bersama (LKB). LKB berfungsi untuk mendeteksi potensi sebaran penyakit HIV/AIDS sejak dini.

“Sebelumnya kami sudah memiliki delapan puskesmas yang memiliki LKB. Di sana juga dilengkapi klinik VCT," ujar Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung Didik Eka.

Empat puskesmas itu berada di Kecamatan Sendang, Kauman, Tulungagung, dan Gondang. Sebelumnya, delapan puskesmas yang sama berdiri di Ngunut, Ngantru, Kalidawir, Campurdarat, Simo, Pagerwojo, Sumbergempol, dan Bandung.

Menurut Didik, kasus HIV/AIDS di Tulungagung cenderung merata. Namun di Kecamatan Kedungwaru, Ngunut, Tulungagung, dan Ngantru, kasus masih mendominasi. “Dan ini memang menjadi kewajiban kita bersama menangani persoalan ini," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1753 seconds (0.1#10.140)