Picu Inflasi, Pemkot Kediri Sarankan Belanja Elpiji di Pangkalan

Rabu, 18 November 2015 - 07:23 WIB
Picu Inflasi, Pemkot Kediri Sarankan Belanja Elpiji di Pangkalan
Picu Inflasi, Pemkot Kediri Sarankan Belanja Elpiji di Pangkalan
A A A
KEDIRI - Belanja tabung gas elpiji di tingkat pengecer memicu terjadinya inflasi di Kota Kediri.

Sebab transaksi elpiji 3 kilogram di pengecer mengakibatkan harga melambung tinggi. Yakni di kisaran Rp 19.000-Rp 20.000.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Kediri Yetty Sisworini meminta masyarakat melakukan peralihan transaksi di pangkalan.

Hal itu mengingat pemerintah telah mematok harga elpiji subsidi di pangkalan sebesar Rp 16.000.

"Masyarakat sebaiknya melakukan pembelian di pangkalan saja, " ujar Yetty kepada wartawan di sela acara rapat koordinasi pemantauan Inflasi di Kantor Bank Indonesia Kediri Selasa 17 November 2015.

Dikatakan, Kendati masih dalam jangkauan ekonomi masyarakat, bandrol tabung elpiji di tingkat eceran di Kota Kediri cenderung tinggi. Ia menuding hal itu disebabkan pedagang eceran tidak memiliki standarisasi harga.

"Persoalan tidak adanya standarisasi harga yang membuat harga elpiji melebihi ketentuan, "paparnya.

Sementara Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Kediri David Y Wahyudi menuding kelompok petani sebagai penyebab melambungnya harga elpiji.

Menurutnya banyak petani yang memilih menggunakan elpji 3 kilogram untuk mengoperasikan mesin penyedot air di sawah. Pilihan elpiji disebabkan lebih mahalnya harga BBM non subsidi.

"Bahkan yang terbaru pabrikan mengeluarkan mesin pompa air dengan dua jenis sumber energi, yakni minyak dan gas, " ujarnya.

David menyatakan dukungan himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk berbelanja elpiji di pangkalan.

Sebab solusi itu diyakini mampu menekan harga elpiji yang bisa berdampak pada naiknya harga di sektor makanan. "Dan kalau ada pangkalan yang menolak melayani bisa dilaporkan, " tegasnya.

Di tempat yang sama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto optimistis inflasi tidak akan terjadi hingga akhir tahun 2015.

Sebab dua indikator pemicu inflasi, yakni kebutuhan pangan dan BBM dalam keadaan stagnan, bahkan relatif turun. Djoko mencontohkan pemerintah yang berencana mengimpor beras guna menekan harga beras di Jawa Timur.

"Harga daging sapi tak ada pergerakan melonjak di akhir tahun. Bahkan harga BBM malah kabarnya akan turun, " pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6315 seconds (0.1#10.140)